backup og meta

Strict Parents, Kenali Ciri dan Dampaknya pada Anak

Strict Parents, Kenali Ciri dan Dampaknya pada Anak

Ketika mendengar istilah strict parents, apa yang muncul di dalam benak Anda? Ya, salah satu jenis pola asuh anak ini dikenal sangat ketat, tapi diyakini mampu membentuk perilaku anak yang lebih disiplin. Namun, benarkah demikian? Kira-kira adakah dampak strict parents pada anak? Berikut ini jawabannya.

Apa itu strict parents?

Strict parents adalah orangtua yang menempatkan standar dan tuntutan yang tinggi pada anaknya. Biasanya, orangtua yang menerapkan pola asuh ini memiliki sifat otoriter atau otoritatif.

Orangtua dapat dikatakan otoritatif ketika menerapkan tuntutan yang tinggi kepada anak, tapi disertai dengan dukungan serta perhatian penuh semata-mata demi tumbuh kembang anak yang lebih baik.

Sayangnya sebagian besar strict parents justru bersifat otoriter.

Ini ditandai dengan sikap orangtua yang keras atau cenderung mengekang dan tidak membebaskan anaknya untuk menyuarakan pendapat, yang juga dapat menjadi ciri-ciri toxic parents.

Strict parents mengharapkan anak-anak untuk mengikuti aturan yang dibuat tanpa banyak melawan.

Bahkan, orangtua tidak segan-segan menghukum anak-anaknya dengan keras ketika mereka tidak patuh.

Meskipun memiliki batasan dan ekspektasi terhadap anak Anda itu merupakan hal yang baik, tapi aturan yang tegas juga harus diimbangi dengan perhatian dan rasa hormat terhadap anak.

Apa ciri-ciri strict parents?

pola asuh mencegah bullying

Gaya pengasuhan yang strict sering kali bukan sesuatu yang dilakukan orangtua dengan sengaja. Oleh karena itu, kenali ciri-ciri strict parents berikut ini.

1. Suka menuntut dan banyak aturan

Strict parents biasanya memiliki banyak tuntutan kepada anak, tapi tidak memberikan ruang bagi anak untuk bernegosiasi.

Selain itu, peraturan yang diterapkan oleh orangtua sering kali tidak dibuat secara terbuka dan dijelaskan terlebih dahulu kepada anak.

Orangtua mengharapkan anak-anak mereka menjunjung tinggi aturan dan standar tanpa membuat kesalahan sedikit pun yang bisa berujung pada hukuman untuk anak.

2. Jarang memberi perhatian dan kasih sayang

Orangtua dengan gaya pengasuhan yang strict ini sering kali terkesan dingin dan kasar.

Mereka lebih cenderung suka mengomel atau membentak anak-anak daripada memberikan dukungan dan pujian.

Pasalnya, strict parents lebih menghargai kedisiplinan daripada kesenangan dalam pola asuh.

3. Memberikan hukuman fisik

Alih-alih menjelaskan baik-baik kepada si Kecil, orangtua yang strict biasanya akan bereaksi dengan cepat dan kasar saat mengetahui anaknya telah melanggar aturan.

Bahkan, mereka tidak ragu-ragu untuk memberikan hukuman fisik, seperti memukul anak bahkan menampar, mencubit, atau menendangnya.

4. Tidak percaya kepada anak

Strict parents biasanya cenderung tidak mempercayai anaknya untuk membuat pilihan atas hidupnya sendiri.

Daripada membiarkan anak-anaknya membuat keputusan sendiri dan menghadapi konsekuensi atas pilihan tersebut, orangtua yang strict akan mengawasi buah hatinya untuk memastikan jika mereka tidak melakukan kesalahan.

5. Merendahkan harga diri anak

Bukannya mencari cara untuk mendorong kepercayaan diri si Kecil, strict parents sering kali malah mempermalukan anak yang diyakini dapat memotivasinya untuk berperilaku lebih baik.

Orangtua kerap membuat anaknya malu sebagai taktik untuk memaksa mereka mengikuti aturan yang telah dibuatnya.

Apa efek dari strict parents pada anak?

anak takut orang tua

Setelah mengenali ciri-cirinya, penting untuk tahu bahaya atau dampak strict parents bagi anak, di antaranya sebagai berikut.

1. Perilaku yang bermasalah

Mengutip American Psychological Association, sebuat penelitian terhadap 600 anak berusia 8 hingga 10 tahun membuktikan bahwa mereka yang memiliki strict parents mengalami masalah perilaku yang paling banyak.

Pada penelitian tersebut, efek atau dampak strict parents menjadikan anak-anak berperilaku lebih suka menantang, hiperaktif, agresi, dan perilaku antisosial.

Mereka juga memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosi dan lebih sedikit berperilaku secara prososial layaknya anak pada umumnya.

2. Menimbulkan depresi

Bahaya anak-anak yang memiliki orangtua yang strict, yakni lebih rentan mengalami depresi. Bagaimana tidak, orangtua bersikeras pada hal-hal yang dilakukan persis seperti yang mereka minta.

Jika anak berbuat kesalahan, orangtua akan dengan cepat memberikan hukuman fisik kepada si Kecil. Saat ada di rumah, anak-anak memiliki batasan yang ditetapkan sepihak oleh orangtua mereka.

Selain itu, mereka juga mendikte apa saja yang harus anak-anak lakukan dan bagaimana mereka harus melakukannya.

Menurut University of Georgia, ketika anak-anak telah mencapai usia remaja dan menjadi lebih mandiri, banyak hal yang belum sempat mereka pelajari, termasuk cara mengendalikan emosi dan membuat keputusan yang terbaik sendiri.

Jadi, ketika orangtua sendiri bersikap terlalu mendikte dan mengekang, anak tidak mampu belajar dengan baik bagaimana harus mengendalikan emosi serta membuat keputusan dalam hidupnya.

3. Memiliki kepribadian yang licik

Dampak lain orangtua yang super ketat atau strict parents, yaitu akan membentuk kepribadian anak yang licik. Anak-anak ini akan belajar menjadi “aktor” yang baik.

Mereka berperilaku baik di rumah, tetapi bertindak berbeda ketika orangtua mereka tidak ada.

Hal itu dikarenakan orangtua tidak menjadikan dirinya sebagai “rumah” yang aman bagi anak-anaknya.

Justru sebaliknya, anak yang dibesarkan dengan aturan ketat akan cenderung pandai berbohong dan menyembunyikan sesuatu agar tidak mendapat masalah.

4. Kurang memiliki harga diri dan kepercayaan diri

Memiliki strict parents membuat si Kecil terbiasa diberi tahu apa yang harus ia lakukan dan cenderung menjadi ketergantungan dengan keputusan orangtua.

Anak-anak menjadi kurang harga diri dan kepercayaan diri untuk memutuskan dan khawatir tentang membuat pilihan yang salah.

Ini merupakan salah santu bentuk dari kesalahan mendidik anak.

5. Kesejahteraan mental yang terganggu

Untuk menjadi orang yang berkompeten dan sehat, anak-anak perlu mengembangkan keterampilan yang memungkinkannya berpikir fleksibel dalam lingkungan sosial yang kompleks.

Sementara itu, orangtua yang memiliki aturan yang kaku biasanya akan melakukan kontrol psikologis dan perilaku dengan ketat yang mungkin dapat mengganggu mental anak-anak.

Kurangnya fleksibilitas psikologis dan keterampilan pengaturan emosi yang dimiliki anak strict parents ini akan berdampak pada perkembangan mentalnya.

Selain depresi, pola asuh yang keras seperti ini sangat berkaitan dengan gangguan mental yang dapat dikembangkan si Kecil di kemudian hari.

Kondisi ini termasuk gangguan kecemasan​, obsessive-compulsive disorder (OCD), disosiasi, suka menyakiti diri sendiri, penggunaan narkoba, dan penyalahgunaan alkohol.

Jadi, jangan sampai anak mendapat efek buruk seperti di atas. Pastikan orangtua selalu memberikan dukungan kepada anak guna mencapai tumbuh kembang yang optimal hingga masa dewasanya.

Kesimpulan

  • Pola asuh strict parents memang bertujuan mendisiplinkan anak dengan menerapkan aturan yang ketat dan ekspektasi tinggi. Namun, jika dilakukan secara berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan emosional anak, pola asuh ini justru membawa dampak negatif.
  • Anak-anak yang dibesarkan dengan strict parents cenderung mengalami masalah perilaku, rentan terhadap depresi, memiliki harga diri rendah, dan menunjukkan perilaku licik.
  • Selain itu, kesejahteraan mental anak dapat terganggu, seperti munculnya gangguan kecemasan atau bahkan penyalahgunaan zat terlarang.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

APA PsycNet. (n.d.). APA PsycNet. Retrieved 2 January 2025, from https://psycnet.apa.org/record/2018-46989-001

Beeson, L. (2020, October 1). Strict parenting may cause adolescents to act out. UGA Today. Retrieved 2 January 2025, from https://news.uga.edu/strict-parenting-may-cause-acting-out/

Hidalgo, E. (2021, September 9). Stricter is better?: Being raised by strict parents leads to efficient adults. The Outlook. Retrieved 2 January 2025, from https://outlook.monmouth.edu/2017/04/writerstricter-is-better-being-raised-by-strict-parents-leads-to-efficient-adults/

Finds, S. (2022, October 18). Kids with strict parents more likely to develop depression, study says. Study Finds. Retrieved 2 January 2025, from https://studyfinds.org/kids-strict-parents-depression/

Is it good for children to have strict parents? (n.d.). Der #1 Lernblog mit praktischen Schultipps für Schüler und Eltern | GoStudent | GoStudent. Retrieved 2 January 2025, from https://insights.gostudent.org/en/is-it-good-for-children-to-have-strict-parents

Versi Terbaru

09/01/2025

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Dampak Buruk Pola Asuh Orangtua yang Overprotektif

7 Prinsip Parenting Ini Bentuk Kepribadian Anak hingga Besar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan