Anak, terutama saat usia remaja, pada dasarnya impulsif dan emosional. Mereka tidak selalu dapat berpikir jangka panjang dan menyadari risiko atas perilaku serta tindakan yang mereka lakukan. Jadi, wajar saja bila Anda sering melihat anak-anak yang menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan jika dirinya melakukan kesalahan.
Hal ini diamini oleh Joseph Shrand, MD, seorang kepala divisi Psikiatri Adolescent, di High Point Treatment Centers , Brockton, Massachusetts, Amerika Serikat.
Menurutnya, orang dewasa sudah memiliki kemampuan bernalar untuk mengantisipasi konsekuensi dari setiap tindakan, tapi remaja belum tentu begitu.
Anak Anda mungkin tidak pernah bermaksud untuk merusak kepercayaan orangtuanya. Mereka mungkin hanya berniat melakukan apa yang mereka inginkan, mencoba hal baru, bersosialisasi, dan merasakan kesenangan.
Maka dari itu, sebelum menghakimi anak, pastikan Anda tahu dulu apa alasan mereka melakukan hal tersebut. Jangan sampai emosi membutakan hati Anda untuk mendengarkan anak.
2. Pahami perasaan anak

Salah satu cara membangun kepercayaan yang sering diabaikan oleh orangtua adalah memahami perasaan anak. Seberapa marah dan kecewanya Anda pada anak, ia juga punya perasaan yang perlu diperhatikan dan didengar.
Anak Anda mungkin sama marahnya dengan Anda. Mereka bisa saja marah dan malu pada dirinya sendirinya karena telah berperilaku demikian. Itu kenapa langsung ngomel atau bahkan menghukum anak tidak akan menyelesaikan masalah. Cara ini justru memicu masalah baru.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar