Mengasuh anak memang terkadang menguras emosi. Bahkan, beberapa orangtua kerap kelepasan melampiaskan amarahnya kepada anak. Meski dilakukan tanpa niat buruk, orangtua perlu tetap menerapkan cara menghilangkan trauma pada anak setelah dimarahi.
Menerapkan hal tersebut dapat mendukung perkembangan emosional dan mental anak. Lantas, bagaimana caranya? Simak cara menghilangkan trauma pada anak setelah dimarahi berikut ini.
Apa dampak anak yang sering dimarahi?
Sebagian besar orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, terkadang akan ada masanya anak berperilaku tidak baik dan Anda akan meresponsnya dengan perasaan marah.
Meskipun marah adalah respons emosional yang wajar, dampak dari anak yang sering dimarahi secara berlebihan dapat meninggalkan trauma berkepanjangan.
Trauma ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan emosional anak, tetapi juga perkembangan dan hubungan sosialnya.
Berikut ini adalah beberapa dampak umum yang dapat terjadi pada anak sering dimarahi.
1. Rasa cemas dan takut
Rasa cemas dan takut adalah dua dampak emosional yang sering muncul pada anak setelah mereka mengalami trauma akibat dimarahi.
Nantinya anak mungkin akan merasa khawatir bila mereka akan melakukan kesalahan lagi dan nantinya akan dimarahi lagi.
Alhasil, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak aman bagi anak yang dapat memicu kecemasan berlebih.
2. Kurang percaya diri
Anak yang sering dimarahi biasanya akan punya mental kurang percaya diri.
Hal ini karena dimarahi berlebihan dapat membuat anak merasa tidak berharga, tidak mampu, tindak pantas, hingga dapat merusak harga dirinya.
Ketika anak terus-menerus mendapatkan efek negatif, seperti dimarahi atau dikritik, mereka mungkin akan meragukan kemampuan dan nilai dirinya. Akhirnya, anak pun menjadi kurang percaya diri dan takut mengambil risiko.
3. Perilaku yang buruk
Beberapa orangtua mungkin berpikir bahwa memarahi anak adalah solusi yang tepat untuk memperbaiki perilaku anak yang buruk dan mencegah anak mengulanginya kembali.
Namun, memarahinya justru dapat menimbulkan lebih banyak masalah dan memperburuk perilaku anak.
Bahkan, dalam kebanyakan kasus, anak-anak yang sering dimarahi tidak mengubah perilaku buruknya, tetapi malah bereaksi lebih parah dari sebelumnya.
4. Gangguan belajar
Dampak dari anak yang sering dimarahi selanjutnya adalah anak mengalami gangguan belajar.
Ketika anak merasa tidak aman atau terancam secara emosional, mereka mungkin akan kesulitan dalam mengatur perilaku dan fokusnya.
Hal ini tentu akan berdampak pada konsentrasinya saat belajar di sekolah. Bahkan, pada sebagian anak mungkin bisa kehilangan motivasi untuk belajar.
Cara menghilangkan trauma pada anak setelah dimarahi
Perlu diingat, setelah mengalami trauma, efek emosional yang terjadi pada anak dapat bertahan lama.
Bahkan, melansir Kids Health, pada sebagian anak, trauma dapat menyebabkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Namun, sebenarnya anak-anak bisa pulih dari trauma, termasuk yang disebabkan oleh sering dimarahi.
Untuk mengembalikan mental anak yang sering dimarahi, berikut ini adalah tips atau cara yang bisa orangtua lakukan.
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Salah satu cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi, yaitu mendengarkan anak dengan penuh perhatian.
Berikan anak waktu dan ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka tanpa interupsi. Hindari memberikan solusi atau nasihat sebelum mereka selesai berbicara.
2. Jangan malu untuk meminta maaf
Meminta maaf juga menjadi cara penting dalam mengembalikan mental anak yang sering dimarahi.
Bila Anda merasa bahwa telah memarahi atau membentak anak secara berlebihan dan melukai perasaannya hingga menyebabkan trauma, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya.