backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Langkah Tepat Mengatasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 3 jam lalu

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    Langkah Tepat Mengatasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan

    Anak yang malas makan tentu membuat ibu stres. Pasalnya, kondisi ini dapat menghambat pemenuhan asupan gizi untuk tumbuh kembang si Kecil. Apalagi jika ia punya kebiasaan mengemut makanan terlalu lama di mulut sebelum menelannya. Lantas bagaimana cara mengatasi anak yang makan diemut? Yuk, simak artikel berikut!

    Apa penyebab anak suka mengemut makanan?

    Anak tidak mau makan nasi

    Normalnya, bayi usia 7—9 bulan sudah bisa mengunyah makanan yang bertekstur. Seiring pertumbuhan gigi anak yang sudah sempurna, anak pun bisa mengunyah makanan dengan baik layaknya orang dewasa.

    Sebelum Anda menerapkan cara mengatasi anak makan diemut, sebaiknya cari tahu dulu kenapa si Kecil melakukan itu.

    Jika si Kecil sudah berusia balita dan gigi gerahamnya sudah sempurna tetapi masih suka mengemut makanan di mulut dalam waktu lama, sebaiknya segeralah mencari tahu apa penyebabnya.

    Menurut American Speech, Language, and Hearing Association, anak yang suka mengemut makanan belum tentu karena masalah selera saja.

    Tidak menutup kemungkinan, ia mengalami gangguan pada salah satu organ yang terlibat dalam proses mengunyah dan menelan.

    Berikut ini faktor-faktor yang perlu ibu perhatikan bila anak sering mengemut makanan.

    • Gigi anak bermasalah, seperti berlubang, goyang, atau belum tumbuh sempurna.
    • Tulang rahang si kecil tidak berada di posisi yang normal (dislokasi).
    • Gangguan pada oral motor sehingga membuatnya susah menelan dan mengunyah.
    • Anak mengalami masalah sensori pada indra pengecapan.

    Si Kecil bisa jadi mengalami salah satu atau beberapa dari faktor yang disebutkan di atas. Untuk memastikannya, Anda perlu berkonsultasi ke dokter tumbuh kembang anak.

    Sampaikan pada dokter apakah si Kecil mengemut semua makanannya atau hanya makanan tertentu.

    Jika hanya pada makanan tertentu, makanan seperti apa yang lebih suka diemut oleh anak, misalnya yang teksturnya terlalu keras, terlalu lembek, atau terlalu alot.

    Selain itu, Anda perlu waspada bila kebiasaan anak makan diemut juga disertai dengan keterlambatan berbicara.

    Jangan sampai si kecil mengalami masalah tumbuh kembang seperti autisme atau tuna wicara.

    Setelah diketahui penyebabnya, dokter akan menyarankan sejumlah cara untuk mengatasi kebiasaan anak makan diemut tersebut.

    Perlu Anda ketahui

    Perlu Anda ingat bahwa proses makan membutuhkan sejumlah tahapan yaitu:
    • memasukkan makanan ke dalam mulut,
    • menjaga makanan agar tetap di dalam mulut (tidak belepotan),
    • mengunyah makanan hingga halus, dan
    • menelan makanan.
    Untuk melakukannya, tubuh perlu melibatkan sejumlah organ seperti mulut, lidah, gigi, rahang, kelenjar ludah, dan kerongkongan.
    Agar bisa melakukan itu semua dengan mahir, anak perlu mempelajari dan melatihnya melalui makanan dan minuman yang ia konsumsi.

    Tips mengatasi kebiasaan anak mengemut makanan

    makanan untuk anak usia 3 tahun

    Cara mengatasi anak yang makan diemut tentunya harus disesuaikan dengan penyebabnya.

    Jika penyebabnya karena gigi yang bermasalah, Anda perlu membawanya ke dokter gigi.

    Sementara bila disebabkan oleh masalah sensori dan oral motor, mungkin si kecil perlu menjalani terapi khusus, seperti terapi wicara.

    Sambil berkonsultasi ke dokter yang tepat, Anda juga perlu melakukan upaya sendiri di rumah untuk mengatasi kebiasaan anak makan diemut.

    Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan.

    1. Perkenalkan makanan bertekstur di usia yang tepat

    Menurut situs Amazing Speech Therapy, Anda sebaiknya sudah mulai memperkenalkan makanan dengan tekstur yang lebih keras di usia 7—9 bulan.

    Bila terlambat, anak mungkin akan kesulitan mengunyah makanan di kemudian hari dan menjadi picky eater di usia balita.

    2. Berikan menu MPASI dengan tekstur beragam

    Cara berikutnya untuk mencegah dan mengatasi anak makan diemut adalah dengan memberikan menu MPASI dengan variasi tekstur yang berbeda-beda.

    Buatlah kombinasi menu harian dari makanan berserat keras seperti daging dan ayam, biji-bijian seperti jagung dan kacang edamame, serta makanan lunak seperti pepaya.

    Hal ini bertujuan agar anak terbiasa mencoba berbagai tekstur dan melatih kemampuan mengunyahnya sebelum usia 1 tahun.

    Dengan begitu, anak bisa makan dengan baik dan tidak diemut.

    3. Perbaiki jadwal makan anak

    Aturlah dengan baik kegiatan anak sebelum, selama, dan setelah makan. Jika beberapa saat sebelumnya anak menyantap makanan ringan, pada jadwal makan menu utama ia bisa saja masih kenyang.

    Akibatnya, anak hanya mengemut makanan dan enggan menelannya.

    Untuk mengatasi anak makan diemut, cobalah batasi asupan camilan anak sebelum jadwal makan besar.

    Ibu juga bisa menyediakan camilan setelah makan dengan jumlah yang tidak berlebihan.

    4. Biasakan anak fokus saat makan

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses makan ternyata melalui tahapan yang cukup rumit. Anda sebagai orang dewasa mungkin tidak menyadarinya karena sudah terbiasa.

    Namun, berbeda dengan anak, ia masih perlu melatih diri untuk mencerna makanan dengan baik.

    Didiklah anak dengan membiasakannya fokus saat makan sehingga ia bisa mengunyah dengan baik tanpa gangguan.

    Hentikan kebiasaan makan sambil menonton TV atau video, makan sambil bermain, makan sambil bicara, dan sebagainya.

    5. Beri pujian jika anak menelan makanannya

    Cara mengatasi anak makan diemut tentunya tidak hanya membutuhkan kesabaran Anda tetapi juga kerjasama si kecil.

    Oleh karena itu, pujilah anak jika bisa mengunyah dan menelan makanannya dengan baik agar ia termotivasi.

    Jangan lupa untuk menegurnya dengan cara yang lembut bila anak mengemut makanan. Tujuannya agar ia tahu itu bukanlah kebiasaan yang baik.

    Dengan begitu, si Kecil akan belajar bahwa dengan menelan makanan ia akan mendapat lebih banyak pujian daripada bila menyimpannya lama-lama di dalam mulut.

    6. Atur pola kegiatan anak dengan tepat

    Bila anak suka mengemut makanan, cobalah ingat, adakah hal yang biasanya Anda perintahkan setelah makan yang kira-kira tidak disukai olehnya? Misalnya, mandi atau membersihkan bekas makannya sendiri.

    Jika ya, mungkin ini alasan si Kecil memperpanjang waktu makannya dengan mengemut makanan untuk menghindari tugas tersebut.

    Cobalah mengubah pola ini. Lakukanlah kegiatan yang anak sukai setelah makan agar ia antusias untuk menyelesaikan makanannya dengan cepat.

    Kemudian untuk tugas-tugas lainnya, seperti membersihkan bekas makanan, dapat kembali diterapkan secara perlahan saat Anda sudah berhasil mengatasi kebiasaan anak makan diemut.

    7. Tentukan durasi makan

    Anda bisa berdiskusi dengan anak secara perlahan untuk menentukan durasi makan. Pasang timer atau alarm dan katakan pada anak jika alarm berbunyi tandanya waktu makan sudah habis.

    Bukan bermaksud untuk memburu-buru, melainkan untuk melatih agar anak lebih disiplin. Harapannya, cara ini dapat mengatasi agar anak tidak buang-buang waktu sambil makan diemut.

    8. Pancing anak untuk menelan makanannya dengan makan bersama

    Cara lain untuk mengatasi anak makan diemut ialah dengan mengajaknya makan bersama.

    Perlihatkan padanya bahwa Anda menikmati makanan dengan menggigit, mengunyah, dan menelannya. Tujuannya agar anak tertarik melakukan hal yang sama.

    Jika cara-cara di atas tidak berhasil mungkin Anda perlu berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog anak untuk membantu Anda memecahkan masalah ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 3 jam lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan