backup og meta

Ligasi Jahitan, Teknik Baru Memperbaiki Kelebihan Jari (Polidaktili) Pada Bayi Baru Lahir

Ligasi Jahitan, Teknik Baru Memperbaiki Kelebihan Jari (Polidaktili) Pada Bayi Baru Lahir

Polidaktili adalah kelainan fisik yang ditandai dengan adanya jari tangan atau kaki tambahan, sehingga tampilannya lebih banyak dari lima. Polidaktili berasal dari bahasa Yunani “polys”, yang berarti ‘banyak’, dan “daktylos, yang berarti ‘jari’.

Pengobatan polidaktili hanya dapat dilakukan lewat pembedahan, dan tekniknya pun bervariasi. Salah satunya adalah teknik ligasi jahitan. Berikut informasi lengkapnya seputar prosedur medis ini.

Apa penyebab polidaktili?

Selama perkembangan embrio dalam kandungan, tangan yang awalnya berbentuk dayung mirip kaki bebek akan terbelah menjadi lima jari yang terpisah satu sama lain. Polidaktili dapat terjadi bila ada kesalahan dalam proses ini, sehingga terbentuklah jari tambahan dari salah satu jari tangan atau kaki yang terbelah lagi menjadi dua.

Banyak kasus polidaktili terjadi tanpa sebab yang jelas, sementara beberapa kasus lainnya terjadi karena kelainan kromosom turunan (genetik). Polidaktili juga dapat terjadi akibat cacat lahir bawaan, misalnya akibat kebiasaan merokok atau minum miras saat hamil, terpapar zat kimia berbahaya, hingga terinfeksi virus selama kehamilan, seperti TORCH, toksoplasmarubella, cytomegalovirus, sipilis, dan herpes.

Polidaktili adalah kelainan sejak lahir yang paling umum terjadi, dan dialami sekitar 1 dari setiap 1.000 kelahiran.

Seperti apa prosedur ligasi jahitan untuk menghilangkan kelebihan jari tangan bayi?

Ligasi jahitan adalah prosedur mengikat jari yang berlebih dengan benang untuk memutuskan aliran darahnya. Hal ini bertujuan untuk mematikan jaringan ekstra tersebut sehingga akhirnya terlepas.

Prosedur ini dilakukan tergantung dari ukuran dan jenis jari yang terduplikat. Jari tangan tambahan biasanya terletak di sisi ibu jari (radial), kelingking, atau di tengah (central). Kelebihan jari ini ada yang bentuknya sempurna mirip layaknya jari biasa, tapi ada juga berkembang tidak normal; berukuran lebih kecil dan “hidup” berdempetan dengan jari lainnya.

Adakah komplikasi atau efek samping dari prosedur ligasi jahitan?

Ya. Sama seperti prosedur medis lainnya, ligasi jahitan memiliki komplikasinya tersendiri. Yang paling umum adalah pembentukan jaringan parut yang mengganggu penampilan fisik bayi, serta peradangan yang ditandai dengan rasa nyeri dan pembengkakan akibat nekrotis (kematian sel dan jaringan).

Beberapa komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk iskemia (kekurangan suplai darah), penggumpalan darah, eritema (peradangan) dan selulitis (infeksi pada kulit).

Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, salah satu penulis pada studi tersebut mengatakan, “Meskipun ligasi jahitan terbukti sederhana, aman dan efektif, bukti medis terbatas menunjukkan bahwa prosedur ini lebih berisiko menyebabkan amputasi daripada tindakan bedah biasa.”

Selain itu, ligasi jahitan lebih cenderung menyebabkan sindrom neuroma yang lebih menyakitkan daripada eksisi bedah. Neuroma mengacu pada pertumbuhan jaringan saraf yang menyebabkan ketidaknyamanan, baik itu rasa nyeri, sensasi terbakar, atau mati rasa. Hal ini tentu akan memengaruhi kualitas hidup bayi dan memerlukan prosedur tambahan yang lebih rumit untuk menyembuhkannya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Babies Born With Extra Fingers Are Treated With Risky Procedure, Study Says. http://www.medicaldaily.com/babies-born-extra-fingers-are-treated-risky-procedure-study-says-422321. Diunduh pada 20 Desember 2017.

Complications of suture ligation ablation for ulnar polydactyly: a report of two cases. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3041881/. Diunduh pada 20 Desember 2017.

Polydactyly.https://medlineplus.gov/ency/article/003176.htm. Diunduh pada 20 Desember 2017.

Versi Terbaru

08/07/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Stunting

3 Penyebab Mata Minus pada Anak dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 08/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan