backup og meta

Serba-serbi Mata Ikan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Serba-serbi Mata Ikan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Mata ikan bisa dialami oleh orang dewasa sampai anak-anak. Namun, biasanya anak-anak lebih rentan terkena masalah kulit ini. Ketahui apa saja gejala, penyebab, dan cara mengatasi mata ikan pada anak dalam pembahasan berikut ini.

Gejala mata ikan pada anak

Mata ikan atau clavus merupakan benjolan keras dan kasar di kulit yang biasanya menimbulkan rasa sakit.

Kondisi ini sering dialami oleh anak usia sekolah, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh bayi dan balita.

Mata ikan mungkin sekilas terlihat seperti kapalan dan kutil. Namun, Anda dapat memperhatikan gejala mata ikan pada anak seperti berikut ini.

  • Kulit kasar dan menebal.
  • Terasa lebih keras di bagian tengah lesi.
  • Anak sering rewel atau terlihat tak nyaman pada area tersebut.

Penyakit kulit pada anak ini dapat muncul di area mana saja yang mengalami gesekan atau tekanan.

Meski mata ikan pada anak tidak menular, si kecil mungkin merasa tak nyaman hingga mengganggu aktivitasnya.

Penyebab mata ikan pada bayi

mata ikan pada bayi

Mata ikan pada anak merupakan bentuk reaksi kulit untuk melindungi lapisan bawah kulit yang sering menerima gesekan.

Menurut buku Clavus (2022), mata ikan sendiri terjadi akibat adanya gesekan berulang, tekanan, atau trauma pada area tubuh tertentu, terutama di kaki.

Berikut ini beberapa penyebab munculnya mata ikan pada buah hati Anda.

1. Menggunakan alas kaki ketat

Anak-anak yang menggunakan alas kaki yang ketat dapat mengalami mata ikan, seperti sepatu dan kaus kaki.

Pada bayi, penggunaan kaus kaki yang sudah kekecilan dalam waktu terlalu lama juga dapat memicu kondisi ini.

Sekilas si kecil mungkin terlihat lucu menggunakan alas kaki ketat, tetapi ternyata dapat membuat kaki bergesekan dengan jahitan sepatu atau kaus kaki tersebut.

Tak hanya itu, anak-anak mungkin ingin menggunakan sepatu berhak tinggi, tetapi justru jadi sering tergelincir dan menimbulkan mata ikan saat sering bergesekan.

2. Tidak pakai kaus kaki

Selain karena memakai alas kaki ketat, tidak pakai kaus kaki ternyata bisa menimbulkan mata ikan pada si kecil.

Pasalnya, kaki si kecil bisa bergesekan dengan bagian dalam sandal dan sepatu.

Awalnya mungkin hanya terlihat merah dan tak nyaman. Namun, mata ikan dapat berkembang jika kaki anak terus-menerus bergesekan dan tertekan.

Alas kaki yang terbuat dari karet atau bahan lain yang tidak nyaman di kulit juga bisa memicu penebalan kulit.

3. Menggunakan alat tertentu terus-menerus

Mata ikan pada anak juga bisa timbul akibat penggunaan alat tertentu secara berkelanjutan, misalnya saat belajar bermain alat musik atau bahkan saat menggunakan alat tulis.

Biasanya, mata ikan muncul di sela-sela jari tangan yang sering digunakan.

Meskipun biasanya bersifat sementara, kondisi ini seringkali dikeluhkan oleh anak karena terasa sakit dan membuat anak sulit melakukan aktivitas seperti biasa.

4. Faktor lainnya

Selain penyebab di atas, mata ikan pada anak juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.

  • Cara berjalan atau masalah kaki bengkok sehingga menyebabkan adanya gesekan antar kulit.
  • Memiliki bekas luka atau kutil.
  • Anak dengan kelainan kelenjar keringat yang menyebabkan kulit lebih mudah iritasi saat bergesekan atau menerima tekanan.

Untuk mengetahui penyebab pastinya, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter anak agar si kecil mendapatkan pemeriksaan dengan lebih detail.

Pengobatan mata ikan pada anak

salep mata ikan untuk anak

Walaupun tidak menular, mata ikan pada anak perlu ditangani dengan baik untuk mengurangi rasa tak nyaman yang dialami si kecil.

Pengobatan mata ikan umumnya tidak jauh berbeda dengan kutil dan kapalan.

Mengutip situs American Academy of Dermatology Association, berikut ini beberapa upaya mengobati mata ikan yang bisa Anda lakukan.

  1. Rendam kaki atau area mata ikan ke dalam air hangat sekitar 10 menit atau sampai rasa tak nyaman mereda.
  2. Oleskan pelembap atau salep mata ikan untuk anak yang mengandung asam salisilat, amonium laktat, dan urea untuk melembutkan bagian kulit yang kasar secara bertahap.
  3. Pertimbangkan untuk menggunakan bantalan atau pembalut kulit pada area mata ikan anak agar tidak bergesekan dengan alas kaki.
  4. Gunakan sepatu dan alas kaki yang tidak terlalu ketat agar kondisi mata ikan yang dialami si kecil tidak memburuk.
  5. Konsultasikan dengan dokter apakah si kecil memerlukan tindakan operasi kecil untuk mengangkat bagian kulit yang terkena mata ikan jika rasa sakit tak tertahankan.

Cara mencegah mata ikan pada bayi

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mencegah mata ikan pada bayi datang kembali.

  • Hindari memakaikan alas sepatu yang ketat, seperti sepatu dan kaus kaki.
  • Gunakan kaus kaki yang pas jika anak memakai sepatu.
  • Pasang pelindung seperti kain pembalut pada area yang mungkin akan sering mengalami gesekan atau bekas mata ikan sebelumnya.
  • Lakukan perawatan kulit bayi dan anak secara rutin dengan menggunakan produk skincare khusus anak.

Sebagaimana pada orang dewasa, mata ikan yang dialami si kecil sebenarnya juga dapat menghilang dengan sendirinya.

Meski begitu, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar hingga masalah kulit tersebut benar-benar sembuh.

Maka dari itu, jangan ragu untuk menanyakan pada dokter spesialis anak terkait pengobatan yang tepat bagi masalah mata ikan pada buah hati Anda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pennycook, K., & McCready, T. (2022). Clavus. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546598/

How to treat corns and calluses. (2022). Retrieved 21 December 2022, from https://www.aad.org/public/everyday-care/injured-skin/burns/treat-corns-calluses

Corns and calluses . (2017). Retrieved 21 December 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/corns-and-calluses/

Blisters, Calluses, and Corns. (2022). Retrieved 21 December 2022, from https://www.hopkinsallchildrens.org/Patients-Families/Health-Library/HealthDocNew/Blisters-Calluses-and-Corns

default – Stanford Medicine Children’s Health. (2022). Retrieved 21 December 2022, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=callusesandcorns-85-P00271

Corns and calluses – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 21 December 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/corns-and-calluses/symptoms-causes/syc-20355946

Corns and calluses – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2022). Retrieved 21 December 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/corns-and-calluses/diagnosis-treatment/drc-20355951

Versi Terbaru

16/01/2023

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

Kulit Anak Terinfeksi Setelah Dicakar Kucing; Apakah Akan Menular ke Anak Lain?

6 Penyebab Bercak Merah pada Kulit Anak Tanpa Demam


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 16/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan