backup og meta

Catat, Ini 5 Makanan Penyebab Kanker Darah pada Anak

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, leukemia menempati peringkat pertama sebagai jenis kanker pada anak yang umum terjadi. Untuk mencegahnya, Anda perlu tahu penyebab dan faktor yang bisa meningkatkan risiko jenis kanker darah ini, termasuk dari asupan sehari-hari. Ketahui makanan yang bisa jadi penyebab kanker darah pada anak di bawah ini.

Benarkah makanan bisa jadi penyebab kanker darah pada anak?

Sebenarnya, tidak ada makanan tertentu yang langsung menyebabkan kanker, termasuk kanker darah pada anak.

Akan tetapi, para ilmuwan percaya risiko kanker darah dapat meningkat akibat banyak faktor, salah satunya makanan.

Perlu Anda ketahui, terjadinya kanker darah sebenarnya disebabkan oleh mutasi (perubahan) DNA pada sel darah. 

Perubahan pada DNA menyebabkan perintah sel terganggu. Sel yang seharusnya mati malah tetap membelah dan berkembang tanpa kendali.

Kondisi sel abnormal inilah yang jadi penyebab semua kanker, termasuk leukemia dan limfoma pada anak, yang merupakan jenis-jenis kanker darah.

Berdasarkan situs Blood Cancer UK, pemicu mutasi DNA pada sel darah tidak diketahui secara pasti. Namun, makanan tertentu disebut sebagai salah satu pemicunya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Daftar makanan penyebab kanker darah pada anak

anak obesitas makan lemak

Sekarang ini, banyak makanan yang dikemas supaya lebih tahan lama dan menggugah rasa dengan ditambahkan zat tertentu maupun diproses dengan cara tertentu.

Pada dasarnya, jenis makanan ini perlu dibatasi untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, termasuk menurunkan risiko berkembangnya kanker. 

Untuk mencegah kanker, banyak ahli kesehatan menyarankan pembatasan asupan makanan berikut karena jadi penyebab atau faktor risiko kanker darah pada anak meningkat. 

1. Daging merah

Dalam penelitian Current Nutrition Reports disebutkan bahwa daging merah seperti daging sapi, domba, kambing, atau babi masuk dalam makanan karsinogenik (pemicu kanker). 

Jadi, kandungan zat besi heme dalam daging merah dapat memicu pembentukan senyawa karsinogenik yang merusak sel-sel dalam tubuh.

Terlebih daging merah sering kali dimasak dengan cara dipanggang. 

Paparan suhu tinggi pada daging dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang meningkatkan risiko kanker. 

Oleh karena itu, makanan penyebab kanker darah ini perlu dibatasi asupannya pada anak.

2. Daging olahan

Masih dalam penelitian yang sama, daging olahan seperti sosis, bakon, dan daging asap juga disebutkan sebagai makanan karsinogenik. 

Memang daging olahan jadi salah satu makanan praktis untuk keluarga di rumah. Namun dibanding praktis dan rasanya yang enak, Anda perlu mempertimbangkan efek buruk yang ditimbulkannya. 

Sebagai gantinya, kombinasikan daging olahan dengan daging ayam dan ikan yang segar sebagai menu makan si Kecil.

Selain kaya protein, daging ayam dan ikan memberikan banyak nutrisi penting lainnya untuk tumbuh kembang anak.

Daging olahan juga banyak ditemukan pada makanan cepat saji. Ketimbang membelinya di resto, lebih baik Anda membuat burger, sandwich, atau hot dog untuk anak di rumah dengan bahan-bahan segar yang kaya gizi. 

3. Makanan tinggi gula

Studi manusia yang disebutkan dalam Frontiers in Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan pada makanan dan minuman dikaitkan dengan peningkatan risiko dan kematian akibat kanker.

Jadi begini, kebanyakan konsumsi makanan manis membuat tubuh tidak merespons insulin (hormon yang mengatur kadar gula darah) dengan baik. Kondisi ini membuat kadar hormon Hormon IGF-1 naik. 

Kenaikan hormon ini membuat sel-sel tubuh tumbuh dan membelah lebih cepat serta menghambat proses alami tubuh untuk mematikan sel yang rusak atau tidak dibutuhkan.

Mekanisme inilah yang membuat makanan tinggi gula dapat menjadi penyebab meningkatnya risiko kanker darah pada anak.

Anak-anak umumnya menyukai makanan manis, karena manis adalah rasa pertama yang dikenal anak dari ASI. Meskipun disukai, pemberian makanan manis untuk anak perlu diperhatikan dan dibatasi. 

4. Makanan tinggi lemak

Selain makanan tinggi gula, makanan berlemak bisa meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker darah pada anak.

Ini berkaitan juga dengan berat badan berlebihan atau obesitas pada anak.

Jadi, kalori pada makanan berminyak sangatlah tinggi. Jika si Kecil gemar mengonsumsi makanan berminyak dan tidak aktif bergerak, ia bisa mengalami obesitas.

Kondisi inilah yang membuat risiko kanker, termasuk kanker anak di Indonesia, meningkat.

5. Makanan kemasan

Benzena adalah zat kimia yang dapat memicu berbagai jenis kanker. Biasanya, Anda terpapar benzene melalui udara lewat rokok atau penggunaan bahan pembersih.

Studi menunjukkan bahwa kasus leukemia myeloid akut (AML) ditemukan lebih tinggi pada pekerja yang terpapar benzena dalam kadar tinggi, contohnya karyawan industri kimia, pembuatan sepatu, dan penyulingan minyak.

Namun perlu Anda ketahui bahwa zat kimia ini juga ditemukan pada makanan kalengan dan minuman berkarbonasi.

Walau jumlahnya sangat kecil pada makanan dan berisiko rendah menyebabkan masalah kesehatan, konsumsi jenis makanan ini perlu dibatasi jika Anda ingin tetap sehat dan mencegah kanker darah, termasuk leukemia pada anak

Itulah daftar makanan yang perlu dibatasi karena sering jadi penyebab kanker darah pada anak. Memberikan jenis makanan ini bukan berarti tidak boleh, hanya frekuensinya yang perlu dibatasi.

Jadi, tetap utamakan untuk menyiapkan makanan sehat untuk si Kecil dengan memasak sendiri dan menggunakan bahan makanan yang segar agar nutrisinya tetap terjaga.

Kesimpulan

  • Meski tidak ada makanan yang langsung menyebabkan kanker darah pada anak, beberapa jenis makanan dapat meningkatkan risikonya karena berpotensi memicu mutasi DNA pada sel darah.
  • Makanan seperti daging merah dan olahan, makanan tinggi gula dan lemak, serta makanan kemasan sebaiknya dibatasi karena mengandung zat atau melalui proses yang bisa bersifat karsinogenik.
  • Konsumsi makanan ini dalam jumlah berlebih juga bisa memicu obesitas, yang turut meningkatkan risiko kanker.
  • Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk lebih cermat memilih asupan si Kecil dan mengutamakan makanan segar dan bergizi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Rezae, A., Fakak, R., Alexander, K. G., & Constantinou, C. (2024). The Overlooked Association Between Nutrition and the Development of Acute Myeloid Leukaemia: A Scoping Review. Current nutrition reports, 13(2), 113–125. https://doi.org/10.1007/s13668-024-00522-2

Epner, M., Yang, P., Wagner, R. W., & Cohen, L. (2022). Understanding the Link between Sugar and Cancer: An Examination of the Preclinical and Clinical Evidence. Cancers, 14(24), 6042. https://doi.org/10.3390/cancers14246042

Sadighara, P., Pirhadi, M., Sadighara, M., Shavaly-Gilani, P., Zirak, M.R. and Zeinali, T. (2022), “Benzene food exposure and their prevent methods: a review”, Nutrition & Food Science, Vol. 52 No. 6, pp. 971-979. https://doi.org/10.1108/NFS-10-2021-0306

Obesity and Cancer Fact Sheet. (n.d.). Retrieved June 10, 2025 from https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/obesity/obesity-fact-sheet

Department of Health & Human Services. (2000). Cancer and food. Retrieved June 10, 2025 from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/cancer-and-food

About blood cancer. (n.d.). Retrieved June 10, 2025 from https://bloodcancer.org.uk/understanding-blood-cancer/

Versi Terbaru

17/06/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

12 Penyakit yang Sering Terjadi pada Anak, Ortu Wajib Tahu

Waspada Sepsis pada Anak yang Bisa Sebabkan Kematian


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 17/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan