Keracunan makanan dapat terjadi jika makanan atau minuman Anda tercampur racun atau zat yang berbahaya. Umumnya, keracunan makanan pada anak disebabkan karena jajan sembarangan, atau mengonsumsi makanan yang diproses dan dimasak dengan cara yang tidak benar. Ketahui cara mengatasi dan mencegah keracunan makanan pada anak dalam artikel ini.
Mengenal gejala keracunan makanan pada anak
Berikut ini beberapa gejala keracunan makanan pada anak yang harus Anda waspadai:
- Sakit perut
- Merasa mual, lalu diikuti muntah-muntah
- Diare dan bolak-balik ke toilet
- Demam dan banyak berkeringat
- Ada darah pada feses
Cara mengobati keracunan makanan
Biasanya keracunan makanan akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Untuk membuat anak Anda merasa lebih baik, pastikan agar mereka:
- Istirahat cukup
- Mengonsumsi banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi. Minuman elektrolit akan lebih baik, anak Anda bisa minum apa pun kecuali susu dan minuman yang mengandung kafein
- Minum sedikit-sedikit, tapi teratur agar tubuh lebih mudah menyerap cairan
- Jangan makan makanan padat selama diare belum reda
Jangan memberikan obat diare tanpa resep karena dapat membuat gejala keracunan bertahan lebih lama. Ketika diare dan muntah berhenti, berikan makanan rendah lemak dan hambar pada anak Anda selama beberapa hari untuk mencegah perut bereaksi. Jika gejala keracunan semakin serius atau anak Anda memiliki gejala dehidrasi, segera hubungi dokter.
Dokter akan menanyakan makanan apa saja yang anak Anda makan terakhir kali dan sejak kapan gejala keracunan terjadi. Lalu dokter akan memeriksa anak Anda, mulai dari mengambil sampel darah, feses, dan air kencing untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya akan membantu dokter untuk mengetahui penyebab keracunan. Biasanya, dokter akan memberi resep obat antibiotik untuk mematikan bakteri penyebab keracunan.
Mencegah keracunan makanan
Ikuti tips berikut untuk menghindarkan keluarga Anda dari keracunan makanan.
- Biasakan keluarga Anda untuk selalu mencuci tangan, terutama setelah buang air, sebelum makan, dan setelah menyentuh makanan mentah. Gunakan sabun dan air hangat, lalu cuci tangan selama 15 detik.
- Bersihkan semua peralatan memasak yang Anda gunakan dengan sabun dan air panas.
- Jangan beri susu yang belum dipasteurisasi (diolah) pada keluarga Anda.
- Cuci semua sayur dan buah yang tidak Anda kupas hingga bersih.
- Pisahkan makanan mentah (ayam, daging, dan makanan laut) dari jenis makanan lain.
- Gunakan bahan makanan yang tidak tahan lama atau makanan yang tanggal kadaluarsanya sebentar (tidak bertahun-tahun).
- Masak bahan makanan hewani dengan suhu yang aman. Untuk daging sapi dan babi, setidaknya 71 derajat Celsius. Pemotongan daging yang tebal, suhu aman adalah 63 derajat Celsius. Untuk ayam dan kalkun (yang dicincang atau untuh) setidaknya 74 derajat Celsius. Masak telur ayam sampai kuning telur matang. Masak ikan setelah mencapai suhu 63 derajat Celsius.
- Masukkan makanan sisa ke dalam wadah dengan tutup yang rapat, simpan di kulkas.
- Keluarkan makanan yang Anda simpan di freezer dan letakkan di lemari es, microwave, atau air dingin. Makanan tidak boleh dicairkan/dilunakkan pada suhu ruangan.
- Jika makanan sudah lewat masa kedaluwarsa, terasa aneh, atau baunya tidak enak, lebih baik dibuang.
- Jika Anda sedang hamil, hindari makan daging atau seafood yang mentah atau setengah matang, seafood yang diasap (smoked), telur mentah, dan produk yang mengandung telur mentah, keju lunak, susu dan jus yang tidak dipasteurisasi, salad siap makan, dan daging untuk makan siang.
- Jangan minum air dari sungai atau sumur yang tidak disterilkan.
Jika seseorang dalam keluarga Anda mengalami keracunan makanan, beri tahu lembaga kesehatan dekat tempat Anda tinggal. Petugas di sana mungkin bisa menjelaskan penyebabnya dan menghentikan potensi penularan yang dapat mempengaruhi orang lain.
[embed-health-tool-vaccination-tool]