Tak banyak masyarakat awam yang tahu tentang eksistensi penyakit kelima (fifth disease) yang sering menjangkiti anak-anak. Apa penyebabnya dan apa saja gejalanya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu penyakit kelima?
Penyakit kelima (eritema infectiosum) adalah salah satu jenis infeksi virus ringan yang paling sering menyerang anak-anak. Penyakit ini termasuk salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan atas pada anak.
Disebut penyakit kelima atau fifth disease karena adalah penyakit urutan kelima dalam daftar urutan penyakit radang kulit yang umum terjadi pada anak-anak. Sementara empat lainnya adalah campak, rubela, cacar air, dan roseola).
Penyakit kelima disebabkan oleh Parvovirus B19. Virus ini dapat menular dan cenderung menyebar lewat udara melalui cipratan air liur dan dahak saat anak bersin atau batuk.
Gejala yang ditimbulkan termasuk ruam kemerahan pada pipi, lengan, dan kaki. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak antara usia 5—14 tahun.
Gejala dari penyakit kelima umumnya bisa muncul hingga 14 hari setelah tubuh terinfeksi dengan parvovirus B19.
Meski umumnya menyerang anak-anak, penyakit ini kadang juga dialami orang dewasa dan bisa sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin.
Tanda dan gejala penyakit kelima
Kebanyakan penderita penyakit kelima tidak mengalami gejala apa pun.
Meski begitu, terkadang gejala bisa muncul dan berbeda-beda, tergantung usia penderita dan tingkat keparahan kondisi.
Melansir dari Nationwide Children’s Hospital, gejala penyakit lima dapat dibagi berdasarkan tiap tahap perkembangannya, yaitu sebagai berikut.
Tahap 1
Tahap 1 atau tahap inkubasi biasanya akan terjadi selama 7—14 hari. Pada tahap ini lah penularan infeksi bisa dengan mudah terjadi.
Gejala yang menandakan tahap 1 pada penyakit kelima meliputi sebagai berikut.
- Demam ringan.
- Sakit kepala ringan.
- Gejala pilek, seperti hidung berair atau tersumbat, dan sakit tenggorokan.
- Kelelahan.
- Nyeri dan bengkak pada otot atau sendi, terutama pada anak yang lebih tua dan wanita.
Tahap 2
Tahap ini terjadi sekitar 2—3 minggu setelah terpapar virus.
Ruam dapat muncul pada wajah. Kemerahan ini membuat pipi tampak seperti habis ditampar dan area di sekitar mulut tampak pucat. Tanda-tanda ini biasanya hanya terlihat pada anak-anak.
Meski gejalanya paling mudah terlihat, infeksi virus pada anak sudah tidak menular pada tahap ini.
Ruam akan pudar dengan sendirinya dalam 5—10 hari.
Tahap 3
Pada tahap 3, gejala biasanya akan timbul selama 1—3 minggu yang meliputi berikut ini.
- Ruam yang menyebar ke dada, lengan, dan paha.
- Ruam terlihat seperti melepuh atau mengelupas.
- Rasa gatal di kulit tapi tidak disertai nyeri.
Saat sudah mereda, ruam masih bisa kembali muncul bahkan setelah beberapa minggu.
Hal ini biasanya dapat dipicu oleh stres yang dialami, paparan sinar matahari, kegiatan olahraga, dan terkena hawa yang terlalu panas atau dingin, misalnya saat mandi air panas atau berjemur.
Penyakit kelima tidaklah parah bagi kebanyakan anak. Namun, gejalanya bisa terlihat seperti ruam serius.
Kapan harus ke dokter?
- Demam lebih dari 3 hari meski telah dilakukan pengobatan.
- Nyeri dan pembengkakan sendi yang parah.
- Kondisi yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun seperti penyakit sel sabit, kanker, atau anemia hemolitik.
Beri tahu pula pada dokter obat apa saja yang sedang digunakan anak Anda, baik resep maupun nonresep.
Wanita hamil harus menjaga jarak dengan anak atau orang lain yang sedang mengalami penyakit kelima karena bisa menyebabkan kondisi yang berbahaya.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika diduga terpapar virus penyebab kondisi ini.
Apa penyebab fifth disease (penyakit kelima)?
Penyakit kelima bisa terjadi saat ada infeksi parvovirus B19 di dalam tubuh.
Virus menyebar dan menular lewat udara melalui cairan saluran pernapasan, seperti air liur dan dahak. yang keluar saat bersin atau batuk.
Namun, pada ibu hamil, penularan juga bisa terjadi melalui aliran darah kepada janin di dalam rahim.
Meski menular, seseorang umumnya hanya mengalami penyakit ini sekali seumur hidup.
Ini karena tubuh akan memiliki sistem imun yang dapat melawan virus tersebut jika sudah pernah terinfeksi sebelumnya.
Oleh karena itu, saat kembali masuk ke dalam tubuh, virus akan terlebih dahulu dibunuh oleh antibodi agar tidak menyebabkan infeksi.
Diagnosis penyakit kelima
Pada sebagian besar kasus, penyakit kelima biasanya bisa dikenali dari ruam yang terlihat saat pemeriksaan fisik.
Namun untuk memastikannya, tes darah mungkin perlu dilakukan, terutama jika diduga adanya risiko komplikasi.
Tes darah tersebut bisa membantu mendeteksi antibodi terhadap virus parvovirus B19 yang adapat menandakan adanya infeksi aktif di dalam tubuh.
Pada ibu hamil, cairan ketuban juga akan diuji jika diketahui telah terjadi penumpukan cairan di tubuh janin (hidops fetalis).