Keputihan atau keluarnya cairan dari vagina mungkin lebih umum diketahui sebagai kondisi yang dialami oleh anak perempuan dan wanita dewasa. Namun, tahukah Anda jika keputihan juga bisa terjadi pada bayi? Bahkan keputihan pada bayi bisa terjadi sejak beberapa hari setelah dilahirkan.
Lalu, apakah normal keputihan pada bayi? Ketahui penyebab, cara mengatasi, hingga pencegahannya melalui ulasan berikut ini.
Penyebab keputihan pada bayi
Keputihan pada bayi dapat dianggap normal pada kondisi tertentu, terutama pada bayi baru lahir.
Namun, jika keputihan pada bayi berbau tidak sedap serta menimbulkan kemerahan, gatal, sakit, dan gejala penyerta lainnya atau terjadi setelah masa neonatal, hal itu bisa menjadi tanda infeksi atau iritasi.
Berikut adalah beberapa penyebab utama keputihan pada bayi.
1. Respons terhadap hormon ibu
Melansir dari American Academy of Pediatrics, keputihan pada bayi sering terjadi sebagai respons terhadap perubahan hormon estrogen di dalam tubuh ibu yang mengalir ke bayi selama kehamilan.
Cairan ini biasanya berwarna putih atau terkadang sedikit bercampur darah, yang dikenal sebagai “pseudomenstruation.”
Keadaan ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dalam beberapa hari hingga minggu setelah lahir.
2. Iritasi atau kebersihan yang kurang baik
Keputihan pada bayi atau anak kecil sering terjadi akibat peradangan di area vagina (vulvovaginitis) yang disebabkan oleh iritasi atau kebersihan yang buruk.
Penggunaan sabun atau deterjen yang keras, pakaian ketat atau ketat, dan bahan kimia seperti klorin dalam air kolam renang dapat menyebabkan iritasi pada kulit di area genital.
Kebersihan yang kurang setelah buang air kecil atau besar juga dapat menyebabkan infeksi ringan.
3. Infeksi
Infeksi bakteri atau jamur, meskipun jarang terjadi sebelum pubertas, dapat terjadi pada bayi yang sistem kekebalannya lemah atau setelah penggunaan antibiotik.
Pada bayi, penyakit infeksi ini dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan keputihan abnormal.
Selain itu, infeksi cacing kremi atau benda asing yang tidak sengaja masuk bisa memicu peradangan dan keputihan.
4. Kondisi kulit atau penyakit lain
Penyakit kulit kronis, seperti eksim atau psoriasis, dapat menyebabkan peradangan di area genital, yang terkadang disertai cairan putih atau lendir.
Dalam beberapa kasus, keputihan pada bayi juga bisa disebabkan oleh kelainan bawaan di vagina, seperti perlekatan labial, sehingga terjadi iritasi atau infeksi.
Selain penyakit tertentu, benda asing seperti potongan tisu toilet yang tersisa di vagina dapat menyebabkan keputihan karena kondisi kulit yang mengalami iritasi dan infeksi sekunder.
Dampak keputihan pada bayi
Dampak keputihan pada bayi umumnya tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa dampak potensial yang dapat terjadi.
- Rasa tidak nyaman dan iritasi. Keputihan dapat menyebabkan gatal, nyeri, atau rasa terbakar di area genital si Kecil, yang membuat mereka tidak nyaman dan rewel.
- Risiko infeksi lebih lanjut. Jika keputihan disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi bakteri atau jamur, dan tidak segera ditangani, maka kondisinya dapat memburuk yang menimbulkan peradangan pada area vulva dan vagina (vulvovaginitis).
- Gangguan kulit. Kelembapan dan iritasi kronis dapat menyebabkan ruam atau lecet di area genital, yang bisa memperparah ketidaknyamanan bayi.
- Kondisi medis yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, keputihan yang tidak biasa bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, seperti alergi, dermatitis, atau bahkan penyakit infeksi serius.
Cara mengatasi keputihan pada bayi
Jika tidak disebabkan oleh infeksi serius, keputihan pada bayi biasanya dapat diatasi dengan langkah-langkah sederhana di rumah yang bertujuan untuk menjaga kebersihan, mengurangi iritasi, dan mencegah infeksi.
Berikut adalah cara menghilangkan keputihan pada bayi yang bisa Anda lakukan.
1. Jaga kebersihan area genital
Bersihkan area genital bayi dengan lembut menggunakan air hangat saja, tanpa sabun langsung di area tersebut.
Pastikan untuk membersihkan vagina bayi dari depan ke belakang guna menghindari perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
2. Hindari penggunaan iritan
Jangan gunakan produk berbusa seperti bubble bath, sabun beraroma, atau deterjen keras. Pilih produk yang dirancang untuk kulit sensitif bayi.
Hindari pakaian yang terlalu ketat atau berbahan sintetis yang bisa memicu gesekan dan iritasi.
3. Pastikan aliran udara pada area genital
Sebaiknya, sering ganti popok bayi untuk mencegah kelembapan yang berlebih pada area genital, yang bisa menjadi penyebab keputihan pada bayi.
Bila perlu, biarkan bayi tanpa popok untuk beberapa waktu setiap hari agar area tersebut terkena udara.
4. Rendam air hangat (sitz bath)
Dudukkan bayi dalam air hangat tanpa sabun selama 10—15 menit dapat membantu mengurangi rasa gatal atau iritasi.
Setelah selesai, keringkan area tersebut dengan cara menepuknya menggunakan handuk bersih.
5. Gunakan pakaian berbahan katun
Pastikan si Kecil mengenakan pakaian berbahan katun yang longgar untuk memungkinkan adanya ventilasi serta mencegah gesekan.
Pastikan juga bahan pakaian bayi yang dikenakan mudah menyerap keringat dan tidak lembap.
Cara mencegah keputihan pada bayi
Untuk mencegah keputihan pada bayi, Anda perlu memastikan area genital si Kecil tetap bersih dan terlindungi dari iritasi atau infeksi.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan.
- Batasi waktu mandi paling lama sekitar 15 menit.
- Gunakan air tawar saat memandikan bayi dan jangan dicampurkan dengan bahan lain, seperti baking soda atau sari gandum.
- Jangan bilas anak dengan air yang sudah mengandung sabun.
- Keringkan bagian luar vagina dan vulva menggunakan tisu yang ditepuk-tepuk.
- Jangan menggosokkan tisu pada area vagina atau vulva untuk mencegah gumpalan tisu menempel pada kulit.
- Ganti pakaian dalam setiap hari.
Jika Anda khawatir tentang keputihan yang dialami si Kecil atau menemui gejala yang tidak biasa, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk diagnosis dan pengobatan lebih lanjut.
Kesimpulan
- Keputihan pada bayi umumnya terjadi secara normal dan sering kali merupakan respons alami terhadap perubahan hormon setelah kelahiran.
- Namun, jika keputihan disertai dengan gejala lain seperti bau tidak sedap, gatal, atau peradangan, ini bisa menunjukkan infeksi atau iritasi yang memerlukan perhatian medis.
- Penyebab umum keputihan ini termasuk infeksi bakteri, jamur, atau iritasi akibat produk kebersihan yang digunakan, serta masalah kulit seperti psoriasis dan eksim.
- Penanganan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan yang tepat, penggunaan popok yang sesuai, dan menghindari iritasi dari bahan kimia.
- Jika keputihan berlangsung lama atau disertai gejala lain, konsultasi kepada dokter sangat disarankan untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
[embed-health-tool-vaccination-tool]