Pernah mendengar istilah dad shaming? Istilah tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan kritik mengenai pola asuh ayah terhadap anaknya. Namun, apa sebenarnya dad shaming itu? Untuk mengetahuinya lebih jelas, yuk simak ulasan berikut.
Apa itu dad shaming?
Tidak jauh berbeda dengan mom shaming, dad shaming adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kritik yang diberikan oleh orang lain kepada seorang ayah.
Kritik negatif ini biasanya dilontarkan untuk mengkritik gaya pengasuhan ayah terhadap sang anak.
Padahal sebenarnya, tidak ada pedoman yang pasti tentang bagaimana cara yang tepat untuk menjadi orangtua.
Apalagi, semua orangtua tentu akan melakukan yang terbaik untuk anaknya dengan cara dan gayanya mereka sendiri.
Namun, standar gaya pengasuhan yang sudah terbentuk di masyarakat menjadi cikal bakal terjadinya dad shaming.
Alhasil, saat seorang ayah mengasuh anaknya dengan cara yang berbeda, hal ini akan dinilai negatif dan salah.
Ironisnya, tidak jarang orang yang melontarkan kritik ini adalah orang terdekatnya, seperti keluarga atau bahkan temannya.
Contoh atau ciri perilaku dad shaming
Pada sebagian besar kasus dad shaming, orang tidak sadar bahwa mereka telah melakukan tindakan kritik negatif ini.
Berikut ini adalah beberapa contoh atau ciri perilaku dad shaming yang dapat dilakukan.
1. Mengomentari cara mendisiplinkan anak
Salah satu topik yang paling sering menjadi bahan kritik adalah mengenai cara ayah mendisiplinkan anak.
Tak jarang, sikap tegas yang dilakukan ayah terhadap anaknya dikritik terlalu keras untuk mendisiplinkan anak.
Padahal nyatanya, hal yang lumrah terjadi bila orangtua memiliki perbedaan pendapat dan sikap untuk menghadapi permasalahan yang terjadi pada anak.
Hal yang normal juga pada setiap ayah jika memiliki pandangan yang berbeda tentang konsekuensi yang pantas diberikan atas perilaku buruk yang dilakukan anaknya.
Perlu Anda pahami
2. Mengkritik pola makan dan nutrisi
Topik kedua yang paling sering menjadi contoh perilaku dad shaming adalah nutrisi serta pola makan anak.
Meski lebih sering dialami oleh para ibu, tidak sedikit juga ayah mendapatkan kritik seputar pola makan dan nutrisi yang diberikan kepada anak.
Mengutip dari National Fatherhood Initiative, sebanyak 43% ayah mengatakan bahwa mereka pernah menerima kritik atas apa yang mereka berikan kepada anak-anak mereka.
Hampir lebih dari sepertiga ayah pun merasa pernah dihakimi karena dianggap tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak, termasuk pola makan dan nutrisi si Kecil.
3. Mengomentari tentang cara ayah bermain dengan anaknya
Contoh dad shaming satu ini mungkin cukup sering terdengar.
Beberapa orang mungkin akan mengkritik cara ayah bermain dengan anaknya. Mereka mungkin akan berpendapat bahwa sang ayah tidak dapat melindungi anaknya dari cedera.
Kritik ini biasanya didapatkan saat ayah mengajak anaknya bermain yang melibatkan aktivitas fisik. Misalnya bermain tinju-tinjuan bersama anak laki-laki atau mengayunkan badan bersama anak perempuannya.
Permainan seperti ini terkadang dinilai terlalu berbahaya bagi anak, sehingga orang pun beranggapan sang ayah tidak memikirkan keselamatan anaknya.
4. Mengkritik tentang cara mengasuh anak
Ciri perilaku dad shaming satu ini mungkin mencerminkan peran gender, di mana ibu dipandang memiliki kemampuan yang lebih alami dalam merawat dan mengasuh anak.
Sementara ayah hanya memiliki kemampuan terbatas untuk merawat anak dan memerlukan pengawasan.
Hal ini akhirnya menjadikan ayah selalu mendapatkan kritikan saat harus merawat anaknya, misalnya dalam menyuapi makanan, menggantikan pakaian, serta memandikan anaknya.
Bila hal ini terjadi, maka tak jarang perbedaan kecil dalam daya mengasuh anak ini menjadi penyebab konflik mengenai bagaimana cara terbaik menjadi orangtua.
5. Mempertanyakan soal peran ayah sebagai orangtua
Beberapa ayah pun mengatakan bahwa mereka merasa dokter yang berinteraksi dengan anak mereka sering meremehkan peran ayah sebagai orangtua.
Sang ayah sering kali dianggap tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan anak serta kebutuhan, perilaku, dan aktivitas anak mereka.
Padahal, nyatanya peran ayah dan ibu tentunya memiliki porsi yang sesuai dalam mengasuh anak.
Cara ini biasanya akan saling melengkapi satu sama lain dan tentunya bermanfaat bagi kesejahteraan anak.