Setelah melahirkan, Anda tentu ingin kembali langsing dalam waktu yang cepat. Itulah alasannya mengapa kebanyakan ibu menyusui rela melakukan diet supaya berat badannya cepat turun. Dari sekian banyak jenis diet yang ada, kebanyakan wanita memilih diet keto. Lantas, apakah diet keto untuk ibu menyusui ini aman untuk ibu dan bayinya? Berikut penjelasannya.
Apakah ibu menyusui boleh menjalani diet keto?
Diet ketogenik atau disingkat diet keto adalah jenis diet yang memiliki pola makan rendah karbohidrat, tapi tinggi lemak. Contohnya dengan perbanyak makan daging, produk susu seperti mentega atau butter, dan sumber protein lainnya.
Diet ini pada awalnya dibuat khusus untuk orang yang memiliki riwayat epilepsi. Sebenarnya, diet ini termasuk diet yang ekstrem karena mengharuskan penggiatnya untuk mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang sangat rendah.
Meski begitu, sekarang ini memang banyak yang mengandalkan diet keto sebagai jurus pamungkas untuk menurunkan berat badan. Jelas saja tidak sedikit ibu menyusui yang tergoda untuk menerapkan diet keto ini.
Dikutip dari Parents, hingga saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa diet keto dapat mengurangi jumlah ASI atau menurunkan kualitasnya. Meski begitu, Elizabeth Ward, seorang penulis Expect The Best: Your Guide to Healthy Eating Before, During, and After Pregnancy, tidak menganjurkan diet keto untuk ibu menyusui.
Apa efeknya diet keto untuk ibu menyusui?
Elizabeth Ward mengungkapkan bahwa diet keto dapat membuat asupan nutrisi pada ibu menyusui jadi berkurang. Pasalnya, diet keto menghalangi Anda untuk mendapatkan nutrisi penting dari buah-buahan dan gandum utuh yang sebenarnya termasuk makanan sehat.
Ya, Anda juga tidak dianjurkan untuk makan biji-bijian, kentang, dan nasi saat melakukan diet keto. Akibatnya, tubuh Anda akan kekurangan serat dan berakibat pada gangguan pencernaan.
Selain itu, diet keto juga membuat Anda jadi lebih mudah dehidrasi. Ini karena hati akan menghasilkan senyawa bernama keton yang digunakan sebagai energi, tapi keton ini juga akan ikut terbuang bersama urine. Maka tak heran kalau Anda jadi cepat dehidrasi saat menjalani diet keto.
Terlebih lagi, Anda tidak bisa mengonsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air, seperti semangka, belimbing, tomat, atau jeruk bali untuk mengatasi dehidrasi. Padahal, Anda membutuhkan banyak cairan supaya produksi ASI jadi melimpah dan cukup untuk kebutuhan si kecil.
Apakah diet keto berbahaya untuk bayi?
Kabar baiknya, diet keto tidak berbahaya untuk kesehatan bayi Anda. Pasalnya, ASI mengandung tinggi lemak yang justru dibutuhkan oleh si kecil.
Ketika Anda makan makanan tinggi lemak, bayi Anda otomatis akan langsung beradaptasi secara natural dengan kondisi ketosis dalam tubuh Anda. Meski begitu, ini bukan berarti Anda dianjurkan untuk menjalani diet keto saat menyusui, ya.
Alih-alih melakukan diet keto, pilih jenis karbohidrat yang tepat
Diet keto termasuk diet yang cukup ekstrem karena tidak memperbolehkan asupan karbohidrat lebih dari 30 persen dari total kebutuhan kalori harian. Padahal orang dewasa normal setidaknya memerlukan 50-60 persen karbohidrat dari total kalori harian.
Angka pada diet keto cukup jauh dari ketentuan yang seharusnya, apalagi bagi Anda yang sedang memerlukan banyak energi untuk menyusui. Nah, sebenarnya tidak masalah jika Anda sedikit-sedikit mengurangi asupan karbohidrat, tapi jangan sampai menghindarinya sama sekali seperti prinsip pada diet keto.
Alih-alih memangkas karbohidrat, Anda bisa memilih jenisnya yang tepat, misalnya karbohidrat yang penuh serat seperti biji gandum utuh, roti gandum, hingga nasi merah.
Dengan begitu, Anda tetap bisa menjaga atau bahkan menurunkan berat badan karena asupan serat yang tinggi. Anda juga tak perlu khawatir kekurangan energi dan produksi ASI menurun.
Perlu diingat juga, bila Anda ingin mengurangi asupan karbohidrat sebaiknya lakukan ketika sang buah hati sudah memasuki usia 6 bulan dan siap untuk disapih. Lebih baik Anda berkonsultasi dulu pada ahli gizi sebelum menentukan diet yang akan Anda lakukan ketika menyusui.
Ingat, mengubah pola makan Anda akan memengaruhi kuantitas ASI. Jadi jangan sampai salah memilih diet, ya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]