backup og meta

3 Jenis Ikan yang Tidak Boleh untuk MPASI Bayi

Memasuki usia 6 bulan, si Kecil butuh MPASI (makanan pendamping ASI) untuk mendukung tumbuh kembangnya yang semakin aktif. Salah satu menu MPASI yang direkomendasikan adalah ikan. Akan tetapi, tidak semua ikan boleh diberikan pada si Kecil. Ikan apa saja yang tidak boleh untuk MPASI? Simak daftarnya di bawah ini.

Daftar ikan yang tidak boleh untuk MPASI

Ikan jadi salah satu menu MPASI yang bernutrisi untuk bayi. Selain protein, ikan mengandung asam lemak omega 3 yang baik untuk perkembangan otak dan jantung si Kecil.

Apalagi, tekstur daging ikan cukup lembut sehingga mudah dikonsumsi oleh bayi usia 6 bulan. Anda bisa menyajikan ikan patin, ikan kembung, atau ikan lele sebagai menu MPASI bayi.

Meski begitu, tidak semua jenis ikan direkomendasikan untuk bayi. Supaya Anda tidak salah pilih, berikut daftar ikan yang tidak boleh untuk menu MPASI si Kecil.

1. Ikan yang diawetkan

ibu hamil makan ikan asin

Ikan untuk MPASI sebaiknya dalam kondisi segar. Sayangnya, ikan sangat mudah sekali busuk jika penyimpanannya tidak dilakukan dengan benar.

Ikan yang dibiarkan dalam suhu ruang sekitar 25—30° Celcius hanya bertahan dalam 4 jam. Agar tidak mudah busuk, ikan biasanya disimpan di lemari pendingin atau sengaja diawetkan.

Proses pengawetan ikan bisa dilakukan dengan pemberian garam, seperti ikan asin. Bisa juga dengan teknik pengasapan, difermentasi dengan cuka, atau dikemas dalam kaleng.

Walaupun bertahan lebih lama, jenis ikan yang diawetkan ini tidak boleh Anda jadikan sebagai menu MPASI si Kecil.

Pasalnya, ikan yang diawetkan mengandung bahan tambahan yang tidak baik untuk kesehatan bayi.

Melansir dari situs National Health Service, bayi tidak boleh mengonsumsi banyak garam karena bisa mengganggu fungsi ginjalnya.

Di samping itu, makanan yang diawetkan juga mengandung tinggi gula. Pada dasarnya, bayi tidak membutuhkan gula tambahan dari makanan karena sudah mendapatkannya dari ASI atau susu formula.

2. Ikan yang tinggi merkuri

Selanjutnya, ikan yang tidak boleh diberikan pada bayi saat MPASI adalah ikan yang mengandung tinggi merkuri.

Ikan menyerap merkuri dari sungai dan laut saat mencari makan. Nah, lewat ikan-ikan tertentu yang dikonsumsi, merkuri bisa masuk ke tubuh. 

Pada ibu hamil, merkuri dapat menyebabkan gangguan pada bayi yang dilahirkan nantinya, seperti gangguan berbicara, rentang perhatian, dan kemampuan berjalan yang tertunda. 

Itulah mengapa konsumsi ikan tinggi merkuri perlu dihindari, termasuk untuk bayi yang memasuki masa MPASI. 

Kadar merkuri pada setiap spesies ikan dapat berbeda-beda, tergantung dari banyak faktor, seperti jenis ikan, ukuran, lokasi, habitat, pola makan, dan usia. 

Ikan yang bersifat predator (memakan ikan lain), berukuran besar, dan berada di puncak rantai makanan, cenderung mengandung lebih banyak merkuri.

Beberapa jenis ikan dengan kadar merkuri tinggi yang tidak boleh untuk MPASI bayi di antaranya ikan pari, tuna sirip biru, barramundi, dan gindara.

3. Ikan mentah

ikan salmon

Ada banyak cara untuk mengolah ikan, termasuk memasak ikan untuk bayi, mulai dari dikukus, direbus, dipanggang, atau digoreng. Bahkan, ikan juga bisa dikonsumsi dalam kondisi mentah.

Akan tetapi, ikan mentah tidak disarankan untuk bayi. Pasalnya, ikan mentah bisa membawa parasit maupun bakteri.

Dikhawatirkan, bibit penyakit ini bisa menginfeksi bayi yang sistem imunnya belum terbentuk sempurna. 

Meskipun jarang terjadi, mengonsumsi ikan mentah dapat membuat si Kecil terkena hepatitis A, yang menyebabkan demam, urine gelap, feses pucat, dan jaundice (kulit dan bagian putih mata menguning).

Jadi, walaupun ikan itu sumber protein yang baik, tidak semua jenisnya boleh diberikan untuk MPASI.

Beberapa ikan yang memang boleh dikonsumsi bayi pun perlu diolah dengan hati-hati agar aman untuk si Kecil.

Misalnya ikan bandeng untuk MPASI yang memiliki duri halus, ikan kembung dengan durinya yang besar, serta ikan tongkol dengan duri yang kecil dan tekstur dagingnya yang kering, yang bisa menimbulkan tersedak.

Jangan lupa memperhatikan reaksi alergi setelah si Kecil makan ikan. Pasalnya, ikan, seperti ikan salmon, sering menimbulkan reaksi alergi pada beberapa bayi.

Disarankan juga ikan dimasak dengan cara dikukus atau direbus. Hindari menggoreng ikan karena teksturnya jadi lebih keras dan mengandung minyak tambahan. 

Kesimpulan

  • Memasuki usia 6 bulan, bayi membutuhkan MPASI bergizi seperti ikan, tetapi tidak semua jenis ikan aman dikonsumsi.
  • Ikan yang diawetkan, tinggi merkuri, atau disajikan mentah sebaiknya dihindari karena berisiko bagi kesehatan si Kecil.
  • Sebaiknya, pilih ikan segar yang diolah dengan tepat, seperti direbus atau dikukus. Perhatikan juga kemungkinan alergi setelah konsumsi ikan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Healthy Fish Choices for Kids. (2019). Retrieved 23 May 2025, from https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/all-around/Pages/Protecting-Your-Children-From-Contaminated-Fish.aspx

Feeding Guide for the First Year. (n.d.). Retrieved 23 May 2025, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default%3Fid=feeding-guide-for-the-first-year-90-P02209

Foods to avoid giving babies and young children. (N.d.). Retrieved 23 May 2025, from https://www.nhs.uk/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/

Department of Health & Human Services. (2004). Mercury in fish. Retrieved 23 May 2025, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/mercury-in-fish

Is it safe for my child to eat sushi? (2017). Retrieved 23 May 2025, from https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/Is-it-safe-for-my-child-to-eat-sushi.aspx

Versi Terbaru

03/06/2025

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

5 Manfaat Teri Nasi untuk MPASI dan Ide Mengolahnya

7 Pilihan Sumber Lemak untuk MPASI Bayi


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 03/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan