Membantu orangtua di rumah bukan sekadar kewajiban bagi anak, melainkan sebuah kesempatan berharga untuk belajar keterampilan hidup. Ketika anak diajarkan untuk terlibat dalam kegiatan rumah tangga, mereka tidak hanya meringankan beban orangtua, tapi juga membantu membentuk karakter anak. Ketahui ragam manfaat anak membantu orangtua di rumah dan contoh kegiatannya agar ia menjadi pribadi yang baik hingga dewasa.
Berbagai manfaat anak membantu orangtua di rumah
Beberapa dari Anda mungkin bertanya, “Mengapa anak wajib membantu pekerjaan orangtua di rumah?”
Faktanya, dengan melibatkan anak dalam aktivitas rumah tangga, orangtua sebenarnya sedang menanamkan banyak nilai penting yang mungkin tidak disadari secara langsung.
Aktivitas yang tampak sederhana, seperti membereskan tempat tidur, mencuci piring, hingga membersihkan rumah dapat memberikan dampak jangka panjang bagi tumbuh kembang anak.
Dampak ini mencakup aspek perkembangan emosional, sosial, hingga mental. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfaat yang bisa anak dapatkan jika terbiasa membantu pekerjaan rumah.
1. Mengembangkan empati
Melansir dari situs Play Matters, Richard Weissbourd, psikolog dari Harvard Graduate School of Education, menjelaskan bahwa pekerjaan rumah tangga mengajarkan anak lebih dari sekadar kerja keras atau keterampilan.
Anak-anak memiliki keinginan alami untuk membantu, dan dengan diberi tugas rumah, mereka belajar cara merawat orang lain.
Hal ini menumbuhkan rasa empati anak dan kepedulian terhadap sesama.
— The Children We Mean to Raise, Harvard Graduate School of Education, 2020
2. Membantu memangun rasa percaya diri anak
Dengan memberikan tugas-tugas yang sesuai dan dapat diselesaikan anak dengan baik, orangtua memberi kesempatan kepada mereka untuk merasakan pencapaian dan memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri.
Anak akan menyadari bahwa mereka bisa berkontribusi di dalam keluarga, mulai belajar merawat diri sendiri, serta menguasai berbagai keterampilan hidup yang penting.
Melalui tanggung jawab ini, anak belajar memahami hubungan sebab-akibat, bahwa ketika mereka menyelesaikan tugas dan memenuhi kewajiban anak, mereka akan mendapatkan pengakuan dan pujian dari orang-orang terdekat yang mereka sayangi.
3. Mempersiapkan anak untuk meraih kesuksesan
Selain itu, anak-anak yang terbiasa membantu pekerjaan rumah cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
Dengan terbiasa menghadapi tugas yang menantang sejak kecil, sikap mental “aku bisa” (can-do attitude) akan terbentuk pada anak.
Hal tersebut merupakan bekal penting bagi anak untuk meraih kesuksesan, baik di dunia kerja maupun dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
4. Belajar menunda kepuasan
Manfaat membantu pekerjaan orangtua di rumah selanjutnya adalah anak belajar menunda kesenangan demi hasil yang lebih baik.
Seperti halnya orang dewasa yang bekerja, saat anak membantu pekerjaan rumah, ia sedang berusaha demi tujuan positif yang mendatangkan kepuasan atau kesenangan.
Psikolog Daniel Goleman, Ph.D., menjelaskan bahwa anak-anak yang belajar menunda kesenangan akan tumbuh menjadi remaja yang lebih percaya diri.
Selain itu, anak mampu menghadapi rasa kecewa, bisa diandalkan, lebih sukses di sekolah, dan lebih mampu meraih tujuan jangka panjang mereka.
5. Menumbuhkan rasa kebersamaan
Anak-anak sebenarnya ingin merasa menjadi bagian penting dari suatu kelompok.
Ketika mereka ikut membantu di rumah, mereka belajar bahwa rumah adalah tempat di mana setiap orang saling membantu. Ini membuat mereka merasa dihargai dan dibutuhkan.
Selain itu, anak mulai belajar motivasi dari dalam diri. Ini termasuk rasa senang karena telah membantu bisa terasa sama menyenangkannya seperti makan permen.
6. Anak perlu belajar konsekuensi
Manfaat membantu orangtua di rumah yang selanjutnya adalah membantu anak untuk belajar akan konsekuensi dari pilihan mereka.
Misalnya, kalau mereka lupa menaruh baju kotor di tempat cucian, berarti bajunya tidak akan dicuci dan menjadi tidak bersih.
Akan tetapi, ada juga akibat yang menyenangkan, misalnya kalau mereka ingat menyiram kebun sayur keluarga, maka mereka bisa panen sayur dan bumbu segar untuk makan malam.
Dari situ, anak belajar bahwa tindakan mereka berdampak baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
7. Pekerjaan rumah bisa menjadi momen untuk lebih dekat
Mungkin Anda tidak langsung mengira bahwa berbagi tugas rumah bisa menjadi waktu berkualitas bersama anak.
Tapi, siapa sangka? Obrolan bermakna bisa muncul saat kita melipat baju, mencuci mobil, atau mencuci piring bersama.
Saat membersihkan taman atau jalan-jalan dengan anjing, momen-momen tenang ini memberi kesempatan untuk saling mendengar dan merespons dengan penuh perhatian.
Contoh kegiatan membantu orangtua di rumah seperti ini bisa memperkuat hubungan orangtua dan anak dan ikatan ini akan terus tumbuh seiring anak bertambah besar menuju remaja.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Contoh kegiatan membantu orangtua di rumah
Membantu pekerjaan rumah dapat memberikan manfaat bagi perkembangan anak, termasuk perkembangan anak 6—9 tahun.
Lalu, apa saja tugas anak dalam membantu orangtua di rumah? Berikut adalah beberapa ide tugas membantu pekerjaan rumah yang dapat diberikan pada anak sesuai dengan usianya.
1. Balita 2–3 tahun
Berbagai contoh kegiatan membantu orangtua di rumah yang bisa diajarkan adalah:
- merapikan mainan setelah bermain,
- memasukkan cucian ke dalam mesin cuci, serta
- mengisi mangkuk air minum hewan peliharaan.
2. Anak prasekolah 4–5 tahun
Sementara untuk anak usia 4–5 tahun, contoh kegiatan membantu orangtua di rumah di antaranya sebagai berikut.
- Menyiapkan meja untuk makan.
- Menyiapkan makanan (di bawah pengawasan).
- Membereskan kamar tidur sendiri.
- Menumpuk pakaian bersih yang akan dilipat.
- Berbelanja kebutuhan sehari-hari dan merapikan barang belanjaan.
3. Anak usia 6–11 tahun
Untuk anak praremaja, berikut adalah kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan ragam manfaat membantu orangtua di rumah.
- Menyiram kebun dan tanaman dalam ruangan.
- Memberi makan hewan peliharaan.
- Menggantungkan pakaian dan melipat cucian.
- Membuang sampah.
- Memilih makanan dan berbelanja.
- Menyiapkan dan menyajikan makanan.
- Menyapu lantai.
- Membersihkan wastafel kamar mandi.
4. Remaja usia 12–18 tahun
Untuk usia ini, anak bisa mengerjakan berbagai tugas yang sudah dilakukan saat masih kecil, tetapi mereka dapat bertanggung jawab untuk mengerjakannya sendiri.
Remaja juga dapat mengerjakan tugas yang lebih sulit, misalnya mencuci pakaian, membersihkan kamar mandi dan toilet, memotong rumput, hingga berbelanja kebutuhan pokok.
Cara mengajarkan anak untuk mau membantu orangtua di rumah
Untuk memotivasi anak agar terlibat dalam membantu pekerjaan rumah, berikut ini beberapa cara yang bisa orangtua lakukan.
- Jelaskan tugas dengan jelas dan rinci. Pastikan anak tahu persis apa yang harus dilakukan setiap hari dan setiap minggu. Gunakan daftar tugas atau papan bintang yang ditempel di kulkas atau kamar mereka.
- Berikan pujian yang jujur dan positif. Pujilah usaha anak, bukan hanya hasil akhirnya. Misalnya, ketika mereka memulai tugas tanpa diingatkan atau melakukannya dengan lebih rapi dari biasanya.
- Perkenalkan tugas secara bertahap. Untuk anak yang belum terbiasa, kenalkan satu tugas baru dalam satu waktu agar tidak merasa kewalahan.
- Bangun rutinitas harian. Jadwal yang konsisten seperti waktu makan, belajar, bermain, dan tidur membantu anak mengingat tugas-tugas rumah tangga yang menjadi tanggung jawabnya.
- Adakan pertemuan keluarga. Diskusikan kemajuan anak, dengarkan ide mereka soal tugas rumah, dan buat “kontrak tugas” bersama agar anak merasa terlibat.
- Berikan konsekuensi yang masuk akal. Jika anak tidak menyelesaikan tugas, berikan konsekuensi seperti membatasi aktivitas menyenangkan atau screen time anak. Ingat, waktu dengan perangkat digital adalah hak istimewa, bukan hak mutlak.
- Gunakan hadiah kecil sebagai motivasi. Stiker, tambahan waktu bermain, atau uang saku ekstra bisa diberikan sebagai hadiah untuk anak atas konsistensi dalam menyelesaikan tugas.
- Hindari marah-marah atau memaksa. Anak akan lebih terdorong dengan dorongan positif dan dukungan emosional ketimbang tekanan atau omelan.
Perlu diingat bahwa pada dasarnya, membiasakan anak untuk melakukan kebiasaan baik di rumah bukan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan, melainkan membentuk pribadi yang tangguh, peduli, dan bertanggung jawab.
Proses ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi setiap langkah kecil yang dibangun hari ini akan menjadi fondasi karakter anak di masa depan.
Dengan teladan, konsistensi, dan dukungan hangat dari orangtua, anak akan belajar bahwa membantu bukan sekadar tugas, tapi bentuk cinta dan kebersamaan dalam keluarga.
Kesimpulan
- Membantu orangtua di rumah jadi kesempatan anak belajar hal-hal penting, seperti tanggung jawab, empati, dan peduli pada orang lain.
- Tugas rumah bikin anak merasa mampu dan percaya diri karena mereka ikut berkontribusi untuk keluarga.
- Lewat kegiatan sederhana di rumah, anak juga belajar menunda kesenangan, kerja sama, dan menghadapi konsekuensi dari tindakannya.
- Agar anak terbiasa dalam kegiatan ini, orangtua bisa mengajarkan tugas rumah secara bertahap, beri pujian atas usaha mereka, bangun rutinitas yang konsisten, dan libatkan anak dalam pengambilan keputusan.