Anak susah makan menjadi keluhan umum bagi sebagian besar orangtua. Rata-rata dari anak hanya memilih makanan yang mereka suka, seringnya adalah junk food, seperti daging olahan, keripik kentang, permen, atau minuman manis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Anak susah makan menjadi keluhan umum bagi sebagian besar orangtua. Rata-rata dari anak hanya memilih makanan yang mereka suka, seringnya adalah junk food, seperti daging olahan, keripik kentang, permen, atau minuman manis.
Masalahnya, anak yang suka makanan cepat saji atau junk food berisiko mengalami masalah kesehatan dan tumbuh kembang tertentu. Lantas, apa dampaknya dan bagaimana cara mengatasi anak yang hanya suka makan junk food ini?
Bernama junk food bukan berarti makanan ini terbuat dari sampah.
Junk food sendiri diartikan sebagai makanan yang mengandung sedikit nutrisi (vitamin, mineral, dan serat), tetapi banyak lemak jenuh serta tambahan gula dan garam.
Itu sebabnya, makan junk food terlalu banyak dapat memberi dampak yang buruk bagi kesehatan. Bukan cuma orang dewasa, ini juga berlaku pada kesehatan dan tumbuh kembang anak Anda.
Lantas, apa saja dampaknya? Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi bila anak suka makan makanan cepat saji.
Tingginya kadar lemak jenuh, gula, garam, serta kalori bisa menyebabkan kenaikan berat badan anak yang tak terkendali.
Bila terus menerus terjadi, kenaikan berat badan ini tentu bisa mengarah ke obesitas pada anak.
Tidak berhenti di obesitas. Obesitas dan terlalu banyak makan junk food juga berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan lain atau penyakit kronis, seperti di bawah ini.
Waspada sembelit pada anak bila ia terlalu sering makan junk food, termasuk makanan cepat saji.
Pasalnya, asupan lemak jenuh anak menjadi terlalu tinggi, sedangkan seratnya cenderung kurang yang dibutuhkan untuk melunakkan fesesnya.
Bukan cuma masalah kesehatan di atas, anak yang suka junk food pun cenderung kurang berenergi dan mudah lelah.
Ini karena tubuh anak kekurangan vitamin dan mineral yang seharusnya didapatkan dari makanan sehat sebagai modalnya untuk beraktivitas.
Kekurangan vitamin dan mineral akibat makan makanan junk food juga bisa menyebabkan osteoporosis pada anak.
Ini terutama bila anak mengalami kekurangan kalsium dan vitamin D yang dibutuhkan untuk memperkuat dan mendukung pertumbuhan tulangnya.
Penelitian pada jurnal Thorax menemukan fakta bahwa terlalu sering makan makanan cepat saji bisa meningkatkan risiko asma, rinitis, dan eksim.
Anak yang memiliki riwayat medis tersebut pun bisa berkembang semakin parah dan dapat menjadi pemicu gejalanya.
Suatu penelitian menemukan fakta bahwa pola makan anak yang tak sehat bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, termasuk tantrum pada anak.
Pola makan tak sehat ini termasuk junk food karena rendahnya kandungan nutrisi untuk anak pada makanan tersebut.
Hal yang juga penting, prestasi akademik anak bisa menurun bila terlalu sering makan makanan cepat saji dan kurang asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Pasalnya, terlalu banyak asupan lemak jenuh diketahui dapat menurunkan fungsi kognitif yang dibutuhkan anak untuk belajar dan mencapai prestasi akademiknya.
Bukan cuma terkait akademik, gangguan perilaku pada anak juga bisa terjadi akibat mengonsumsi junk food secara berlebihan.
Ini karena bagian otak yang mengontrol fungsi kognitif dan perilaku (korteks prefrontal) lebih lama matang, sehingga lebih rentan terhadap lingkungan, termasuk pola makan.
Pola makan yang tak sehat bisa mengganggu fungsi bagian otak ini, sehingga menimbulkan masalah perilaku, seperti menjadi agresif atau kompulsif.
Jangan sampai dampak buruk di atas terjadi pada si kecil. Sebelum terlambat, lakukan cara ini bila anak suka makan junk food.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, asupan nutrisi untuk anak Anda dapat terjaga meski ia suka makan junk food atau makanan cepat saji. Selamat mencoba, Bu!
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar