Apakah Anda pernah mendengar atau melihat anak Anda berbicara sendiri? Bisa jadi anak Anda memiliki teman khayalan dari imajinasinya. Lalu, apakah normal bagi anak untuk memiliki teman imajinasi? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Apakah Anda pernah mendengar atau melihat anak Anda berbicara sendiri? Bisa jadi anak Anda memiliki teman khayalan dari imajinasinya. Lalu, apakah normal bagi anak untuk memiliki teman imajinasi? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Teman khayalan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sosok teman yang dibuat oleh anak berdasarkan imajinasi yang dimilikinya.
Sesuai dengan imajinasi anak, sosok teman khayalan bisa beragam bentuk dan macamnya.
Teman buatan anak ini bisa berdasarkan seseorang yang anak kenal, karakter dari buku cerita atau mainan tertentu, atau murni karangan sendiri.
Kebanyakan anak membuat teman imajinasi dalam bentuk manusia, tetapi juga bisa berupa hewan. Keberadaan teman imajinasi juga bisa berbeda-beda menurut masing-masing anak.
Teman khayalan dapat hadir setiap saat mengikuti kemana pun anak pergi, tetapi ada juga yang datang dan pergi tanpa alasan yang jelas.
Terkadang, teman imajinasi juga bisa menetap di tempat tertentu saja berdasarkan keterangan anak, seperti dapur atau kamar.
Pada umumnya, anak memiliki teman imajinasi bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan. Ini merupakan hal yang normal sebagai bagian dari perkembangan sosial anak.
Teman khayalan paling sering dimiliki oleh anak saat berusia sekitar 2,5 tahun. Setiap anak bisa memiliki satu atau lebih teman imajinasi.
Anak biasanya akan bermain dengan teman imajinasi selama beberapa bulan sebelum akhirnya lupa atau tidak ingin bermain bersama lagi.
Namun, ada juga anak yang memiliki teman imajinasi cukup lama hingga beberapa tahun.
Ini masih menjadi hal yang normal bagi anak untuk memiliki teman imajinasi hingga anak berusia 12 tahun. Teman imajinasi kemudian akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Penyebab atau alasan anak memiliki teman imajinasi dapat berbeda-beda.
Melansir dari Raising Children, ini biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan anak untuk memiliki seorang teman dengan sifat atau ciri tertentu, seperti berikut ini.
Anak bisa mengatur apa saja yang dilakukan oleh teman khayalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Inilah yang biasanya menjadi alasan anak ingin punya teman imajinasi.
Memiliki teman khayalan bukan berarti anak merasa kesepian atau tidak punya teman.
Sebaliknya, teman imajinasi bisa membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak.
Meski demikian, terkadang kebiasaan memiliki teman imajinasi juga bisa berdampak buruk. Berikut penjelasannya.
Anak biasanya menciptakan teman khayalan sebagai sarana untuk melatih kemampuan sosial, berkelompok, dan komunikasi.
Berikut adalah dampak positif memiliki teman imajinasi pada perkembangan anak.
Sayangnya, teman khayalan terkadang juga bisa menimbulkan pengaruh buruk pada perkembangan anak. Akibatnya, si Kecil bisa memiliki kebiasaan buruk seperti berikut ini.
Dilansir dari Cleveland Clinic, seorang psikolog anak dan remaja Dr. Kate Eshleman, PsyD, menyarankan bagi orangtua untuk ikut bermain bersama anak dengan berpura-pura menganggap teman imajinasi anak benar-benar ada.
Dr. Eshleman menyarankan untuk memperlakukan teman imajinasi anak seperti teman-teman anak lainnya.
Misalnya, tanyakan pada anak siapa nama teman khayalannya atau apa yang mereka lakukan untuk bermain hari itu.
Jika anak ingin makan bersama dengan teman khayalannya, biarkan saja asalkan tidak berlebihan, seperti menyisihkan makanan untuk teman imajinasi.
Berikut beberapa tips lain yang bisa Anda terapkan dalam menyikapi anak yang punya teman khayalan.
Intinya, asalkan anak tidak bermain secara berlebihan dengan teman imajinasinya, ini masih menjadi hal yang normal bagi anak untuk memiliki teman khayalan.
Pada kondisi normal, Anak tahu dan sadar bahwa teman khayalannya tidak nyata dan hanya berdasarkan imajinasinya sendiri.
Meski umumnya bukan kondisi yang mengkhawatirkan, Anda tetap harus waspada terhadap teman imajinasi anak.
Ini terutama jika anak yang memiliki teman imajinasi menunjukan gejala berikut ini.
Pada kondisi ini, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga ahli lainnya, seperti psikiater atau psikolog.
Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika teman imajinasi anak memiliki sifat yang jahat atau nakal.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar