Apakah Anda pernah mendengar atau melihat anak Anda berbicara sendiri? Bisa jadi anak Anda memiliki teman khayalan dari imajinasinya. Lalu, apakah normal bagi anak untuk memiliki teman imajinasi? Ketahui selengkapnya di bawah ini.
Apa itu teman khayalan?
Teman khayalan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sosok teman yang dibuat oleh anak berdasarkan imajinasi yang dimilikinya.
Sesuai dengan imajinasi anak, sosok teman khayalan bisa beragam bentuk dan macamnya.
Teman buatan anak ini bisa berdasarkan seseorang yang anak kenal, karakter dari buku cerita atau mainan tertentu, atau murni karangan sendiri.
Kebanyakan anak membuat teman imajinasi dalam bentuk manusia, tetapi juga bisa berupa hewan. Keberadaan teman imajinasi juga bisa berbeda-beda menurut masing-masing anak.
Teman khayalan dapat hadir setiap saat mengikuti kemana pun anak pergi, tetapi ada juga yang datang dan pergi tanpa alasan yang jelas.
Terkadang, teman imajinasi juga bisa menetap di tempat tertentu saja berdasarkan keterangan anak, seperti dapur atau kamar.
Apakah normal bagi anak punya teman khayalan?
Pada umumnya, anak memiliki teman imajinasi bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan. Ini merupakan hal yang normal sebagai bagian dari perkembangan sosial anak.
Teman khayalan paling sering dimiliki oleh anak saat berusia sekitar 2,5 tahun. Setiap anak bisa memiliki satu atau lebih teman imajinasi.
Anak biasanya akan bermain dengan teman imajinasi selama beberapa bulan sebelum akhirnya lupa atau tidak ingin bermain bersama lagi.
Namun, ada juga anak yang memiliki teman imajinasi cukup lama hingga beberapa tahun.
Ini masih menjadi hal yang normal bagi anak untuk memiliki teman imajinasi hingga anak berusia 12 tahun. Teman imajinasi kemudian akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
Penyebab atau alasan anak memiliki teman khayalan
Penyebab atau alasan anak memiliki teman imajinasi dapat berbeda-beda.
Melansir dari Raising Children, ini biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan anak untuk memiliki seorang teman dengan sifat atau ciri tertentu, seperti berikut ini.
- Selalu mendengarkan dan mendukung anak dengan baik.
- Mau bermain dengan anak.
- Bisa melakukan hal-hal yang tidak mampu dilakukan anak.
- Istimewa dan hanya berteman dengan anak.
- Tidak suka menghakimi atau menyalahkan anak.
Anak bisa mengatur apa saja yang dilakukan oleh teman khayalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. Inilah yang biasanya menjadi alasan anak ingin punya teman imajinasi.
Pengaruh teman khayalan terhadap perkembangan anak
Memiliki teman khayalan bukan berarti anak merasa kesepian atau tidak punya teman.
Sebaliknya, teman imajinasi bisa membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak.
Meski demikian, terkadang kebiasaan memiliki teman imajinasi juga bisa berdampak buruk. Berikut penjelasannya.
1. Dampak positif teman khayalan
Anak biasanya menciptakan teman khayalan sebagai sarana untuk melatih kemampuan sosial, berkelompok, dan komunikasi.
Berikut adalah dampak positif memiliki teman imajinasi pada perkembangan anak.
- Meningkatkan kreativitas anak.
- Membantu anak melihat dunia di sekitarnya dari sudut pandang yang berbeda.
- Meningkatkan rasa empati anak terhadap orang lain.
- Memahami kondisi orang lain dari sisi yang berbeda.
- Melatih anak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain.
- Membuat anak merasa selalu ditemani.
- Meningkatkan semangat anak dalam melakukan aktivitas karena merasa didampingi.
- Memberi kesempatan pada anak untuk merasa berkuasa dan bertanggung jawab saat melakukan sesuatu sesuai keinginannya sendiri.
- Membantu anak melalui masa sulit yang harus dihadapi.
2. Dampak negatif teman khayalan
Sayangnya, teman khayalan terkadang juga bisa menimbulkan pengaruh buruk pada perkembangan anak. Akibatnya, si Kecil bisa memiliki kebiasaan buruk seperti berikut ini.
- Tidak bisa membedakan antara yang nyata dan tidak.
- Menjadi lebih pendiam dan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
- Berbohong dan berusaha menyalahkan orang lain.
- Menunjukkan penurunan kebersihan diri.
- Kehilangan konsentrasi.