Usia balita merupakan masa yang paling penting untuk mulai menanamkan gaya hidup sehat. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan olahraga untuk balita Anda demi membuatnya tetap aktif bergerak. Kebiasaan hidup aktif yang dilakoni semenjak dini dapat membawa segudang manfaat kesehatan di sepanjang hidupnya kelak. Lantas, kapan sebaiknya balita mulai aktif berolahraga, dan jenis kegiatan apa saja yang bisa dilakukan anak di usia ini? Simak panduan lengkapnya di artikel ini.
Kenapa anak perlu olahraga sejak dini?
Membiasakan anak aktif berolahraga sedari dini, sangat penting bagi kesehatannya kini dan nanti. Aktivitas fisik akan mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan otot anak, meningkatkan kebugaran dan kekebalan tubuh, mengasah kemampuan motorik, hingga mencegah anak dari risiko penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan bahkan kanker.
Selain menjaga kesehatan fisiknya, olahraga juga dapat menjaga kesehatan mental dan psikologis anak. Ketika anak dapat berpartisipasi dengan baik dalam olahraga, anak akan belajar mengendalikan emosi dan merasa puas akan apa yang dapat dicapai oleh dirinya sendiri. Maka tidak heran jika olahraga untuk balita dapat membantunya meningkatkan kepercayaan diri sekaligus membentengi dirinya dari risiko stres dan depresi.
The Women’s Sport Foundation juga menambahkan bahwa anak perempuan yang aktif berolahraga sedari kecil cenderung menunjukkan performa akademis yang baik selama di sekolah, karena mereka telah terlatih untuk berkonsentrasi.
Membiasakan olahraga untuk balita sedini mungkin juga akan membantunya mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Olahraga juga membantunya mengembangkan karakter dan kepribadian yang positif, seperti rasa menghargai orang lain, toleransi, menghargai dan menaati peraturan, serta berlaku adil antar sesama. Pada akhirnya, olahraga akan membentuk anak menjadi seseorang yang tangguh, dapat diandalkan, berpendirian kuat, serta menjadi seseorang yang cerdik dan cepat tanggap.
Maka dari itu, biarkanlah anak Anda berpartisipasi dalam olahraga. Biarkan si kecil merasakan senangnya bermain bersama teman dan mengeksplorasi kemampuan diri. Biarkan ia berkembang menjadi individu yang lebih kuat bukan hanya dari segi fisik, tapi juga dari segi mental dan kejiwaan.
Aturan memulai olahraga untuk balita
Tubuh bayi yang mungil tentu belum siap untuk diajak main bola atau main basket di lapangan. Pasalnya, olahraga yang seperti ini membutuhkan keterampilan motorik yang mumpuni untuk anak bisa berlari, merunduk, melempar dan menangkap bola, hingga manuver-manuver yang menggabungkan gerak tangan dan kaki, seperti berlari sambil melompat untuk melempar bola. Keterampilan motorik ini pada umumnya baru diperlihatkan pada anak-anak usia lima tahun ke atas.
Oleh karena itu, menurut U.S. Department of Health, prinsip olahraga untuk balita tidak seperti pada usia remaja atau dewasa. Olahraga bagi balita lebih ditekankan untuk melakukan aktivitas bersenang-senang, mengenal orang-orang baru di sekitarnya, dan belajar hal-hal baru.
Jenis olahraga yang cocok untuk balita
Yang perlu diajarkan pada anak-anak di usia balita adalah segala gerakan dasar untuk menunjang kemampuan motoriknya agar semakin terbiasa untuk berolahraga di kemudian hari. Begini panduan olahraga untuk balita, sesuai dengan usianya:
Usia 0-12 bulan :
Pada 6 bulan pertama, berikan stimulasi untuk memegang benda dan menggenggamnya. Ajarkan juga gerakan menengok ke kanan, kiri, atas, dan bawah; menggerakan tangan dan kaki lebih sering; dan melakukan gerakan mendorong dengan kaki.
Pada 6 bulan kedua, mulai berikan gerakan stimulasi untuk melakukan gerakan berpindah dengan merangkak, ajak anak untuk memindahkan objek dari tangan kanan dan kiri, ajak anak bermain-main dengan bola
Usia 1-3 tahun
Pada awal usia ini, berikan anak banyak kesempatan untuk mengeksplorasi tempat baru dengan berjalan-jalan. Sesekali Anda dapat menyelipkan aktivitas fisik seperti lompat-lompat, memanjat (di tempat yang aman), dan berlari jarak dekat. Tujuannya untuk melatih kebugaran jantung dan paru-paru, serta meningkatkan kekuatan otot dan membakar kalori.
Selain itu, ajak anak untuk menari mengikuti irama musik atau bermain ular-tangga atau kereta-keretaan yang dapat merangsang kemampuan lokomotornya, yakni kemampuan menggerakan seluruh anggota tubuh untuk berpindah tempat.
Lakukan aktivitas fisik ini secara teratur, setidaknya 30 menit dalam satu hari.
Usia 3-5 tahun
Pada usia ini, anak sudah sangat mantap berjalan dan berlari. Oleh karena itu, Anda bisa berikan ragam aktivitas yang lebih banyak lagi. Misalnya, ajak anak bersepeda, lomba lari menangkap sesuatu, berenang , dan lain-lain.
Pada usia ini, sembari kenalkan anak dengan berbagai jenis olahraga dan mulai mengenalkan gerakan-gerakan yang belum dikuasainya sedikit demi sedikit. Lakukan aktivitas fisik terstruktur ini secara teratur, dalam satu hari setidaknya 60 menit.
Yang harus diingat sebelum ajak anak berolaharaga
- Jangan paksakan anak untuk berolahraga. jika anak dipaksa, ia akan cepat merasa frustasi dan tidak mau melakukannya lagi.
- Buat suasana berolahraga jadi menyenangkan agar anak tidak kapok dan mau mempelajari aktivitas-aktivitas fisik yang lainnya.
- Anak belajar dengan mengikuti apa yang diliihatnya. Oleh karena itu, orangtua harus menjadi contoh dalam hal hidup aktif dan rajin berolahraga, agar anak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]