Sepeda statis dan sepeda biasa sama-sama menawarkan olahraga yang menyehatkan. Akan tetapi, untuk mendapatkan udara segar, sepeda biasa lebih unggul karena bisa berkeliling. Kalau sudah punya anak, tentu ingin mengajaknya jalan-jalan sambil membonceng naik sepeda. Apakah ada batasan usia untuk anak bisa dibonceng sepeda oleh orangtuanya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Kapan orangtua bisa membonceng anak naik sepeda?
Sampai saat ini tidak ada aturan resmi kapan anak boleh naik sepeda bersama orang tuanya.
Namun, pastikan anak sudah bisa duduk tegak di kursi tanpa perlu bantuan dan mampu tidak bersandar dalam waktu lama.
Jika leher dan punggung anak belum cukup kuat untuk menopang tubuh, sebaiknya ibu tidak membonceng si kecil.
Sebab, saat duduk di kursi boncengan, ia harus bisa menahan punggung dan lehernya agar tidak terbentur atau jatuh.
Bila melihat kekuatan tulang, otot, dan refleks anak saat ibu bonceng naik sepeda, waktu yang tepat untuk membonceng sepeda adalah saat anak usia satu tahun.
Berdasarkan tes skrining perkembangan anak Denver II, bayi usia satu tahun sudah bisa berdiri berpegangan dan perkembangan tulang serta otot bayi sudah cukup baik.
Bayi berusia satu tahun umumnya sudah mampu mengendalikan otot dan refleksnya saat duduk tegak pada kursi boncengan.
Mengutip dari Sustrans, anak usia satu tahun sudah bisa menggunakan perlengkapan pengaman yang ideal, seperti penggunaan helm.
Tidak ada helm untuk anak kurang dari usia satu tahun. Lingkar kepala bayi berusia di bawah dua belas bulan biasanya berukuran kira-kira 40 sentimeter.
Sementara itu, ukuran helm yang paling kecil hanya bisa anak pakai dengan lingkar kepala 46 sentimeter. Ukuran helm yang tidak pas bisa melukai kepala bayi dan balita.
Cara membonceng anak naik sepeda yang aman
Membonceng anak naik sepeda memang menyenangkan, terutama saat pagi hari. Udara yang sejuk dan matahari yang belum terlalu panas bisa membuat suasana hati lebih baik.
Bersepeda juga bisa menjadi olahraga untuk anak yang menyegarkan. Agar lebih aman dan nyaman, berikut cara membonceng anak naik sepeda.
1. Selalu pakai helm
Berapa pun usia anak, selalu pakaikan helm yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kepala si kecil. Ibu juga bisa memberi contoh dengan menggunakan helm untuk menghindari risiko cedera.
Sebelum berangkat, pastikan helm telah terpasang dengan benar dan nyaman. Memakai helm mampu mengurangi risiko cedera pada kepala hingga 88 persen.
2. Pilih boncengan khusus bayi dan balita
Hindari mengandalkan boncengan bawaan sepeda. Cari boncengan khusus bayi dan balita yang ada sandaran punggung dan pijakan kakinya.
Ini untuk menghindari anak tidak jatuh dan kakinya tidak menyenggol sepeda. Saat ini banyak tipe boncengan yang tersedia.
Ambil contoh, boncengan yang bisa membuat ibu meletakkan anak di depan atau belakang sepeda. Ibu bisa memilih sesuai kenyamanan dan kebutuhan si kecil.
3. Hanya orang dewasa yang boleh membonceng
Ketika membonceng anak naik sepeda, pastikan ibu sudah mahir bersepeda, cukup percaya diri, dan tidak mudah panik.
Oleh karena itu, sebaiknya ibu tidak membiarkan anak berusia 12 tahun atau remaja membonceng si kecil.
Anak dan remaja belum memiliki refleks dan koordinasi yang sempurna, meski mereka sudah terbiasa naik sepeda.
4. Cari rute yang sepi
Hindari jalan raya yang ramai, jalan bebatuan yang licin atau kasar, rute yang berbukit-bukit, atau rute yang banyak tikungannya.
Pastikan juga ayah dan ibu tetap bersepeda dalam lajur yang terlalu ke tengah. Kalau anak mudah rewel, sebaiknya ibu dan ayah tidak bersepeda terlalu jauh.
5. Hindari bersepeda saat malam hari
Meski di lingkungan tempat tinggal memiliki penerangan jalan yang baik, sebaiknya hindari bersepeda di malam hari.
Pasalnya, walau ibu bisa melihat jalan dengan jelas, pengendara atau pengguna jalan lain mungkin tidak melihat sepeda.
Anak-anak juga cenderung lebih tidak betah bersepeda di malam hari karena sudah lelah.
6. Ajak anak bicara selama bersepeda
Membonceng si kecil naik sepeda dengan angin yang sepoi-sepoi bisa membuat anak mengantuk. Kalau tertidur, anak bisa mudah terbentur atau jatuh.
Maka dari itu, usahakan untuk mengajak anak berbicara atau bernyanyi supaya tidak mengantuk.
Membonceng anak naik sepeda juga bisa menjadi kesempatan baik untuk membangun komunikasi dengan si kecil.
Ibu bisa mengatur jadwal rutin untuk membonceng si kecil, misalnya dua kali dalam seminggu setiap pagi atau sore.
[embed-health-tool-vaccination-tool]