Menurut CDC, delapan tahun pertama masa pertumbuhan anak adalah tentang belajar. Di usia ini, otak anak paling cepat berkembang sehingga orang tua perlu memanfaatkannya untuk memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung anak yang cerdas dan sehat sehingga ia bisa menjadi hebat di masa depan. Lantas, bagaimana cara orang tua meningkatkan pembelajaran untuk memaksimalkan perkembangan otak anak? Simak selengkapnya di bawah ini.
Kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan anak usia 1-5 tahun
Sebelum melakukan aktivitas untuk mendukung kecerdasan anak, sebaiknya Anda menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak di masa perkembangannya.
Dalam artian, ciptakan hubungan yang erat dan positif dengan anak, khususnya pada balita.
Mereka cenderung merasa nyaman apabila bisa mendapatkan kasih sayang dari orangtua melalui jaminan dan tanggapan yang positif terhadap kebutuhan mereka, salah satunya makanan.
Mengutip dari Keys to Enhancing Brain Development in Young Children, perkembangan anak akan meningkat apabila orangtua menanggapi saat anak memberikan isyarat yang meminta dukungan dan perhatian.
Nah, setelah Anda bisa membangun lingkungan yang nyaman untuk anak, beberapa kegiatan berikut dapat membantu menstimulasi kecerdasan otak anak lebih dalam, khususnya bagi yang berusia 1-5 tahun.
1. Membacakan buku untuk meningkatkan kecerdasan otak anak
Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan perkembangan otak anak.
Bahkan, sebelum anak bisa mengenal huruf atau kata, membaca bisa menstimulasi keterampilan bahasa dan komunikasi pada mereka.
Saat Anda membacakan buku untuk balita, pilihlah buku dengan gambar yang disukainya.
Lalu, hanya bacakan buku jika anak tampak tertarik dengan hal itu. Tak lupa, libatkan anak dengan mengajukan pertanyaan terbuka saat membaca.
Bila perlu, ulangi bacakan buku yang sama agar semakin memperbanyak kumpulan kosakata pada anak.
Pada anak yang lebih tua, Anda bisa memintanya untuk menunjuk ke gambar tertentu, seperti gambar rumah atau kucing.
Penelitian pun menunjukkan bahwa anak yang orangtuanya membacakan buku selama 10 menit dalam satu hari sejak usia anak 6 bulan, menerima lebih dari 300 jam jenis stimulasi otak yang didapat di taman kanak-kanak.
2. Bermain cilukba dengan anak
Salah satu permainan terbaik yang bisa membangun kecerdasan anak di masa pertumbuhan adalah cilukba.
Menurut Profesor Pediatri Jack Shonkoff, tanpa disadari, dengan menutupi wajah Anda saat bermain cilukba, anak sebetulnya sedang belajar.
Mengulang permainan cilukba selama beberapa kali mengajarkan anak Anda bahwa meskipun Anda tidak terlihat, Anda masih ada untuk mereka.
Permainan ini bisa merangsang indra pada anak, membangun keterampilan motorik kasar, mendorong perkembangan sosial sekaligus menstimulasi selera humornya.
3. Menyanyikan lagu yang sama dapat meningkatkan kecerdasan anak
Otak balita bisa lebih terstimulasi dengan belajar dari pengulangan yang konsisten dari suatu aktivitas.
Sebagai contoh, membaca buku seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama dan menyanyi lagu yang sama berulang kali.
Mungkin bagi orang dewasa atau anak yang lebih tua, bercerita hal yang sama atau menyanyikan lagu yang sama terasa bosan. Namun, hal ini tidak membosankan bagi anak balita.
Pasalnya, anak usia 1-5 tahun belajar melalui pengulangan, dan hal ini cenderung bisa mengatur koneksi saraf otak.
Selain itu, otak anak cenderung terprogram pada hal pengulangan suara, pola atau pengalaman yang memberikan rasa nyaman.
Alhasil, aktivitas pengulangan seperti menyanyi baik untuk membantu perkembangan otak anak, serta merupakan pendekatan yang praktis dan mudah dalam pembelajaran anak.
4. Melibatkan anak untuk beraktivitas fisik
Menurut temuan penelitian Northwestern College, perkembangan otak anak bergantung pada kesehatan tubuh, sehingga anak balita perlu dilibatkan dalam aktivitas fisik yang cukup agar tubuhnya bugar.
Saat anak aktif secara fisik, secara tak sadar mereka akan mengembangkan fondasi neurologis yang bisa membangun komponen struktural otak.
NHS merekomendasikan pada anak balita, sebaiknya menghabiskan waktu paling sedikit selama 180 menit (3 jam) untuk beraktivitas fisik, termasuk bermain di luar ruangan.
Beberapa aktivitas fisik yang bisa dicoba meliputi:
- bermain dengan balok dan benda lainnya
- melompat
- berjalan
- menari
- berenang
- bermain di taman
- mendaki
- bermain aktif, seperti petak umpet
- melempar dan menangkap
- berlari cepat
- naik sepeda, dan
- skipping.
5. Melibatkan anak dalam aktivitas seni kreatif untuk mengasah kreativitas
Melakukan aktivitas seni kreatif merupakan salah satu pengalaman sensorik untuk balita yang harus dicoba.
Pasalnya, hal tersebut dapat mengasah kreativitas yang sangat penting untuk perkembangan otak anak.
Aktivitas tersebut akan membuat anak mengeksplorasi berbagai material yang ada dan memicu kreativitas dalam mengembangkan apa yang bisa dilakukan dengan bahan tersebut.
Early Learning Instructor Bronwyn Dean memberikan contoh aktivitas seni yang sebaiknya dihindari oleh orang tua untuk diberikan kepada anak, seperti:
- memberikan buku mewarnai,
- memberikan pola atau model untuk ditiru oleh anak,
- memberitahu anak apa yang harus digambar atau dibuat,
- mengharapkan anak agar menghasilkan sesuatu yang dapat dikenali atau membuat tiruan dari objek nyata,
- menyelesaikan pekerjaan anak agar hasilnya terlihat lebih baik.
Sebagai gantinya, beberapa aktivitas seni sensorik yang sebaiknya diberikan oleh orangtua meliputi:
- melukis langsung dengan jari tangan,
- menggambar menggunakan krayon jumbo, kapur besar, atau alat lain,
- bermain plastisin atau playdough,
- menggambar dengan kuas, dan
- membuat kolase dengan menempelkan bahan-bahan yang edible ke suatu permukaan seperti kertas.
Nutrisi untuk meningkatkan kecerdasan otak anak
Selain meningkatkan kecerdasan otak anak dengan serangkaian kegiatan di atas, orang tua juga perlu memenuhi asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung tumbuh kembang balita.
Nutrisi penting yang dibutuhkan untuk mendukung kecerdasan anak umumnya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Namun, terkadang ada beberapa nutrisi yang tanpa disadari belum diberikan.
Sehingga perlu ada tambahan sumber nutrisi untuk bantu memenuhi nutrisi yang belum terpenuhi tersebut dengan suplementasi susu pertumbuhan.
Untuk anak balita, sebaiknya orangtua mempertimbangkan memilih susu yang mengandung nutrisi penting untuk mendukung perkembangan dan kecerdasan anak.
Nutrisi yang mendukung kecerdasan anak yaitu kandungan Sphingomyelin & Phospholipid, Omega 3 dan Omega 6, DHA, Kolin. Berikut adalah manfaat nutrisi-nutrisi tersebut.
- Sphingomyelin & Phospholipid, yang bisa meningkatkan konsentrasi dan daya ingat otak.
- Asam Linolenat (Omega 3 dan Omega 6), untuk membentuk DHA & AA.
- DHA, untuk memenuhi kebutuhan DHA harian.
- Kolin dan Zat Besi, untuk mendukung perkembangan otak dan meningkatkan fungsi daya ingat.