backup og meta

7 Penyebab Anak Tidak Mau Berbagi Mainan dan Cara Mengatasinya

7 Penyebab Anak Tidak Mau Berbagi Mainan dan Cara Mengatasinya

Apakah Anda pernah atau bahkan sering melihat anak Anda tidak mau berbagi mainan atau makanan dengan orang lain, baik itu saudara maupun teman-temannya? Hal ini mungkin membuat Anda khawatir dengan sikap anak. Meski demikian, sebaiknya pahami dulu kenapa anak tidak mau berbagi dengan orang lain melalui ulasan di bawah ini. 

Anak tidak mau berbagi mainan, apakah sifat yang buruk?

Anak yang tidak mau berbagi mainan atau hal lain seperti makanan tidak selalu mencerminkan sifat yang buruk pada anak.

Ini adalah bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya merupakan tahap dalam proses pembelajaran sosial mereka.

Sebagian besar anak mengalami masa di mana mereka sulit untuk berbagi. Adapun ini bukanlah tanda sifat yang buruk, melainkan bagian dari perkembangan mereka.

Justru, ini adalah kesempatan untuk membimbing dan membantu anak memahami arti berbagi dan kerja sama.

Penting untuk tidak menghakimi anak ‘buruk’ karena perilaku ini, tetapi lebih baik mencari cara untuk membimbing dan mendidik mereka tentang nilai-nilai sosial.

Menggunakan pendekatan positif, memberikan contoh yang baik, dan memberikan pengertian tentang pentingnya berbagi dapat membantu anak-anak melewati tahap ini dan berkembang menjadi individu yang sosial dan peduli.

Kenapa anak tidak mau berbagi mainan?

anak posesif

Terdapat berbagai alasan mengapa seorang anak mungkin tidak mau berbagi mainan atau makanan dengan saudara atau temannya. Beberapa alasan umum termasuk berikut ini.

1. Proses pengembangan keterampilan sosial

Anak-anak masih dalam proses belajar mengenai keterampilan sosial dan emosional.

Maka dari itu, mereka mungkin belum sepenuhnya memahami konsep berbagi dan merasa sulit untuk melepaskan sesuatu yang mereka anggap sebagai milik sendiri.

2. Kemampuan kognitif belum sempurna

Selain perkembangan keterampilan sosial, perkembangan kemampuan kognitif juga masih belum berkembang sempurna.

Melansir dari Greater Good Magazine, suatu penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kognitif yang belum sempurna membuat anak belum bisa berhitung dengan cepat dan tepat, sehingga mereka tidak mau berbagi secara adil.

3. Rasa kepemilikan yang kuat

Anak-anak pada tahap perkembangan tertentu cenderung memiliki rasa kepemilikan yang kuat terhadap mainan mereka.

Umumnya, anak-anak mengalami fase posesif, sehingga mungkin belum siap atau tidak mau berbagi mainan karena melihatnya sebagai sesuatu yang sangat pribadi.

Hal ini bisa membuat anak tidak suka jika mainannya disentuh atau digunakan oleh orang lain.

4. Rasa takut kehilangan

Beberapa anak mungkin merasa takut kehilangan mainannya jika mereka berbagi dengan orang lain.

Ini bisa disebabkan oleh kecemasan atau ketidakpastian tentang apakah mereka akan mendapatkan kembali mainan tersebut.

Anak-anak yang merasa tidak aman atau cemas mungkin tidak mau berbagi karena ingin mempertahankan sesuatu yang membuat mereka merasa nyaman.

5. Kurangnya pengalaman berbagi

Anak mungkin jarang diajak bermain bersama atau jarang melihat orang dewasa berbagi.

Oleh karena itu, mereka mungkin belum memiliki contoh atau panutan untuk mengikuti dan memahami pentingnya berbagi.

6. Kompetisi atau persaingan 

Jika anak memiliki saudara kandung atau teman bermain yang berdekatan usianya, mereka mungkin merasa perlu bersaing.

Anak mungkin terbiasa bersaing untuk mendapatkan perhatian atau mainan tertentu, dan ini bisa membuat mereka tidak mau berbagi.

7. Kurangnya kemampuan untuk menunjukan perasaan

Anak-anak mungkin belum memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata.

Oleh karena itu, mereka lebih sering menggunakan perilaku, seperti menolak berbagi, sebagai cara untuk mengungkapkan ketidaknyamanan atau keengganan.

Penting untuk diingat bahwa anak tidak mau berbagi mainan adalah bagian normal dari perkembangan anak.

Orangtua dan pengasuh memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka untuk memahami dan mengatasi tantangan ini.

Dengan memberikan dukungan, contoh, dan pemahaman tentang pentingnya berbagi, anak-anak dapat tumbuh dan mengembangkan keterampilan sosial mereka seiring waktu.

Kapan anak bisa berbagi?

Waktu kapan seorang anak mulai dapat berbagi bisa bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Proses ini terkait dengan perkembangan keterampilan sosial dan kemampuan emosional anak. Seiring bertambahnya usia, umumnya saat memasui usia 8 tahun ke atas, anak-anak semakin mampu memahami perspektif orang lain, menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri, dan berbagi secara lebih suka rela.

Cara mengatasi anak tidak mau berbagi mainan

dampak melarang anak menangis

Perilaku anak yang tidak mau berbagi mainan atau makanan adalah hal yang lumrah dalam perkembangan anak-anak.

Namun Anda bisa menerapkan tips berikut yang mungkin dapat membantu mengatasi situasi ini.

  • Ajarkan nilai berbagi. Berbicaralah kepada anak tentang pentingnya berbagi dan kerja sama. Jelaskan bahwa berbagi membuat orang lain senang dan menciptakan hubungan yang baik.
  • Contohkan sikap berbagi. Contohkan kepada anak sikap berbagi. Anak-anak belajar melalui contoh yang dilakukan orang dewasa.
  • Buat aturan bersama. Bentuk aturan yang adil terkait berbagi mainan anak di rumah. Ajarkan konsep bergantian atau tentukan waktu tertentu bagi setiap anak untuk menggunakan mainan tersebut.
  • Berikan pilihan. Biarkan anak memilih mainan yang ingin mereka bagikan. Ini memberikan mereka rasa kontrol dan meningkatkan kemungkinan mereka bersedia berbagi.
  • Puji perilaku positif. Berikan pujian ketika anak bersedia berbagi. Ini akan memperkuat perilaku positif dan membuat mereka merasa dihargai.
  • Ajarkan berhitung. Agar anak bersikap adil, Anda bisa ajarkan anak cara berhitung. Dengan begitu, mereka bisa lebih memahami bagaimana cara berbagi dengan baik.
  • Ajak bicara. Ajak anak berbicara tentang perasaan mereka terkait berbagi. Mungkin ada alasan tertentu mengapa mereka tidak mau berbagi, dan mendengarkan perasaan mereka dapat membantu menemukan solusinya.
  • Gunakan cerita atau kartun. Cerita atau kartun yang mengajarkan nilai berbagi dapat membantu anak memahami konsep tersebut dengan cara menyenangkan dan menarik.
  • Libatkan dalam mengambil keputusan. Biarkan anak terlibat dalam membuat keputusan terkait mainan mereka. Ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan mereka.
  • Buat aktivitas bersama. Ajak anak bermain bersama dengan mainan yang dapat digunakan bersama-sama. Ini dapat meminimalkan konflik terkait berbagi.
  • Beri penghargaan. Berikan penghargaan saat anak berhasil berbagi. Ini bisa berupa pujian, sticker, atau bentuk penguatan positif lainnya.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki waktu yang berbeda dalam memahami konsep berbagi.

Kesabaran dan konsistensi dalam mengajarkan nilai-nilai ini akan membantu anak mengembangkan keterampilan sosialnya seiring waktu.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Why Is Your Preschooler Not Sharing? (n.d.). Why Is Your Preschooler Not Sharing? Retrieved 1 February 2024, from https://greatergood.berkeley.edu/article/item/why_is_your_preschooler_not_sharing

“I Don’t Want to Share” Teach Kids the Fine Art of Sharing. (n.d.). Retrieved 1 February 2024, from https://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/sibling-rivalry/sharing/

Sharing and learning to share. (2023). Retrieved 1 February 2024, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing

“Mine, Mine, Mine!” 7 Ways to Encourage Sharing. (2020). Retrieved 1 February 2024, from https://ccy.jfcs.org/mine-mine-mine-7-ways-encourage-sharing/

Helping Young Children With Sharing. (2023). Retrieved 1 February 2024, from https://www.zerotothree.org/resource/helping-young-children-with-sharing/

Encouraging Children to Share and Take Turns. (n.d.). Retrieved 1 February 2024, from https://www.pbs.org/parents/thrive/encouraging-children-to-share-and-take-turns

Versi Terbaru

16/02/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

5 Cara Sederhana Mengajarkan Anak agar Selalu Bersyukur

Panduan bagi Orangtua untuk Mengajarkan Kerendahan Hati pada Anak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 16/02/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan