Berat badan susah naik seringkali terjadi pada sebagian anak-anak. Kondisi ini perlu dicari masalah utamanya agar pertumbuhan tidak terganggu. Pada sebagian anak, kondisi ini justru dapat menjadi tanda bahwa si Kecil terkena anemia. Lantas, bagaimana hubungan berat badan anak dengan anemia? Berikut penjelasannya.
Benarkah berat badan anak susah naik tanda anemia?
Terdapat banyak alasan mengapa berat badan anak susah naik. Mulai dari kekurangan kalori, nutrisi, hingga mineral untuk mendukung pertumbuhan yang sehat. Salah satu mineral yang perlu dicukupi adalah zat besi.
Mineral ini penting untuk pembentukan hemoglobin atau sel darah merah yang berfungsi sebagai transporter utama untuk oksigen, yang digunakan dalam semua proses metabolisme tubuh yang ada di dalam sel.
Tahukah Anda?
Metabolisme sel dalam tubuh membutuhkan energi, protein, dan oksigen. Nah, bila kadar hemoglobin si Kecil rendah karena kekurangan zat besi, bisa berdampak pada tidak tercukupi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan membuat metabolisme tidak optimal. Akhirnya, pertumbuhan anak terhambat, serta, perkembangan kognitif dan motorik terganggu. Hal ini bahkan dapat memicu kondisi yang lebih serius, seperti stunting.
Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah merupakan kondisi anemia. Anak dengan anemia juga memiliki gejala kurang nafsu makan dan senang memakan yang bukan makanan, misalnya es batu.
Kondisi ini tentu membuat berat badan anak sulit naik, karena selain jumlah oksigen di tubuh yang tidak optimal, nutrisi dan kalori juga kurang terpenuhi.
Cara mengatasi berat badan anak susah naik yang disebabkan oleh anemia
Kondisi anemia pada anak perlu dipastikan dengan dokter, yaitu melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Apabila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL, maka berikut beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi berat badan anak yang susah naik.
1. Hindari memberikan teh pada anak
Pemberian teh pada anak yang anemia sebaiknya dihindari. Sebab, teh tidak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh dan seringkali membuat anak merasa kenyang ketika minum teh, sehingga anak tidak mau makan.
Selain itu, teh termasuk minuman yang tidak boleh diberikan pada anak karena tidak mengandung zat gizi makro, seperti protein, karbohidrat, dan lemak dan hanya sedikit sekali mineral.
Terlebih lagi, di dalam teh terdapat zat polyphenol dan fitat yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
2. Berikan makanan yang kaya zat besi
Untuk mengatasi berat badan anak susah naik pada umumnya perlu memastikan agar anak mendapatkan makanan yang tinggi nutrisi. Pada kasus anemia, nutrisi yang juga penting untuk diperhatikan, yaitu zat besi.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), anak usia 1-3 tahun membutuhkan 7 mg per hari sedangkan usia 4-6 tahun 10 mg per hari.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Bunda bisa mengombinasikan beberapa makanan kaya zat besi berikut agar kebutuhan zat besi harian si Kecil bisa terpenuhi.
Ada beberapa jenis daging merah yang bisa Bunda berikan kepada si Kecil, yaitu daging sapi atau kambing. Setiap 100 gram daging sapi mengandung 2,8 mg zat besi, sementara 100 gram daging kambing mengandung 2,4 mg zat besi.
Daging ayam juga bisa menjadi pilihan protein yang mengandung zat besi. Setiap 100 gram daging ayam mengandung 1,3 mg zat besi
Untuk memberikan variasi protein, beberapa jenis ikan juga memilki kandungan yang tinggi, seperti tongkol, patin, dan sarden. Setiap 100 gram, terdapat 1,7 mg zat besi pada ikan tongkol, 1,4 mg zat besi pada ikan patin, dan 1,3 mg zat besi pada ikan sarden.
Diantara semua protein, hati ayam menjadi sumber zat besi yang paling tinggi. Pasalnya, dalam 100 gram hati ayam terdapat 15.8 mg zat besi.
Telur dapat menjadi pilihan sumber zat besi lainnya yang bisa Bunda coba. Setiap 100 gram telur terdapat 3 mg zat besi.
Tak hanya pada protein, zat besi juga bisa terdapat dalam sayuran hijau yang direbus, seperti daun kelor, brokoli, dan bayam. Setiap 100 gram, terdapat 2,1 mg zat besi pada daun kelor, 0,7 mg zat besi pada brokoli, dan 0,5 mg pada bayam.
- Susu terfortifikasi zat besi
Untuk melengkapi nutrisi, Bunda juga bisa memberikan susu yang terfortifikasi dengan zat besi. Penelitian terbaru, konsumsi susu terfortifikasi zat besi & vit. C minimal 2 gelas sehari, terbukti bantu lengkapi kebutuhan zat besi harian anak..
3. Berikan makanan yang kaya vitamin C
Selain memberikan makanan kaya zat besi, Bunda juga perlu menambahkan makanan kaya vitamin C dalam pola makan si Kecil. Pasalnya, vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh lebih cepat.
Beberapa buah yang kaya akan vitamin C dan dapat dicoba, seperti:
- Buah sitrus (jeruk dan lemon),
- Tomat,
- Buah Beri,
- Buah kiwi, dan
- Melon
Usahakan untuk konsumsi vitamin C ini bersamaan dengan makanan kaya zat besi. 4. Berikan nutrisi tambahan
Selain makanan, susu yang difortifikasi zat besi dan vitamin C dapat menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan zat besinya.
Karena susu dengan kombinasi unik zat besi dan vitamin C dapat memaksimalkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat, sehingga minimal 2 gelas sehari dapat membantu penuhi kebutuhan zat besi hariannya.
Perlu Anda Ketahui
Susu dengan kombinasi zat besi dan vitamin C juga umumnya dilengkapi nutrisi penting yang dibutuhkan tumbuh kembang si Kecil, seperti DHA, omega 3 dan 6, dan nutrisi penting lainnya. Susu jenis ini tidak hanya mencegah anemia zat besi tetapi juga membantu si Kecil tumbuh maksimal.
[embed-health-tool-vaccination-tool]