backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Menyiasati Jadwal Minum Obat saat Puasa Ramadan

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ulfa Rahayu · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Menyiasati Jadwal Minum Obat saat Puasa Ramadan

    Puasa di bulan Ramadan wajib bagi umat muslim. Namun, ada yang harus diperhatikan bagi mereka yang perlu minum obat secara rutin. Rutinitas minum obat tersebut dapat disiasati agar tetap bisa menjalankan puasa dengan tenang.

    Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan bagi orang yang perlu minum obat rutin bila ingin tetap berpuasa.

    Menyiasati jadwal minum obat saat puasa

    minum saat puasa

    Selama berpuasa, waktu minum obat kita berubah dari 24 jam jadi lebih kurang 10 jam. Penyesuaian waktu penggunaan obat tersebut dibutuhkan sehingga efek terapi pengobatan tetap optimal.

    Membagi jadwal minum obat antara waktu sahur dan berbuka puasa

  • Untuk obat dengan dosis satu kali dalam sehari, minumlah saat berbuka atau saat sahur. 
  • Untuk obat dengan dosis dua kali dalam sehari, minumlah satu kali saat berbuka dan satu kali saat sahur.
  • Untuk obat dengan dosis tiga sampai empat kali sehari, minumlah tiap obatnya dengan membagi durasi waktu antara berbuka puasa dan sahur secara sama rata.
  • Lebih jelasnya perihal mengonsumsi obat tiga sampai empat kali dalam sehari, tim Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi, Semarang membagikan tips-nya dengan cara berikut:

    • Untuk yang harus menggunakan obat tiga kali sehari: yang pertama segera saat waktu berbuka tiba yakni sekitar pukul 18.00, yang kedua diminum pukul 23.00, dan yang ketiga pada waktu sahur yakni pukul 4.00. 
    • Untuk yang harus menggunakan obat empat kali sehari: yang pertama segera saat waktu berbuka tiba yakni sekitar pukul 18.00, yang kedua diminum pukul 22.00, yang ketiga pada pukul 01.00, dan yang keempat pada waktu sahur yakni sekitar pukul 04.00.

    Penggunaan obat sebelum dan sesudah makan saat puasa

    Bila ada aturan obat diminum sebelum makan, minumlah obat 30 menit sebelum makan sahur dan/atau sebelum menyantap makanan berat saat buka puasa.

    Sementara itu, penggunaan obat sesudah makan artinya Anda harus mengonsumsi obat tersebut saat kondisi lambung telah terisi makanan.

    Anda bisa meminum obat kira-kira 5-10 menit setelah makan. Pastikan waktu penggunaan obat Anda sesuai dengan aturan waktu makan.

    Jangan sampai karena sudah seharian berpuasa Anda langsung berbuka dengan makanan berat dan lupa kalau ada obat yang harus diminum sebelum makan. 

    Tidak semua penggunaan obat membatalkan puasa

    tangan diinfus

    Minum obat saat pada siang hari bisa membatalkan puasa, tapi ternyata tidak semua penggunaan obat membatalkan puasa.

    Ada jenis obat yang bisa digunakan pada siang hari saat menjalankan ibadah puasa.

    Daftar jenis penggunaan obat yang tidak membatalkan puasa didapatkan dari kesepakatan para ahli medis dan agama.

    Kesepakatan tersebut diambil setelah diskusi besar dalam seminar medis religius bertajuk “An Islamic view of certain contemporary medical issues’ yang diselenggarakan di Maroko.

    Berikut daftar jenis penggunaan obat yang tidak membatalkan puasa:

    • obat tetes mata
    • semua zat yang diserap ke dalam tubuh melalui kulit, seperti krim, salep, dan plester obat
    • suntikan melalui kulit, otot, sendi, atau pembuluh darah (kecuali pemberian makanan melalui intravena atau biasa dikenal dengan infus)
    • bantuan oksigen, bantuan anestesi atau suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
    • tablet nitrogliserin atau obat yang ditempatkan di bawah lidah untuk pengobatan angin duduk
    • obat kumur atau semprotan oral, dengan syarat tidak ada yang tertelan.
    • tetes hidung atau semprotan hidung
    • inhaler

    Konsultasikan kondisi kesehatan dan aturan minum obat terkait puasa

    tes untuk dermatitis kontak

    Anda yang wajib minum obat rutin dan berkeinginan untuk menjalankan puasa sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

    Hal tersebut untuk mengetahui jadwal minum obat yang direkomendasikan, kekuatan tubuh untuk puasa, ataupun hal-hal lain menyangkut penyakit dan obat Anda.

    Dokter akan meninjau kondisi kesehatan Anda dan memutuskan apakah pasien bisa berpuasa atau tidak. Anda akan diberi tahu potensi risiko yang mungkin mempengaruhi kesehatannya jika berpuasa. 

    Anda juga sebaiknya bertanya mengenai efektivitas dan keamanan minum obat saat puasa.

    Hal tersebut untuk mengantisipasi perubahan jadwal minum obat yang dilakukan setelah bulan puasa untuk kembali ke jadwal minum obat yang normal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ulfa Rahayu · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan