Glimepiride adalah salah satu obat golongan sulfonilurea untuk diabetes.
Golongan obat ini menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh dengan cara merangsang produksi hormon insulin.
Biasanya obat ini digunakan untuk mengontrol kadar gula darah yang tinggi pada penderitadiabetes tipe 2.
Obat ini termasuk ke dalam obat resep sehingga Anda hanya bisa membelinya di apotek jika menyertakan resep dari dokter.
Mengontrol kadar gula darah Anda dapat membantu mencegah penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kebutaan, masalah saraf, dan masalah fungsi seksual.
Pengobatan ini biasanya diikuti dengan perubahan pola makan yang lebih sehat serta rutin berolahraga.
Dosis glimepirid
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan glimepirid di Indonesia tersedia dalam sediaan tablet salut selaput, kaplet, dan orally disintegrating tablets (ODT).
Pemberian dosis berdasarkan kondisi dan penyakit pasien dapat dibedakan sebagai berikut.
Diabetes tipe 2
Dewasa: dosis awal 1 – 2 mg diminum sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 – 2 mg setiap 1 – 2 minggu sekali, bergantung pada respons pasien terhadap perawatan. Dosis maksimal yang dianjurkan yaitu 8 mg per hari.
Lansia: untuk dosis awal 1 mg secara oral sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 – 2 mg setiap 1 – 2 minggu sekali, bergantung pada respons pasien terhadap perawatan.
Aturan pakai glimepiride
Glimepiride biasanya diminum sekali sehari saat sarapan. Ikuti aturan minum obat yang dianjurkan dokter.
Minum glimepiride dengan segelas penuh air. Telan tablet secara utuh, jangan mengunyah, membelah, atau memotong obat. Anda harus makan setelah minum tablet.
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda memiliki alergi terhadap glimepiride, obat lain, atau bahan lain yang terdapat pada glimepiride.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau tengah menderita defisiensi G6PD, yaitu kondisi menyebabkan pemecahan sel darah merah lebih cepat.
Bicarakan dengan dokter jika Anda memiliki kelainan hormonal pada adrenal, hipofisis, kelenjar tiroid, serta penyakit jantung, ginjal, atau liver.
Jika Anda akan menjalani sebuah operasi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Anda sedang menggunakan glimepiride.
Tanyakan pada dokter apakah aman menggunakan alkohol saat sedang dalam pengaruh obat ini. Pasalnya, alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping penggunaan obat.
Hindari paparan sinar matahari yang tidak perlu atau lama dan gunakan baju pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya.
Obat ini dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari.
Penting Anda ketahui
Konsumsi alkohol saat menggunakan glimepirid dapat menyebabkan:
flushing (wajah memerah),
sakit kepala dan lemas,
mual dan muntah,
nyeri dada,
penglihatan kabur, dan
sulit bernapas.
Efek pada ibu hamil dan menyusui
Menurut situs DailyMed, penggunaan glimepiride pada ibu hamil belum mengidentifikasi risiko cacat lahir, keguguran, atau dampak yang merugikan lainnya.
Namun, kandungan sulfonilurea dapat melewati plasenta dan mungkin menimbulkan efek samping seperti hipoglikemia pada janin.
Oleh karena itu, penggunaan glimepiride harus dihentikan setidaknya dua minggu sebelum perkiraan kelahiran.
Wanita yang menyusui dan menggunakan obat ini perlu berhati-hati dengan gejala hipoglikemia.
Tidak diketahui apakah obat ini muncul ke dalam ASI dan tidak ada data tentang efek pada produksi ASI.
Dokter seharusnya hanya memebrikan obat ini jika manfaatnya lebih besar dibanding risikonya.
Interaksi dengan obat lain
Interaksi obat mungkin mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.
Obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan glimepiride adalah sebagai berikut.
Peningkatan risiko terjadinya hipoglisemia jika digunakan bersama fluconazole, beta-blocker, sulfonamida,clarithromycin, ACE inhibitors, tetrasiklin, fenofibrate, quinolone,clarithromycin, antikoagulan, allopurinol, dan probenecid.
Efek obat untuk menurunkan gula darah meningkat jika digunakan bersama miconazole.
Risiko ketidakstabilan kadar gula darah meningkat apabila dipakai bersama fluoroquinolone.
Efektivitas gliclazide menurun apabila digunakan bersamaterbutaline, danazol, chlorpromazine, salbutamol, kortikosteroid, estrogen, pil KB, obat diuretik, terbutaline, vitamin B3, dan barbiturat.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan.
Hal tersebut untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Pedersen, J. M., Matsson, P., Bergström, C. A., Hoogstraate, J., Norén, A., LeCluyse, E. L., & Artursson, P. (2013). Early identification of clinically relevant drug interactions with the human bile salt export pump (BSEP/ABCB11). Toxicological sciences : an official journal of the Society of Toxicology, 136(2), 328–343. https://doi.org/10.1093/toxsci/kft197
Glimepiride. (n.d.). DrugBank. Retrieved September 15, 2022 from https://go.drugbank.com/drugs/DB00222
GLIMEPIRIDE- glimepiride tablet. (2021). DailyMed. Retrieved September 15, 2022 from https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=60e9397e-83b9-489e-9683-6f87e458bbaa
Glimepiride. (n.d.). MIMS. Retrieved September 15, 2022 from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/glimepiride?mtype=generic
Multum, C. (2022). Glimepiride. Drugs.com. Retrieved September 15, 2022 from https://www.drugs.com/mtm/glimepiride.html
Versi Terbaru
07/10/2022
Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana
Ditinjau secara medis olehApt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.