backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Silodosin

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2022

Silodosin

Silodosin adalah obat untuk mengatasi gejala pembesaran prostat. Obat ini tergolong keras sehingga diperlukan resep dokter untuk mendapatkannya.

Golongan obat: Diuretik dan obat untuk hipertrofi prostat

Merek dagang silodosin: Urief

Apa itu silodosin?

Silodosin adalah obat yang berguna untuk mengurangi gejala sulit buang air kecil pada pengidap pembesaran prostat jinak atau hiperplasia prostat jinak.

Lebih spesifik, gejala pembesaran prostat jinak meliputi:

  • aliran urine lemah,
  • nyeri saat buang air kecil,
  • urine seperti “ragu-ragu untuk keluar”,
  • buang air kecil tidak tuntas, dan
  • sering merasa ingin buang air kecil.

Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot prostat dan kandung kemih sehingga urine bisa keluar dengan mudah.

Perlu diingat, obat ini hanya mengendalikan gejala pembesaran prostat jinak, bukan menyembuhkannya.

Dosis dan sediaan silodosin

dosis silodosin

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), silodosin di Indonesia tersedia dalam bentuk tablet dan tablet salut selaput dengan konsentrasi 4 mg.

Berikut dosis obat yang dianjurkan.

Hiperplasia prostat jinak

Obat ini diberikan hanya untuk orang dewasa. Dokter mungkin akan memberikan dosis untuk penyakit prostat ini sebesar 8 mg. 

Obat diberikan dalam dosis tunggal atau 2 dosis terpisah. Dosis mungkin bisa dikurangi, tergantung kondisi pasien.

Aturan pakai silodosin

Selalu ikuti anjuran dokter dan perhatikan kemasan sebelum mengonsumsi obat silodosin. Obat ini sebaiknya dikonsumsi bersama makanan. 

Hindari mengonsumsinya saat perut kosong. Selalu minum obat ini pada waktu yang sama setiap hari.

Lanjutkan minum obat ini bahkan ketika Anda sudah merasa lebih baik. Hindari menghentikan konsumsi obat tanpa anjuran dokter. 

Hindari pula mengonsumsi lebih dari yang direkomendasikan agar tidak mengalami overdosis.

Efek samping silodosin

Beri tahu dokter bila Anda mengalami efek samping reaksi alergi setelah mengonsumsi obat. Inilah tanda-tanda alergi obat yang mungkin Anda rasakan.

  • Ruam kulit.
  • Biduran.
  • Gatal.
  • Napas pendek dan bunyi.
  • Mata gatal dan berair.
  • Demam.
  • Bengkak pada kulit, wajah, atau mulut.

Dalam kondisi lebih parah, reaksi alergi silodosin bisa mengancam nyawa atau disebut dengan anafilaksis. Segera bawa ke rumah sakit bila ada gejala anafilaksis berikut.

  • Sulit bernapas.
  • Mual, muntah, diare.
  • Sakit perut hebat.
  • Pusing.
  • Detak jantung lemah.
  • Tekanan darah turun drastis.
  • Kejang-kejang.
  • Pingsan dan hilang kesadaran.

Segera temui dokter bila Anda mengalami ereksi yang sakit dan berlangsung selama beberapa jam tanpa henti.

Berikut beberapa efek samping silodosin yang mungkin dialami.

  • Takikardia atau detak jantung tak beraturan.
  • Hipotensi ortostatik.
  • Diare.
  • Sakit perut.
  • Mulut kering.
  • Ejakulasi tanpa air mani yang keluar (ejakulasi retrograde).
  • Pusing dan sakit kepala.
  • Insomnia.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Penurunan libido.
  • Hidung tersumbat.
  • Influenza.
  • Sinusitis.
  • Nasofaringitis.
  • Rinitis atau radang lapisan lendir hidung.

Perlu diingat, pertama mengonsumsi obat ini bisa membuat Anda mengantuk dan pusing. Anda juga rentan pingsan sesaat setelah berdiri dari posisi tidur. 

Untuk menghindarinya, bangun perlahan, letakkan kaki Anda selama beberapa menit, lalu berdiri dengan hati-hati.

Segera duduk atau berbaring lagi jika Anda mengalami gejala ini.

Peringatan dan perhatian saat pakai silodosin

Jangan konsumsi obat ini bila Anda memiliki alergi silodosin atau kandungan lain yang ada dalam obat ini.

Sebelum mengonsumsi obat ini, beri tahu dokter bila Anda mengalami kondisi berikut.

  • Intraoperative Floppy Iris Syndrome (IFIS).
  • Efek ortostatik.
  • Penyakit ginjal.
  • Penyakit liver.
  • Kanker prostat.
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah.

Apakah obat silodosin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat ini hanya boleh dikonsumsi oleh pria dewasa. Untuk itu, ibu hamil dan menyusui tidak boleh mengonsumsi obat ini.

Interaksi obat silodosin dengan obat lain

Konsumsi obat lain tertentu bisa memengaruhi cara kerja obat ini, begitu juga sebaliknya.

Mengutip situs European Medicines Agency, beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut.

  • Ketoconazole.
  • Itraconazole.
  • Ritonavir.
  • Cyclosporine.
  • Rifampicin.
  • Barbiturat.
  • Carbamazepine.
  • Phenytoin.
  • Obat golongan alpha-blockers.
  • Sildenafil.
  • Tadalafil.
  • Obat antihipertensi.
  • Digoxin.

Silodosin adalah obat untuk membantu buang air kecil pada pasien hiperplasia prostat jinak atau pembesaran prostat.

Obat ini tergolong keras sehingga harus menggunakan resep dokter.

Perlu diingat, obat ini hanya mengurangi gejala, bukan menyembuhkan penyakit hiperplasia prostat jinak.

Rangkuman

  • Silodosin membantu mengurangi masalah buang air kecil pada pria dengan pembesaran prostat. 
  • Dokter biasanya merekomendasikan dosis sebesar 8 mg sehari dengan dosis tunggal atau dibagi menjadi 2 kali.
  • Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita. Hanya pria dewasa yang bisa menggunakannya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/09/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan