Pasien yang menjalani transplantasi organ seperti ginjal, hati, atau jantung, umumnya membutuhkan obat imunosupresan untuk mencegah reaksi penolakan terhadap organ baru. Salah satu obat yang diberikan adalah mycophenolate mofetil. Seperti apa penggunaan obat ini dan apa saja efek sampingnya?
Golongan obat: imunosupresan
Merek dagang mycophenolate mofetil: Cellcept, Celmunos, Mycocell, Myrept, Kamyfet
Apa itu obat mycophenolate mofetil?
Mycophenolate mofetil (mikofenolat mofetil) adalah obat yang tergolong sebagai agen imunosupresan. Artinya, obat ini memiliki kemampuan untuk menekan salah satu atau beberapa komponen sistem imun tubuh.
Obat ini digunakan dengan obat lain (seperti siklosporin dan kortikosteroid) untuk menurunkan kekebalan alami tubuh pada pasien yang menerima transplantasi organ ginjal, jantung, atau hati.
Ketika pasien menerima transplantasi organ, sel darah putih tubuh akan berusaha menolak organ yang ditransplantasikan. Nah, obat ini bekerja mencegah sel darah putih reaksi penolakan tersebut.
Dosis dan sediaan mikofenolat mofetil
Data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan mycophenolate mofetil di Indonesia tersedia dalam kaplet salut selaput 500 mg.
Dosis akan diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan bagaimana Anda merespons terapi.
Mencegah penolakan transplantasi jantung
- Dewasa: kombinasi dengan imunosupresan lain (siklosporin dan kortikosteroid). Dosis 1,5 g (1.500 mg) setiap 12 jam dimulai 5 hari setelah transplantasi.
Mencegah penolakan transplantasi hati
- Dewasa: kombinasi mikofenolat mofetil dengan imunosupresan lain (siklosporin dan kortikosteroid). Dosis 1,5 gram (1.500 mg) setiap 12 jam
Mencegah penolakan transplantasi ginjal
- Dewasa: kombinasi dengan imunosupresan lain (siklosporin dan kortikosteroid). Dosis 1 gram (1.000 gram) setiap 12 jam. Dosis pertama diberikan 72 jam setelah transplantasi.
- Anak (usia >3 bulan): pemberian dosis dihitung menggunakan body surface area (BSA) atau perkiraan luas permukaan tubuh berdasarkan proporsi tinggi dan berat badannya. Anak dengan BSA 1,25–1,5 m2 diberikan dosis 750 mg setiap 12 jam. Sementara itu, anak dengan BSA ≥1,5 m2 diberikan dosis 1 gram (1.000 mg) setiap 12 jam.
Aturan pakai mycophenolate mofetil
Mycophenolate mofetil biasanya diminum dua kali sehari dengan perut kosong, satu jam sebelum atau dua jam setelah makan atau minum, kecuali dokter Anda memberitahu sebaliknya.
Cobalah untuk memberi jarak minum obat sekitar 12 jam setiap dosisnya. Ikuti aturan minum obat pada label resep dengan benar.
Minum mikofenolat mofetil persis seperti yang disarankan dokter. Jangan melebihkan atau mengurangi penggunaannya dari yang ditentukan oleh dokter.
Anda perlu meminum kaplet salut selaput secara utuh, jangan membelah, mengunyah, menghancurkannya, atau membuka kapsul.
Mycophenolate mofetil membantu mencegah penolakan transplantasi organ hanya selama Anda meminum obat ini.
Lanjutkan konsumsi mikofenolat mofetil meskipun Anda merasa sehat. Jangan berhenti minum mikofenolat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping mikofenolat mofetil
Seperti obat lainnya, mikofenolat mofetil bisa menimbulkan efek samping obat pada beberapa orang.
Setiap orang dapat mengalami efek samping yang berbeda-beda. Ini bergantung dengan respons tubuh terhadap mycophenolate mofetil.
Ada pula beberapa orang yang merasakan efek samping yang tidak disebutkan di bawah ini.
Efek samping ringan
Berikut ini adalah efek samping umum mikofenolat mofetil.
- Sembelit.
- Sakit perut.
- Mual.
- Muntah.
- Kesulitan tidur (insomnia) atau tetap tertidur.
- Rasa sakit di punggung, otot, atau persendian.
- Sakit kepala.
- Perut bergas.
- Rasa tertusuk, kesemutan, atau terbakar pada kulit.
- Kekakuan atau kelemahan otot.
Efek samping serius
Di bawah ini adalah efek samping umum mycophenolate mofetil.
- Diare atau sakit perut parah yang tiba-tiba.
- Pembengkakan tangan, lengan, kaki, atau pergelangan kaki.
- Sulit bernafas.
- Nyeri dada.
- Ruam.
- Gatal.
- Detak jantung cepat atau aritmia.
- Pusing.
- Pingsan.
- Kekurangan energi.
- Kulit pucat.
- Pendarahan atau memar yang tidak biasa.
- Muncul darah dalam feses.
- Muntah darah.
- Muntahan yang terlihat seperti ampas kopi.
- Darah dalam urine.
- Menguningnya kulit atau mata (penyakit kuning).
Mycophenolate bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan dapat menurunkan kemampuan Anda untuk melawan infeksi.
Selama Anda meminum obat ini, sering-seringlah mencuci tangan dan hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat mycophenolate mofetil
Beritahu dokter jika Anda pernah mengalami sindrom Lesch-Nyhan atau sindrom Kelley-Seegmiller, yaitu penyakit bawaan yang menyebabkan tingginya kadar zat tertentu dalam darah.
Gejala kedua sindrom tersebut meliputi nyeri sendi, sulit menggerakan tubuh, dan perubahan perilaku.
Sebelum minum obat, Anda juga perlu memberitahu dokter jika mengalami:
- anemia (jumlah sel darah merah lebih rendah dari normal),
- bisul,
- neutropenia (jumlah sel darah putih kurang dari normal),
- penyakit apa pun yang memengaruhi perut, usus, atau sistem pencernaan, atau
- semua jenis kanker, dan penyakit ginjal atau hati.
Anda harus tahu bahwa mikofenolat mofetil dapat membuat mengantuk, bingung, pusing, atau menyebabkan gemetar tak terkendali pada tubuh.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum menjalani vaksinasi.
Tanyakan kepada dokter, apakah Anda harus mendapatkan vaksin flu sebelum atau selama perawatan karena mengonsumsi mycophenolate mofetil dapat meningkatkan risiko infeksi virus.
Beritahu dokter jika alergi terhadap bahan yang terkandung di dalam mycophenolate mofetil.
Jika Anda mengonsumsi sevelamer atau antasida yang mengandung magnesium atau aluminium, minumlah 2 jam setelah Anda mengonsumsi mikofenolat mofetil.
Mikofenolat mofetil adalah salah satu obat yang harus disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap.
Hindari penghentian pengobatan secara tiba-tiba. Mycophenolate mofetil dan mycophenolate sodium tidak dapat digantikan dengan obat lain.
Apakah obat mikofenolat mofetil aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Situs EMC Inggris menjelaskan bahwa obat ini dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir bila digunakan selama kehamilan.
Baik pria maupun wanita harus menggunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama dan segera setelah pengobatan dengan mycophenolate mofetil.
Jika Anda sedang menyusui, jangan minum mikofenolat mofetil. Ini karena sejumlah kecil obat dapat terserap ke dalam ASI dan berdampak pada kondisi bayi.
Tubuh bisa bersih dari pengaruh obat ini setelah 6 minggu atau 3 bulan pemakaian terakhir.
Interaksi obat mycophenolate mofetil dengan obat lain
Interaksi bersama obat lain dapat meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya dan memengaruhi cara kerja obat.
Hindari obat-obatan berikut ini selama Anda mengonsumsi mikofenolat mofetil.
- Penggunaan bersama alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, akan menurunkan efektivitas kontrasepsi tersebut.
- Penggunaan bersama vaksin BCG, vaksin campak, atau vaksin influenza, dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi patogen (kuman, bakteri, dan virus) atau menurunkan efektivitas vaksin.
- Penggunaan bersama rifampicin, arang aktif, atau cholestyramine, akan menyebabkan penurunan efektivitas mycophenolate mofetil.
- Pemakaian dengan adalimumab, infliximab, atau fingolimod, akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius atau fatal.
- Pemakaian dengan azathioprine, rituximab, deferiprone, atau bacitirinib meningkatkan risiko terjadinya infeksi serius pada tubuh.
Konsultasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit, kondisi kesehatan, dan rencana kehamilan Anda sebelum menjalani pengobatan mycophenolate mofetil. Ini untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi nantinya.
[embed-health-tool-bmi]