backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Estrogen Terkonjugasi

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/09/2022

Estrogen Terkonjugasi

Estrogen merupakan salah satu jenis hormon penting di dalam tubuh, terutama pada wanita. Jika tubuh wanita tidak mampu menghasilkan hormon estrogen yang cukup, maka fungsi tubuh dapat terganggu. Untuk mengatasi kondisi ini, penggunaan obat dengan estrogen terkonjugasi umumnya diperlukan.   

Golongan obat: Estrogen 

Merek obat: Esthero

Apa itu estrogen terkonjugasi?

Estrogen terkonjugasi adalah obat yang mengandung campuran hormon estrogen untuk mengatasi berbagai kondisi.

Kondisi tersebut mencakup sensasi panas atau gerah (hot flash) sedang hingga parah, perubahan di dalam atau sekitar vagina, serta gejala lain dari menopause atau kadar estrogen rendah (hipoestrogenisme).

Estrogen adalah hormon pada wanita yang dihasilkan oleh indung telur (ovarium). Obat ini berfungsi menggantikan kadar hormon yang kurang di dalam tubuh. 

Selain gejala menopause itu sendiri, obat ini bisa digunakan untuk mencegah osteoporosis setelah menopause. 

Pada wanita sebelum mengalami menopause, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi kondisi tertentu akibat ovarium tidak dapat menghasilkan kadar estrogen yang cukup secara alami.

Terkadang, estrogen terkonjugasi juga bisa membantu meredakan gejala kanker payudara dan kanker prostat yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, baik pada pria maupun wanita.

Dosis estrogen terkonjugasi

Estrogen terkonjugasi tersedia dalam bentuk kaplet salut gula dengan dosis 0,625 mg. 

Dilansir dari E-Katalog 5.0, berikut ini pembagian dosis estrogen terkonjugasi berdasarkan kondisi yang ditangani. 

1. Gejala vasomotor, vaginitis atrofi dan uretritis atrofi yang berkaitan dengan kekurangan estrogen

Dewasa: 0.3 mg – 1.25 mg sehari, diserati dengan pemeriksaan teratur selama 3 – 6 bulan.

2. Osteoporosis

Dewasa: 0,625 mg sehari

3. Hipoestrogenik akibat kebiri atau kegagalan ovari

Dewasa: 0.3 mg – 1.25 mg sehari. Dosis disesuaikan tergantung dengan keparahan gejala dan respons endometrium.

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Aturan pakai obat estrogen terkonjugasi

Ikuti cara minum estrogen terkonjugasi sesuai dengan resep dokter atau anjuran pemakaian yang tertera pada kemasan obat.

Penggunaan obat yang tidak sesuai anjuran bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. 

Dosis dan lamanya pengobatan akan bergantung pada kondisi Anda dan bagaimana tubuh merespons pengobatan. 

Estrogen terkonjugasi bisa diminum tanpa atau bersama dengan makanan. 

Penting untuk menjaga pola makan sehat dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup.

Bahkan, dokter mungkin akan menganjurkan untuk mengonsumsi obat ini disertai dengan suplemen kalsium atau vitamin D. 

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.

Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis obat.

Efek samping obat estrogen terkonjugasi

Segera cari pertolongan medis bila Anda mengalami reaksi alergi obat yang meliputi ruam kulit, gatal-gatal atau biduran, serta bengkak pada wajah, bibir, dan lidah. 

Estrogen terkonjugasi umumnya bisa menimbulkan efek samping sebagai berikut. 

  • Pembengkakan. 
  • Rambut rontok. 
  • Mati rasa, kesemutan, atau rasa nyeri seperti terbakar. 
  • Sakit punggung atau kram kaki. 
  • Kembung, gangguan pencernaan, mual, muntah, atau sakit perut. 
  • Pusing atau sakit kepala. 
  • Vagian terasa gatal atau mengeluarkan cairan.
  • Perubahan jadwal menstruasi. 
  • Perdarahan ringan dari vagina.  

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika timbul gejala yang lebih serius, seperti berikut ini. 

  • Gejala serangan jantung, seperti dada terasa nyeri atau tertekan, rasa sakit dari rahang hingga ke pundak, dan berkeringat. 
  • Gejala stroke, matirasa atau kelemahan (terutama pada salah satu sisi tubuh), sakit kepala berat, bicara tidak jelas, gangguan penglihatan atau keseimbangan. 
  • Gejala penggumpalan darah, seperti kehilangan kemampuan melihat secara tiba-tiba, nyeri dada yang menusuk, batuk berdarah, serta nyeri atau sensasi panas di salah satu atau kedua kaki. 
  • Pembengkakan di tubuh atau kenaikan berat badan tiba-tiba. 
  • Penyakti kuning. 
  • Gangguan ingatan, linglung, atau gangguan perilaku. 
  • Perdarahan dari vagina berat. 
  • Nyeri panggul. 
  • Benjolan di payudara. 
  • Gejala kadar kalsium tinggi dalam darah, seperti muntah, konstipasi, rasa haus meningkat atau sering buang air kecil (BAK), nyeri tulang, dan tubuh terasa lesu.    

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin pula ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping obat tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian obat estrogen terkonjugasi

pazopanib

Jangan gunakan obat ini jika Anda alergi pada estrogen terkonjugasi. Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap estrogen terkonjugasi atau obat-obatan lain, termasuk vitamin, suplemen, dan obat herbal.

Beri tahu dokter dan apoteker tentang obat (resep/non-resep), vitamin, suplemen kesehatan, dan produk herbal yang Anda gunakan atau yang akan Anda gunakan.

Dokter mungkin perlu mengubah dosis obat atau memantau Anda guna mencegah efek samping efek samping. 

Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika Anda hamil sewaktu menggunakan desmopressin, hubungi dokter Anda.

Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Beri tahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan berikut ini. 

  • Perdarahan vagina.
  • Penyakit liver (hati).
  • Gangguan perdarahan. 
  • Riwayat serangan jantung, stroke, penggumpalan darah, kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), atau kanker vagina.  

Obat ini juga tidak boleh digunakan untuk mencegah penyakit jantug, stroke, atau demensia. Sebaliknya, obat ini bisa meningkatkan risiko kondisi-kondisi tersebut. 

Penggunaan obat ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, stroke, dan serangan jantung. 

Hal ini terutama terjadi jika Anda menderita tekanan darah tinggi, diabetes, kadar kolesterol tinggi, obesitas, atau memiliki kebiasaan merokok. 

Bagaimana cara penyimpanan estrogen terkonjugasi?

Simpan obat ini pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi atau dibekukan.

Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.  

Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

Apakah estrogen terkonjugasi aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D (ada bukti positif dari risiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan, diketahui bahwa ada efek berbahaya dari obat ini pada janin jika digunakan oleh ibu hamil.

Dokter akan mempertimbangkan besar manfaat dan risiko pada ibu hamil sebelum memberikan obat ini. 

Diketahui, obat ini dapat terserap ke dalam ASI. Pengguaan estrogen selama menyusui terbukti bisa menurunkan kualitas dan jumlah ASI sehingga harus dihindari. 

Interaksi obat estrogen terkonjugasi

Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko Anda mengalami efek samping serius.

Mengonsumsi obat ini dengan obat-obatan tertentu tidak direkomendasikan. Dokter Anda mungkin tak akan meresepkan obat ini kepada Anda atau mengganti beberapa obat yang sudah Anda konsumsi.

Beri tahu kepada dokter atau apoteker jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.

  • Amifampridine. 
  • Bupropion
  • Donepezil. 
  • Etoricoxib
  • Ginseng. 
  • Levothyroxine. 
  • Licorice. 
  • Tipranavir. 

Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi.

Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/09/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan