Antipiretik (antipyretic) merupakan golongan obat yang digunakan untuk mengatasi kenaikan suhu tubuh atau demam. Obat ini, juga bisa membantu mengatasi rasa tidak nyaman yang muncul bersama dengan demam.
Meski beberapa jenis antipiretik dapat dengan mudah didapatkan tanpa resep dokter, pastikan Anda tetap mengonsumsi obat sesuai aturan untuk menghindari terjadinya efek samping.
Apa itu antipiretik?
Antipiretik adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam atau suhu tubuh yang tinggi. Obat ini tidak akan bekerja pada suhu tubuh normal.
Obat antipiretik juga kerap dikombinasikan dengan analgesik atau obat pereda nyeri. Dengan begitu, sebagian besar obat antipyretic juga bisa mengurangi rasa nyeri yang memang kerap menyertai demam.
Cara kerja antipiretik
Demam merupakan respons alami tubuh saat melawan infeksi atau peradangan. Saat berusaha melawan kondisi ini, tubuh Anda akan menghasilkan senyawa yang disebut prostaglandin.
Prostaglandin kemudian merangsang hipotalamus pada otak yang bertindak sebagai termostat untuk menyesuaikan suhu tubuh. Semakin banyak prostaglandin, semakin tinggi suhu tubuh.
Melansir sebuah artikel dalam Journal of Emergency and Critical Care Medicine, antipiretik bekerja dengan cara memblokir atau menurunkan produksi prostaglandin.
Saat produksi prostaglandin berkurang, suhu tubuh akan perlahan kembali ke angka normal.
Meski bisa mengatasi demam dengan cara menurunkan suhu tubuh, perlu diingat bahwa obat penurun panas ini tidak bisa menyembuhkan penyakit yang menyebabkan demam.
Contohnya, jika demam disebabkan oleh keracunan makanan, antipiretik tidak akan bisa menyembuhkan gejala lain yang menyertainya, seperti muntah atau diare.
Kapan antipiretik dapat diberikan?
Anda bisa memberikan obat antipiretik untuk menurunkan demam saat suhu tubuh mencapai sekitar 37,8°C.
Namun, segera hubungi dokter jika demam terus naik hingga mencapai lebih dari 42°C atau tidak juga mereda setelah tiga hari Anda mengonsumsi antipiretik.
Pasalnya, demam bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk penyakit yang perlu penanganan khusus dari dokter.
Efek samping antipiretik
Sama seperti penggunaan obat-obatan pada umumnya, antipiretik mungkin memberikan efek samping bagi beberapa orang.
Beberapa efek samping yang paling sering ditemukan setelah penggunaan obat antipyretic yaitu:
- peningkatan detak jantung,
- sembelit,
- diare,
- kembung,
- mual,
- sakit perut, dan
- pusing.
Berbagai gejala di atas seharusnya bisa membaik dengan sendirinya setelah beberapa saat.
Jika gejala tidak juga menghilang atau Anda merasakan ketidaknyamanan lain setelah minum obat penurun demam, segera hubungi dokter.
Jenis antipiretik
Berikut ini adalah jenis obat yang masuk dalam golongan antipiretik. Beberapa di antaranya bisa Anda dapatkan secara bebas, tetapi ada juga yang membutuhkan resep dokter.
1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
Obat anti-inflamasi nonsteroid akan menurunkan demam dengan cara menghambat produksi prostaglandin yang terbentuk saat peradangan atau nyeri.
Selain menurunkan demam, NSAIDs juga kerap digunakan untuk meredakan kram menstruasi, sakit gigi, hingga radang sendi.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat dibedakan menjadi non-selective COX inhibitor dan COX-2 inhibitor.
Non-selective COX inhibitor terdiri dari:
- ibuprofen,
- aspirin,
- naproxen,
- diclofenac,
- indomethacin,
- asam mefenamat,
- piroxicam,
- meloxikam,
- ketoprofen,
- dexketoprofen,
- nabumetone,
- ketorolac, dan
- etodolac.
Sementara itu, COX-2 inhibitor terdiri dari celecoxib, etoricoxib, dan parecoxib.
Pastikan Anda menggunakan obat ini dengan lebih berhati-hati apabila memiliki masalah pada lambung atau berusia di atas 75 tahun.
Tahukah Anda?
Aspirin merupakan jenis antipiretik pertama yang dikembangkan dan diperdagangkan secara luas.
2. Acetaminophen
Lebih dikenal sebagai paracetamol, acetaminophen akan menurunkan demam dengan cara memblokir sinyal kimia pada otak yang mengatur suhu tubuh.
Obat ini juga bisa menghambat produksi senyawa penyebab peradangan sehingga bisa ikut meredakan nyeri. Paracetamol merupakan obat penurun demam yang dinilai cukup aman untuk diberikan pada ibu hamil.
Contoh obat antipiretik jenis paracetamol yang umum di pasaran adalah Panadol, Tempra, Iprox, Paramek SK, Sanmol, dan Termorex.
Selain menurunkan suhu tubuh, paracetamol juga bisa mengatasi sakit kepala, nyeri gigi, hingga gejala flu.
Peringatan dan perhatian sebelum mengonsumsi antipiretik
Untuk memaksimalkan efektivitas obat sekaligus mengurangi risiko efek samping, pastikan Anda sudah memperhatikan beberapa hal berikut sebelum minum obat antipiretik.
- Jangan minum obat antipyretic jika Anda alergi terhadap golongan obat ini atau kandungan lain di dalamnya.
- Sampaikan pada dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit lambung, hipertensi, jantung, hati, ginjal, dan stroke.
- Bicarakan dengan dokter sebelum memberikan antipyretic pada lansia, ibu hamil, ibu menyusui, atau anak-anak.
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan antikoagulan, kortikosteroid, atau obat untuk epilepsi.
- Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan operasi tertentu saat minum antipiretik, termasuk operasi gigi.
Jika Anda memiliki salah satu kondisi di atas, dokter bisa menentukan batasan dosis yang aman untuk Anda atau mengganti pengobatan dengan obat lain yang memiliki manfaat serupa.
[embed-health-tool-bmi]