backup og meta

Benarkah Teflon Antilengket Berbahaya untuk Kesehatan?

Benarkah Teflon Antilengket Berbahaya untuk Kesehatan?

Hampir semua ibu rumah tangga menggunakan wajan antilengket alias teflon untuk memasak. Lapisan antilengket sangat cocok untuk memasak pancake, menggoreng telur, atau makanan yang mudah menempel. Namun, ternyata terdapat kondisi teflon berbahaya untuk kesehatan.

Apakah teflon berbahaya bagi kesehatan?

Penggunaan teflon untuk memasak relatif aman jika menggunakan peralatan pendukung yang sesuai. Namun, penggunaan teflon sempat mengkhawatirkan karena kandungan asam perfluorooctanoic (PFOA) yang diduga berbahaya untuk kesehatan.

PFOA diduga berkaitan dengan penyakit tiroid, penyakit ginjal, penyakit liver, dan kanker testis. Untungnya, penggunaan PFOA sudah dilarang sejak tahun 2013 dan produk-produk teflon yang dijual sekarang sudah bebas kandungan ini. 

Namun, sebenarnya apa yang dimaksud dengan teflon? Teflon adalah alat masak antilengket, seperti wajan atau penggorengan, yang telah dilapisi dengan bahan yang disebut polytetrafluoroethylene (PTFE).

PTFE adalah kimia sintetis yang terdiri dari atom karbon dan fluor. PTFE-lah yang membuat teflon memiliki permukaan yang tidak reaktif, antilengket dan tahan gesekan.

Permukaan antilengket membuat peralatan masak nyaman digunakan dan mudah dibersihkan. 

Risiko memasak dengan teflon antilengket

Manfaat masak sendiri

Alih-alih akibat PFOA, teflon antilengket dianggap berbahaya jika memiliki kondisi seperti berikut ini.

1. Tergores

Teflon berbahaya jika tergores karena meningkatkan risiko terkena bahan kimia beracun.

Ketika tergores atau aus, partikel-partikel pada lapisan antilengketnya dapat masuk ke makanan yang dimasak, kemudian tertelan.

Jika jumlahnya sedikit, partikel ini tidak berbahaya bagi tubuh. Akan tetapi, jika terus menerus terpapar partikel ini, timbul bahaya bagi kesehatan.

2. Terkena panas berlebihan

Bahaya teflon antilengket juga bisa terjadi karena paparan panas berlebihan dari kompor.

Jika teflon terkena panas lebih dari 260°C, lapisan antilengketnya dapat mulai terurai dan melepaskan gas-gas berbahaya ke udara.

Dikutip dari penelitian BMJ Case Reports, paparan terhadap gas-gas ini dapat menyebabkan flu teflon.

Gejala kondisi ini sama dengan flu biasanya, yaitu meriang, demam, sakit kepala, dan sakit badan. Kondisi ini terjadi setelah terpapar 4 – 10 jam dan biasanya hilang dalam waktu 12 – 48 jam.

Tips memasak sehat dengan teflon

Teflon umumnya tidak berbahaya digunakan jika Anda mengetahui cara memasak yang benar menggunakan alat ini. Berikut ini tips memasak sehat menggunakan teflon.

  • Hindari pemanasan teflon kosong karena teflon kosong dapat mencapai suhu tinggi dalam hitungan menit.
  • Pastikan Anda memasukkan minyak goreng atau air sebelum memanaskan kompor.
  • Hindari memasak dengan api besar. Selain dapat mengurangi kandungan zat gizi dalam masakan, api besar juga dapat merusak teflon.
  • Masaklah dengan api kecil atau sedang saat memasak dengan teflon.
  • Saat Anda masak, buka jendela dan nyalakan kipas angin untuk membantu menghilangkan asap beracun.
  • Gunakan sutil dan peralatan masak dengan bahan kayu atau silikon. Peralatan logam dapat menyebabkan goresan pada permukaan teflon. 
  • Cuci panci dengan spons lembut. Hal ini untuk menghindari goresan pada permukaan teflon. Jika nodanya masih membandel, rendam teflon terlebih dulu dengan air dan sabun cuci piring.
  • Ganti peralatan masak yang sudah lama. Ketika lapisan teflon terlihat banyak goresan, sebaiknya segera ganti teflon tersebut agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Apabila masih khawatir akan bahaya teflon, Anda dapat mengganti teflon dengan alat memasak lainnya.

Alat masak berbahan stainless, cast iron, atau keramik bisa Anda gunakan sebagai alat masak yang lebih aman dibandingkan dengan teflon.

Kesimpulan

Penggunaan teflon umumnya aman. Namun, sebaiknya hindari menggunakan teflon yang tergores dan panas berlebihan dari kompor karena dapat memicu munculnya gas berbahaya. Jika Anda masih khawatir akan bahayanya, ganti teflon dengan alat masak berbahan lain, seperti cast iron, keramik, atau stainless steel.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Greenberg, M. I., & Vearrier, D. (2015). Metal fume fever and polymer fume fever. Clinical Toxicology, 53(4), 195-203.

Shimizu, T., Hamada, O., Sasaki, A., & Ikeda, M. (2012). Polymer fume fever. BMJ Case Reports, 2012(dec09 1), bcr2012007790-bcr2012007790. doi: 10.1136/bcr-2012-007790

Sajid, M., & Ilyas, M. (2017). PTFE-coated non-stick cookware and toxicity concerns: A perspective. Environmental Science and Pollution Research, 24, 23436-23440.

Why is Teflon So Bad and What Are the Alternatives? (2023). Retrieved 14 September 2023, from https://www.ecoparent.ca/eco-home/teflon-really-so-bad 

Phillips, S. (2022). Why Scratched Non-stick Pans Could Harm You. Retrieved 14 September 2023, from https://utopia.org/guide/why-scratched-non-stick-pans-could-harm-you/ 

Versi Terbaru

19/09/2023

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Begini Cara Memasak Jamur yang Paling Sehat dan Aman

Mencuci Ayam Mentah Berisiko, Begini Cara yang Tepat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 19/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan