Obesitas merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki indeks massa tubuh yang tinggi yaitu lebih dari 27. Menurut WHO, pada tahun 2014 terdapat 600 juta orang usia dewasa mengalami obesitas. Di Indonesia sendiri, kejadian obesitas pada kelompok perempuan dewasa tahun 2013 yaitu sebesar 32,9% yang mengalami kenaikan sebanyak 18% dari tahun 2007.
Obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi. Tidak hanya itu, perempuan obesitas ternyata berisiko mengalami gangguan fungsi reproduksi dan menyebabkan infertilitas atau tidak subur. Infertilitas atau tidak subur didefinisikan dengan kondisi di mana perempuan tidak juga mengalami kehamilan walaupun melakukan hubungan seksual secara rutin. Lalu, mengapa obesitas dapat menyebabkan ketidaksuburan bagi perempuan?
Bagaimana obesitas bisa mempengaruhi kesuburan?
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kehamilan susah terjadi pada perempuan yang mengalami obesitas jika dibandingkan dengan wanita dengan berat badan normal atau overweight. Bahkan ketika mengalami kehamilan, perempuan obesitas berisiko mengalami keguguran. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 3.029 pasangan, menunjukkan bahwa pada perempuan yang memiliki IMT lebih dari 30 mengalami kesulitan hamil setidaknya dalam satu tahun. Selain itu, diketahui juga perempuan dengan IMT yang lebih dari 30 tersebut tidak dapat melakukan kelahiran secara normal. Sedangkan perempuan dengan IMT 40 atau lebih, menurunkan peluang untuk hamil sebanyak 43%.
Survei menunjukkan bahwa perempuan dengan IMT 24 hingga 31 mengalami anovulasi (indung telur tidak menghasilkan telur) lebih tinggi 30% setiap bulannya dibandingkan dengan perempuan yang memiliki IMT yang normal. Bahkan perempuan yang IMT-nya lebih dari 31, berpeluang 170% lebih tinggi untuk mengalami anovulasi.
Hormon leptin yang tidak seimbang
Orang yang mengalami obesitas, biasanya cenderung mengonsumsi makanan dengan kalori, gula, dan lemak yang tinggi. Ketika tubuh mengonsumsi terlalu banyak lemak, maka akan muncul hormon leptin yang berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan memberikan sinyal pada otak bahwa tubuh sudah ‘penuh’. Namun, asupan lemak yang terus-menerus masuk akan membuat hormon leptin terus diproduksi oleh tubuh. Semakin banyak jumlah lemak yang dikonsumsi, semakin tinggi pula kadar leptin. Namun, leptin menjadi resisten dan tidak berfungsi lagi dengan baik karena terlalu banyak lemak yang masuk sehingga terlalu tinggi kadar leptin di dalam tubuh.
Gangguan fungsi leptin dapat mempengaruhi ketidakseimbangan kadar hormon seksual, seperti luteinizing hormone dan estradiol yang merupakan hormon kesuburan pada wanita. Hormon-hormon tersebut membantu mempersiapkan ovum atau telur pada wanita. Selain itu, perempuan memiliki kadar hormon leptin tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Sehingga, ketika perempuan mengonsumsi makanan berlemak terlalu banyak, kemudian leptin yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Hal tersebutlah yang menyebabkan perempuan obesitas susah hamil.
Resistensi hormon insulin
Tidak hanya resistensi terhadap hormon leptin, tubuh juga mengalami resisten terhadap hormon insulin. Ketika orang yang mengalami obesitas terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat atau gula maka akan terjadi hiperglikemia dalam tubuh. Hiperglikemia yang berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan tubuh tidak lagi peka terhadap hormon insulin. Penelitian menyatakan bahwa sel pituitary yang berfungsi untuk menghasilkan luteinizing homorne, yang sangat berperan dalam proses pembuahan dan menentukan kesuburan perempuan.
Penelitian tersebut dilakukan pada tikus betina yang kehilangan reseptor insulin, sehingga tubuh tidak bisa menerima sinyal dari hormon insulin. Tikus betina tersebut diberikan makanan tinggi lemak selama tiga bulan. Pada akhir penelitian, diketahui bahwa tikus betina tersebut mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS), yaitu kondisi yang biasanya menjadi alasan ketidaksuburan pada perempuan. Selain itu, beberapa tikus betina lainnya juga menunjukkan menstruasi yang tidak rutin dan gangguan reproduksi lainnya.
Penelitian lain menyebutkan bahwa polycystic ovary syndrome mengakibatkan peningkatan hormon androgen (hormon laki-laki) pada perempuan, dan mengganggu ovarium untuk menghasilkan telur. Banyak hal yang menyebabkan PCOS, namun peneliti menyatakakan bahwa memiliki status gizi yang obesitas dapat meningkatkan risiko tinggi untuk perempuan mengalami PCOS.
Menyebabkan keguguran
Walaupun perempuan yang obesitas telah berhasil hamil, namun kehamilannya tersebut sangat berisiko bagi kesehatan janinnya. Perempuan yang obesitas cenderung memiliki kualitas telur yang kurang baik, mengalami gangguan ketika proses implantasi ovum (yang sudah dibuahi) terjadi, dan gangguan fungsi hormon akibat obesitas akan menjadi penyulit saat kehamilan.
Namun, seiring dengan penurunan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh, maka perempuan dapat menormalkan fungsi reproduksinya kembali. The British Fertility Society menyebutkan bahwa perempuan yang mengalami obesitas harus menurunkan berat badannya menjadi normal agar dapat subur kembali.
BACA JUGA
- Bagaimana Mengecek Siapa yang Tidak Subur: Suami Atau Istri?
- 7 Cara Sederhana untuk Meningkatkan Kesuburan
- Bagaimana Penyakit Kronis Mempengaruhi Kesuburan
[embed-health-tool-bmi]