Seseorang bisa memiliki hasrat seksual yang tinggi, tetapi kadang keinginan berhubungan juga bisa menurun. Namun, seseorang yang mengalami hypoactive sexual desire disorder terus mengalami penurunan hasrat seksual dalam waktu lama sehingga membuatnya merasa terganggu dengan dirinya sendiri.
Apa itu hypoactive sexual desire disorder?
Hypoactive sexual desire disorder (HSDD) adalah kondisi seseorang yang mengalami penurunan keinginan melakukan aktivitas seksual, atau tidak memiliki keinginan sama sekali, hingga merasakan ketidaknyamanan terhadap diri sendiri.
HSDD bisa menjadi kondisi yang berlangsung sepanjang hidup atau bisa muncul seiring waktu.
Ketika muncul, gangguan ini bisa terjadi secara terus-menerus atau hanya muncul dalam situasi tertentu, seperti saat mengalami stres, berada dalam hubungan yang kurang harmonis, atau saat mengalami perubahan hormon.
HSDD adalah salah satu gangguan seksual paling umum pada wanita, terutama di usia 30 – 50 tahun, meskipun tetap bisa terjadi pada semua rentang usia.
Gejala hypoactive sexual desire disorder

Orang dengan HSDD biasanya mengalami beberapa atau semua hal berikut.
- Jarang atau tidak pernah memikirkan atau berfantasi tentang seks.
- Tidak merespons sinyal atau ajakan seksual dari pasangan.
- Mengalami penurunan hasrat seksual di tengah aktivitas seksual.
- Menghindari hubungan seksual secara keseluruhan.
Hal yang membedakan HSDD dari fluktuasi libido biasa adalah ketidaknyamanan pribadi (distres) akibat kondisi ini, yang dapat memengaruhi kualitas hubungan dan kesejahteraan emosional.
Penyebab hypoactive sexual desire disorder
Ada banyak kemungkinan penyebab HSDD, baik fisik maupun psikologis. Berikut ini berbagai penyebab HSDD.
- Kondisi fisik, seperti kanker payudara, diabetes, depresi, inkontinensia urine, masalah tiroid, dan multiple sclerosis.
- Ketidakseimbangan neurotransmiter di otak yang menyebabkan hasrat dan gairah seksual tidak seimbang.
- Efek samping obat-obatan, termasuk obat depresi, kecemasan, dan tekanan darah tinggi, serta beberapa obat untuk mengobati nyeri.
- Masalah hubungan dengan pasangan, misalnya saat terjadi konflik atau kurangnya kepercayaan dalam suatu hubungan.
- Kondisi psikologis, seperti depresi, kecemasan, dan harga diri rendah.
Diagnosis hypoactive sexual desire disorder

Untuk menentukan apakah seseorang mengalami hypoactive sexual desire disorder, diagnosis tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Pasalnya, penurunan hasrat seksual bisa disebabkan oleh banyak hal, dan HSDD hanya bisa didiagnosis jika timbul distres yang tidak berkaitan dengan kondisi medis atau psikologis lain.
Kriteria untuk diagnosis HSDD yaitu sebagai berikut.
- Penurunan atau tidak adanya minat seksual secara signifikan dan berlangsung minimal selama 6 bulan.
- Gejala tersebut menyebabkan ketidaknyamanan pribadi yang signifikan.
- Tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lain, masalah kejiwaan, pengaruh obat, dan faktor hubungan yang kompleks.
Apabila Anda merasa termasuk ke dalam kategori tersebut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog.
Karena HSDD bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat, baik melalui terapi psikologis, komunikasi yang terbuka dengan pasangan, hingga penanganan medis jika diperlukan.
Salah satu penelitian dalam jurnal Journal of Midwifery & Women’s Health mengatakan bahwa HSDD dapat didiagnosis dengan pendekatan PLISSIT.
Metode ini dilakukan 4 langkah untuk menyaring dan menangani masalah gangguan seksual. Berikut penjelasannya.
- Permission: memberi izin dan ruang aman agar pasien merasa nyaman membicarakan masalah seksual.
- Limited information: memberikan informasi dasar tentang seksualitas dan penyebab umum penurunan hasrat seksual.
- Specific suggestions: menyediakan saran yang sesuai dengan kondisi pasien, misalnya teknik komunikasi atau strategi keintiman.
- Intensive therapy: pasien bisa dirujuk ke terapi intensif seperti terapi psikologis atau hormonal.
Pendekatan ini membantu diagnosis dan penanganan HSDD secara bertahap dan empatik.
Pengobatan hypoactive sexual desire disorder
Berikut ini berbagai perawatan untuk membantu meningkatkan gairah seksual.
- Senam Kegel: latihan ini dapat meningkatkan aliran darah dan sensasi pada alat kelamin.
- Komunikasikan dengan pasangan tentang apa yang Anda suka dan tidak suka secara seksual.
- Melihat film atau majalah porno untuk memberikan Anda kenikmatan seksual.
- Masturbasi dengan vibrator atau mainan seks lain jika terasa nyaman.
- Mengurangi stres untuk meningkatkan suasana hati.
- Membatasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
- Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan suasana hati dan memberi banyak energi.
Apabila diperlukan, dokter atau psikolog juga akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala HSDD. Berikut berbagai obat-obatan yang membantu.
- Flibanserin. Obat yang bekerja dengan mengatur kadar serotonin dan dopamin di otak untuk meningkatkan hasrat seksual pada wanita premenopause.
- Bremelanotide. Obat injeksi untuk merangsang hasrat seksual dengan menargetkan reseptor di otak yang terkait dengan gairah seksual.
- Estrogen, cincin, krim atau tablet. Obat ini dapat membuat otot-otot di vagina menjadi lebih kuat dan lebih elastis.
- Terapi testosteron. Obat berupa gel testosteron yang dioleskan pada betis jika sudah pascamenopause.
Perlu diingat, hypoactive sexual desire disorder bukanlah hal yang memalukan dan dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat.
Selain itu, setiap orang memiliki tingkat hasrat seksual yang berbeda maka penting untuk mengenali kapan kondisi tersebut perlu ditangani secara profesional.
Ringkasan
- Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) adalah kondisi ketika seseorang terus-menerus kehilangan hasrat seksual hingga menyebabkan ketidaknyamanan pribadi.
- Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, hubungan, atau efek samping obat. Diagnosis kondisi ini bisa ditegakkan jika gejala berlangsung lebih dari 6 bulan dan mengganggu kualitas hidup.
- HSDD dapat ditangani melalui terapi psikologis, komunikasi dengan pasangan, perubahan gaya hidup, hingga pengobatan seperti flibanserin atau bremelanotide.
[embed-health-tool-ovulation]