Cegukan umumnya diduga terjadi akibat kurang minum. Hal ini tentunya lebih rentan terjadi ketika berpuasa karena tidak boleh minum selama beberapa jam. Sebagian besar orang mengatasi cegukan dengan minum segelas air. Namun, bagaimana cara mengatasi cegukan saat puasa? Ketahui di sini.
Apa penyebab cegukan saat puasa?
Cegukan saat berpuasa bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhi diafragma, yaitu otot utama yang terlibat dalam pernapasan.
Berikut adalah penyebab cegukan selama berpuasa.
- Menelan udara. Ketika seseorang makan dengan cepat, berbicara sambil makan, dan makan terlalu banyak saat sahur, mereka cenderung menelan udara lebih banyak dari biasanya. Udara yang tertelan dapat meningkatkan tekanan di perut dan merangsang diafragma, menyebabkan kontraksi tidak disengaja yang memicu cegukan.
- Makanan atau minuman. Mengonsumsi makanan pedas, minuman berkarbonasi, atau makanan dengan suhu ekstrem (sangat panas atau dingin) saat sahur dapat mengiritasi diafragma dan menyebabkan respons refleks berupa cegukan.
- Perubahan pola pernapasan. Pola pernapasan yang tidak teratur, seperti menarik napas pendek atau menahan napas sambil menelan, dapat mengganggu pola pernapasan normal dan memengaruhi fungsi diafragma.
- Stres dan keletihan. Ketika tubuh mengalami stres fisik atau emosional, respons “fight or flight” dapat mengaktifkan saraf frenikus dan vagus yang mengontrol diafragma, sehingga menyebabkan kontraksi tidak disengaja.
- Asam lambung. Melansir dari Cleveland Clinic, asam lambung dapat menjadi salah satu penyebab cegukan, terutama ketika terjadi refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Refluks ini dapat mengiritasi diafragma melalui stimulasi saraf vagus, sehingga memicu cegukan.
- Penyakit tertentu. Kondisi seperti stroke, multiple sclerosis, atau cedera pada saraf vagus dan frenikus dapat mengganggu fungsi normal diafragma. Penyakit metabolik seperti diabetes atau gagal ginjal kronis yang menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit juga dapat meningkatkan risiko cegukan.
- Kehamilan. Bagi ibu hamil yang berpuasa, kehamilan yang dijalani bisa menjadi penyebab cegukan saat puasa. Ini terjadi karena rahim membesar yang memberi tekanan pada diafragma serta perubahan hormon selama kehamilan yang dapat menyebabkan refluks asam lambung dan memicu cegukan.
Bagaimana cara mengatasi cegukan saat puasa?
Meski tidak bisa minum, cegukan saat puasa dapat diatasi dengan beberapa cara yang aman dan efektif.
Cara-cara ini dapat membantu meredakan kontraksi diafragma serta menjaga kenyamanan tubuh selama berpuasa. Berikut cara menghilangkan cegukan saat puasa.
1. Bernapas secara perlahan dan dalam
Teknik pernapasan seperti menarik napas dalam dan menahannya selama beberapa detik membantu merilekskan diafragma dan mengembalikan ritme pernapasan normal.
Caranya, tarik napas dalam-dalam dan tahan selama 10 detik, kemudian hembuskan perlahan. Ulangi 3–4 kali setiap 20 menit sekali hingga cegukan mereda.
2. Bernapas dalam kantong kertas
Selain teknik pernapasan di atas, Anda juga bisa coba meletakkan kantong kertas di depan mulut dan hidung, lalu tarik dan hembuskan napas perlahan.
Metode ini meningkatkan kadar karbon dioksida dalam darah, sehingga membantu meredakan cegukan. Namun, sebaiknya hindari penggunaan kantong plastik.
3. Memeluk lutut
Untuk melakukan cara mengatasi cegukan saat puasa ini, cukup duduk dengan posisi nyaman, tarik lutut ke dada, dan condongkan tubuh ke depan.
Tahan posisi ini selama sekitar 1 menit untuk memberi tekanan pada diafragma, sehingga membantu menghentikan cegukan.
4. Melakukan manuver valsava
Dalam melakukan manuver valsava, tutup hidung dengan mencubitnya, tutup mulut, dan hembuskan napas dengan kuat. Lakukan selama 10–15 detik.
Teknik ini meningkatkan tekanan di rongga dada, sehingga membantu menghentikan cegukan saat berpuasa.
5. Menekan titik tertentu
Menekan atau memijat titik tertentu pada tubuh dapat membantu mengatasi cegukan. Titik pijak untuk mengatasi cegukan umumnya di ujung lidah dan area leher.
Anda bisa tekan ujung lidah dengan lembut dan tarik ke depan sebanyak 1–2 kali. Anda juga bisa memijat arteri karotis di leher dengan gerakan melingkar selama 5–10 detik untuk mengatasinya.
6. Mengelola stres dan tetap tenang
Relaksasi selama puasa dapat membantu mencegah stres yang dapat memicu cegukan.
Meditasi membantu menenangkan pikiran dan tubuh, mengurangi stres, dan meningkatkan kesadaran diri. Praktik meditasi secara rutin dapat membantu mengelola stres secara efektif.
Jika cegukan berlangsung lebih dari 48 jam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
- Cegukan saat puasa adalah kondisi yang umum terjadi akibat perubahan pola makan, pernapasan, dan kebiasaan selama puasa.
- Faktor-faktor seperti menelan udara, makanan atau minuman tertentu, refluks asam lambung, stres dan keletihan, penyakit tertentu, hingga kehamilan dapat memengaruhi diafragma dan memicu kontraksi tidak terkontrol yang menyebabkan cegukan.
- Meski tidak bisa minum karena berpuasa, cegukan bisa ditangani dengan cara lain, di antaranya bernapas secara perlahan dan dalam, bernapas dalam kantong kertas, memeluk lutut, melakukan Manuver Valsava, menekan titik tertentu, dan mengelola stres.