backup og meta

Pisang Hijau vs Pisang Kuning, Mana yang Lebih Bernutrisi dan Mengenyangkan?

Pisang Hijau vs Pisang Kuning, Mana yang Lebih Bernutrisi dan Mengenyangkan?

Siapa tak kenal pisang? Ya, rasa manis legit dari buah kuning yang punya nama latin Musa paradaisica ini sudah sangat familiar di lidah orang Indonesia. Manfaatnya pun tidak perlu diragukan lagi untuk kesehatan. Nah, kebanyakan orang cenderung akan membeli pisang yang berwarna kuning cerah karena menganggap pisang matang pasti lebih bernutrisi. Namun tahukah Anda, ternyata pisang hijau alias pisang yang belum terlalu matang juga tak kalah kandungan nutrisinya?

Kupas tuntas beda nutrisi pisang hijau dan pisang kuning

1. Jenis dan kandungan gula

Pisang hijau (jangan disamakan dengan es pisang ijo kuliner dari Makassar, ya!) rasanya lebih tawar, bahkan menjurus pahit asam, daripada pisang kuning. Ini karena pisang mentah memang mengandung kadar gula yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang sudah matang.

Namun, bukan berarti pisang berkulit hijau tidak mengandung gula sama sekali. Gula dalam pisang hijau tersimpan dalam bentuk pati resisten. Pati resisten adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat diuraikan oleh enzim pencernaan sehingga tidak dapat hancur. Per 100 gram pisang mentah (yang masih berwarna hijau) mengandung 8,5 pati resisten, sementara pisang kuning hanya mengandung sekitar 1,23 pati resisten.

Semakin banyak pati resisten yang terkandung dalam suatu makanan, maka semakin sedikit kalorinya. Tidak hanya itu Dilansir dari British Journal of Nutrition, asupan pati resisten dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama, menurunkan gula darah, dan menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Sementara itu, gula dalam pisang kuning tersimpan dalam bentuk sederhana seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Gula sederhana mudah dipecah tubuh sehingga mudah menaikkan gula darah. Maka penderita kencing manis sebetulnya tidak disarankan makan terlalu banyak pisang kuning mengingat kadar gulanya cukup tinggi.

2. Kandungan lemak

Pisang yang sudah matang mengandung sedikit lemak (lemak tak jenuh tunggal/mono unsaturated fat dan lemak tak jenuh jamak/polyunsaturated fat).

Kedua jenis lemak ini termasuk lemak sehat yang menjaga kadar kolesterol baik HDL sementara sambil menurunkan kadar kolesterol jahat LDL, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa dua lemak baik ini bermanfaat untuk mengontrol kadar insulin dan kadar gula darah yang akan menurunkan risiko penyakit diabetes melitus tipe 2.

Jumlah lemak baik dalam pisang kuning termasuk sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 gram. Namun, pisang hijau sama sekali tidak mengandung lemak. Sepertinya pisang matang sedikit lebih unggul daripada pisang mentah dalam hal ini.

3. Kandungan antioksidan

Dalam tubuh setiap manusia, terdapat banyak sekali radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang dapat merusak sel-sel tubuh dan menyebabkan penyakit.

Pisang merupakan salah satu sumber makanan tinggi antioksidan yang dapat melawan efek merugikan dari radikal bebas. Namun jika Anda ingin meraih asupan antioksidan dari pisang, sebaiknya pilih yang sudah matang, ya! Kandungan antioksidan pada pisang hijau lebih sedikit dibandingkan dengan pisang kuning.

4. Vitamin

Pisang mengandung beberapa jenis vitamin yang diperlukan tubuh. Antara lain vitamin A, B1, B2, B3, dan vitamin C. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin ini relatif sama, baik pada pisang kuning maupun yang hijau.

5. Mikronutrien lainnya

Mikronutrien berperan penting dalam proses pembentukan hormon maupun sistem kekebalan tubuh. Pisang memiliki beberapa jenis zat mikro ini, antara lain magnesium, seng (zink), dan mangan.

Menariknya, kadar sejumlah mikronutrien ini berubah sesuai dengan tingkat kematangan pisang. Semakin matang “usia’ pisang, kadar magnesiumnya akan semakin menurun. Namun, kandungan seng dan mangan justru akan lebih banyak pada pisang kuning daripada pisang hijau.

Nah, sekarang sudah jelas kan perbedaan kandungan zat gizi dari kedua jenis pisang? Meskipun semua zat tersebut diperlukan oleh tubuh, tetapi Anda tetap perlu memerhatikan komposisi berbagai unsur dalam buah pisang, terutama bagi Anda yang memiliki penyakit seperti kencing manis.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

  • Obiageli O, Izundu AI, Pauline IA, Ukumaka OG. Proximate Compositions of fruits of Three Musa Species at Three Stages of Development. IOSR-JDMS. 2016;15(6):107-117.
  • (2016). Are Bananas Fattening or Weight Loss Friendly? [online] Healthline. Available at: https://www.healthline.com/nutrition/bananas-and-weight#section1 [Accessed 10 October 2018].
  • Obiageli O, Izundu AI, Helen ON, Ngozi MM. Vitamin Compositions of Three Musa Species at Three Stages of Development. IOSR-JESTFT. 2016;10(6):1-7.
  • Adeyemi OS dan Oladiji AT. Compositional changes in banana (Musa) fruits during ripening. Afr J Biotechnol. 2009;8(5):858-859.

Versi Terbaru

19/12/2020

Ditulis oleh dr. William

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

3 Cara Sehat dan Menyenangkan untuk Makan Pisang

Apa Benar Pasien Diabetes Tidak Boleh Makan Pisang?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh dr. William · Tanggal diperbarui 19/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan