Nasi putih merupakan salah satu makanan pokok orang Indonesia. Konsumsi nasi di Indonesia sangat tinggi, lebih tinggi daripada sumber karbohidrat lainnya. Bahkan menurut Studi Diet Total 2014 yang dilakukan di DKI Jakarta saja menunjukkan bahwa hampir semua (98%) penduduk DKI Jakarta makan nasi setiap hari dengan konsumsi per harinya sebesar 173,3 gram per orang. Di lain sisi, ada juga beberapa orang yang mulai mengurangi konsumsi nasinya. Mereka mungkin menganggap makan nasi putih bisa bikin gemuk atau bisa menyebabkan gula darah tinggi. Apa benar, ya? Langsung simak fakta dan mitos nasi berikut ini.
Mitos-mitos yang menyesatkan soal makan nasi putih
1. Nasi bikin gemuk
Nasi sebenarnya sama dengan karbohidrat lainnya, seperti roti, mi, atau pasta. Jadi, sebenarnya bukan nasi yang menyebabkan badan Anda menjadi gemuk. Gemuk pada dasarnya disebabkan oleh jumlah kalori (antara yang masuk dan yang keluar) tidak seimbang dalam tubuh.
Artinya, jika memang Anda terlalu banyak makan nasi ditambah dengan konsumsi mi, makanan bertepung, kue, atau makanan manis, tentu kalori dalam tubuh akan menumpuk dan menyebabkan Anda menjadi gemuk.
Jika Anda memang ingin menurunkan berat badan, batasi porsi nasi Anda saat makan. Termasuk sumber karbohidrat lainnya yang mempunyai kalori tinggi. Anda tidak perlu menghindari makan nasi putih, lebih baik atur asupan makan Anda agar kalori yang masuk ke tubuh tidak berlebih.
2. Nasi bisa bikin diabetes
Orang Indonesia terbiasa makan nasi putih sebanyak tiga kali sehari, dalam jumlah yang sangat banyak pula. Ditambah lagi, berbagai konsumsi makanan manis, seperti kue kering, biskuit, permen, teh manis, dan lainnya. Padahal sehari-harinya tidak diimbangi dengan konsumsi sayur dan buah. Jadi tak heran jika banyak orang yang menderita diabetes.
Sebenarnya nasi sendiri bukan penyebab utama diabetes. Akan tetapi, kebiasaan konsumsi nasi yang berlebihan dan rutin setiap hari turut mendukung perkembangan penyakit diabetes. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health pun menunjukkan bahwa semakin banyak porsi nasi putih yang dimakan setiap hari, maka semakin besar peluang seseorang untuk mengembangkan diabetes tipe 2 (kencing manis).
Bukan berarti Anda tidak boleh makan nasi agar terhindar dari diabetes. Boleh, asal perhatikan porsinya. Lagipula, masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan Anda kena diabetes, faktor keturunan misalnya.
3. Nasi mengandung banyak gula
Memang, nasi merupakan salah satu makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, di mana pengaruhnya terhadap kadar gula darah sangat cepat. Namun, tidak semua jenis nasi begitu. Ada dua jenis nasi yang mungkin paling sering Anda temui, yaitu nasi putih dan nasi merah. Tiap jenis nasi ini mengandung nutrisi yang berbeda.
Jika Anda takut gula darah naik setelah makan nasi, Anda bisa memilih nasi merah daripada nasi putih sebagai sumber karbohidrat Anda. Nasi merah mengandung lebih banyak serat serta lebih rendah gula dibandingkan nasi putih. Sehingga, konsumsi nasi merah akan lebih baik bagi orang yang ingin membatasi asupan gulanya.
4. Nasi tidak mengandung nutrisi penting
Nasi memang terkenal sebagai sumber karbohidrat (gula). Tapi, di samping karbohidrat, ternyata nasi putih juga mengandung nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh. Misalnya serat, protein, selenium, zink, dan magnesium.
Bahkan saat ini sudah banyak beras yang diperkaya dengan tiamin, riboflavin, dan niacin. Ketiganya akan menghasilkan asam folat atau vitamin B9. Kandungan ini sangat baik untuk kesehatan kandungan ibu hamil dan perkembangan janinnya.
Jadi, nasi ternyata tidak seburuk yang Anda pikirkan selama ini. Hanya saja, kebiasaan konsumsi yang buruk menjadikan nasi sebagai salah satu penyebab masalah kesehatan, seperti gemuk maupun diabetes.
Sebaiknya hilangkan kesalahan berpikir atau mitos nasi tersebut dari pikiran Anda. Pikirkanlah bahwa nasi itu adalah karbohidrat yang sama dengan sumber karbohidrat lainnya, di mana Anda harus membatasi asupannya agar tidak berlebihan.
[embed-health-tool-bmi]