backup og meta

Kebaikan Stevia, Pemanis Alami Pengganti Gula

Kebaikan Stevia, Pemanis Alami Pengganti Gula

Kenikmatan aneka makanan atau minuman manis, tentu menggoda hati, sebut saja seperti cake, bubble tea, minuman kopi kekinian, hingga martabak manis yang kerap membuat kita sulit membatasi asupan gula harian.

Padahal, asupan gula berlebih bisa mengganggu kontrol berat badan dan tentunya kondisi kesehatan. Untungnya, kini tersedia rasa manis yang lebih sehat dari pemanis pengganti gula, yaitu stevia. Yuk, simak apa saja manfaat stevia berikut ini!

Apa itu stevia?

Pemanis Stevia berasal dari daun tanaman Stevia rebaudiana (Bertoni) yang merupakan jenis semak herbal asli Amerika Selatan. 

Tanaman stevia telah digunakan untuk tujuan makanan dan pengobatan selama ratusan tahun. Pemanis stevia dibuat dengan mengekstraksi glikosida steviol yang terkandung dalam daun stevia.

Rasa yang lebih manis daripada gula

Pemanis pengganti gula atau sering dikenal sebagai pemanis rendah kalori, seperti stevia dapat menjadi alternatif rasa manis yang aman untuk kesehatan. 

Karena umumnya memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan dengan gula, hanya butuh sedikit saja pemanis rendah kalori untuk mendapatkan rasa manis yang setara.

Lebih tepatnya, tingkat rasa manis dari stevia berkisar antara 200-350 kali lebih manis daripada gula.

Pemanis stevia juga sudah banyak digunakan oleh produsen makanan dan minuman, seperti soda diet, es krim, sirup, atau sereal.

Ragam manfaat stevia

Selain memiliki rasa manis alami yang aman untuk kesehatan, stevia juga memiliki manfaat yang menguntungkan.

Pemanis stevia dapat menambah rasa manis pada makanan dan minuman tanpa berkontribusi pada asupan kalori atau penambahan asupan gula pada tubuh.

1. Pemanis alami rendah kalori

Pemanis rendah kalori memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dibandingkan gula, bahkan beberapa jenis tidak mengandung kalori. 

Dibandingkan gula yang mengandung hampir 50 Kalori per sendok makannya, konsumsi pemanis rendah kalori dapat bermanfaat bantu jaga berat badan.

Jadi, pemanis rendah kalori bermanfaat membantu kontrol asupan kalori harian, tanpa perlu mengorbankan rasa.

Dengan menjaga asupan kalori harian, berat badan dapat dijaga dan hal ini penting untuk menekan risiko penyakit termasuk diabetes. Data sudah menunjukkan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor risiko diabetes.

Sebuah penelitian pada jurnal Diabetologia menunjukkan betapa besar pengaruh obesitas terhadap risiko seseorang terkena diabetes. 

Pada kelompok dengan risiko genetik diabetes yang rendah dan pola hidup yang baik sekalipun, mengalami obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko diabetes hingga 8 kali lebih tinggi.

2. Manis tanpa lonjakan gula darah

Meski memiliki rasa manis yang lebih intens daripada gula, tetapi kadar gula darah tidak naik secara drastis ketika mengonsumsi pemanis rendah kalori. 

Karenanya, pemanis rendah kalori cocok dikonsumsi semua orang, termasuk diabetesi sebagai alternatif rasa manis yang lebih sehat.

Mulai sekarang, beralih ke pemanis alami rendah kalori bisa menjadi solusi yang aman untuk kesehatan dan tak lagi khawatir penyakit. 

Selain itu, banyak pula manfaat lain dari stevia yang bisa dirasakan, khususnya bagi diabetesi dan penggiat diet

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Supplement to Diabetes Digest (2013) Vol 12 No 1 

U.S. Food & Drugs Administration

Cleveland Clinic

Diabetologia (2020) doi: 10.1007/s00125-020-05140-5

European Endocrinology (2013) doi: 10.17925/EE.2013.09.02.96

The European Food Information Council

Diabetes Care (201) 35(8): 1798-1808

Everything You Need to Know About Stevia Sweeteners | Food Insight. Diakses pada 4 Juli 2022. https://foodinsight.org/everything-you-need-to-know-about-stevia-sweeteners/  

Ritu M., Nandini J. Nutritional composition of Stevia rebaudiana, a sweet herb, and its hypoglycaemic and hypolipidaemic effect on patients with non-insulin dependent diabetes mellitus. J. Sci. Food Agric. 2016;96:4231–4234. doi: 10.1002/jsfa.7627

Versi Terbaru

27/06/2023

Ditulis oleh Adelia Dwitasari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

Pati Resisten, Karbohidrat Sehat yang Bantu Turunkan Gula Darah

5 Tanda Gula Darah Terlalu Tinggi, Plus Cara Tepat Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adelia Dwitasari · Tanggal diperbarui 27/06/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan