backup og meta

8 Manfaat Kesehatan Pisang Merah (Red Dacca)

8 Manfaat Kesehatan Pisang Merah (Red Dacca)

Kebanyakan orang mengenal pisang berkulit kuning. Rupanya ada jenis pisang yang berkulit merah, bahkan disebut memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari pisang biasa. Lantas apa saja manfaat pisang merah untuk kesehatan?

Kandungan gizi pisang merah

Pisang kulit merah memiliki nama latin Musa acuminata. Buah pisang yang juga disebut dengan Red Dacca ini berasal dari Asia Tenggara. 

Pisang kulit merah yang matang memiliki ciri khas daging buah yang lembut dan rasa manis seperti raspberry.

Pisang merah merupakan nutrisi penting yang bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh, kesehatan jantung, dan pencernaan.

Berikut ini adalah kandungan zat gizi yang bisa ditemukan di dalam 100 gram pisang merah. 

  • Kalori: 90 kkal.
  • Karbohidrat: 21 gram (g).
  • Protein: 1,3 g.
  • Lemak: 0,3 g.
  • Serat: 3 g.
  • Kalium: 423 miligram (mg).
  • Vitamin B6: 0,49 mg. 
  • Vitamin C: 8 mg. 
  • Magnesium: 56 mg. 

Manfaat pisang merah

Di bawah ini adalah beberapa khasiat pisang berkulit merah untuk kesehatan Anda. 

1. Mengontrol tekanan darah

cek ceramah (cek tekanan darah di rumah)

Pisang merah yang kaya akan kalium. Kalium adalah mineral penting untuk jantung karena perannya dalam mengatur tekanan darah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan kaya kalium dapat membantu mengontrol tekanan darah.

Sebuah tinjauan dari dalam jurnal BMJ (2013) yang mengkaji 22 studi terdahulu, menemukan bahwa asupan tinggi kalium menurunkan tekanan darah sistolik (tekanan darah puncak) sebesar 7 mm Hg. 

Efek penurunan ini lebih kuat terjadi pada orang yang sudah memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi).

2. Mencegah hipertensi

Mineral penting lainnya di dalam pisang merah yang berkhasiat untuk tekanan darah adalah magnesium. 

Jika kalium memiliki khasiat mengontrol tekanan darah, kandungan magnesium pisang merah membantu mencegah hipertensi. 

Sebuah tinjauan dalam Nutrition journal (2017) pada 10 penelitian terdahulu mencatat bahwa meningkatkan asupan magnesium sebesar 100 mg per hari dapat menurunkan risiko hipertensi hingga 5 persen. 

Nah, konsumsi makanan tinggi magnesium dan kalium bisa lebih efektif dalam mengontrol tekanan darah.

3. Mendukung kesehatan mata

Pisang merah mengandung karotenoid, sejenis zat fitonutrien (senyawa alami tanaman) berupa pigmen yang membuat kulit buahnya kemerahan.

Lutein dan beta-karoten adalah dua karotenoid dalam pisang merah punya potensi mendukung kesehatan mata.

Beta-karoten akan diubah menjadi vitamin A dalam tubuh yang bermanfaat menjaga kesehatan mata.

Lutein dapat membantu mencegah degenerasi makula karena penuaan. Ini adalah penyakit mata yang tidak dapat disembuhkan dan penyebab utama kebutaan.

4. Kaya akan antioksidan

Seperti kebanyakan buah dan sayuran lainnya, pisang merah mengandung antioksidan kuat. 

Red Dacca bahkan menyediakan jumlah antioksidan yang lebih tinggi daripada pisang kulit kuning.

Antioksidan adalah senyawa pencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh molekul radikal bebas. 

Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh Anda dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang dikenal sebagai stres oksidatif, penyebab penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Senyawa antioksidan utama dalam pisang merah antara lain:

  • karotenoid,
  • antosianin,
  • vitamin C, dan
  • dopamin.

Satu tinjauan dalam Critical reviews in food science and nutrition (2019) menemukan asupan makanan yang mengandung antosianin mengurangi risiko penyakit jantung koroner sebesar 9 persen.

5. Mendukung sistem kekebalan tubuh

pisang merah

Pisang merah kaya akan vitamin C dan B6. Zat gizi ini penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Vitamin C meningkatkan kekebalan dengan memperkuat sel-sel sistem kekebalan tubuh Anda. 

Kekurangan vitamin C dapat meningkatkan risiko terinfeksi penyakit.

Vitamin B6 dalam pisang merah juga memainkan peran penting dalam mendukung sistem imun tubuh.

Kekurangan vitamin B6 dapat mengurangi produksi sel darah putih dan antibodi kekebalan tubuh, keduanya bekerja untuk melawan infeksi.

6. Kaya prebiotik

Prebiotik adalah jenis serat yang memberi makan bakteri usus menguntungkan di dalam sistem pencernaan. 

Seperti pisang kuning, pisang merah merupakan sumber prebiotik yang baik. Fructooligosaccharides adalah jenis utama serat prebiotik dalam pisang merah. 

Prebiotik di dalam pisang merah berpotensi mengurangi kembung, meningkatkan mikrobiota bakteri usus baik, dan mengurangi sembelit 

7. Tinggi serat

Satu pisang merah kecil menyediakan 3 gram serat atau 8% persen kebutuhan serat harian pada orang dewasa sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG). 

Serat bermanfaat bagi sistem pencernaan dengan membantu buang air besar secara teratur, mengurangi peradangan di usus, dan merangsang pertumbuhan bakteri usus baik. 

Selain itu, diet tinggi serat dapat mengurangi risiko penyakit radang usus besar.

8. Camilan diet sehat

Selain manfaat kesehatannya, pisang merah juga lezat sehingga dapat dijadikan camilan diet yang sehat.

Pisang merah juga cocok jadi pilihan buah bagi Anda yang tengah menurunkan berat badan. 

Ditambah dengan kandungan seratnya yang tinggi, makan pisang membuat Anda kenyang lebih lama sehingga mengontrol nafsu makan.   

Varian buah pisang ternyata tidak hanya berkulit kuning atau hijau saja, di kawasan Asia Tenggara buah pisang merah rupanya juga cukup populer.

Kandungan gizi dari pisang jenis ini tidak kalah dengan pisang yang biasa kita konsumsi sehari-hari.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aburto, N. J., Hanson, S., Gutierrez, H., Hooper, L., Elliott, P., & Cappuccio, F. P. (2013). Effect of increased potassium intake on cardiovascular risk factors and disease: systematic review and meta-analyses. BMJ (Clinical research ed.), 346, f1378. https://doi.org/10.1136/bmj.f1378

Ananthakrishnan, A. N., Khalili, H., Konijeti, G. G., Higuchi, L. M., de Silva, P., Korzenik, J. R., Fuchs, C. S., Willett, W. C., Richter, J. M., & Chan, A. T. (2013). A prospective study of long-term intake of dietary fiber and risk of Crohn’s disease and ulcerative colitis. Gastroenterology, 145(5), 970–977. https://doi.org/10.1053/j.gastro.2013.07.050

Appel L. J. (2017). The Effects of Dietary Factors on Blood Pressure. Cardiology clinics, 35(2), 197–212. https://doi.org/10.1016/j.ccl.2016.12.002

Bach Knudsen, K. E., Lærke, H. N., Hedemann, M. S., Nielsen, T. S., Ingerslev, A. K., Gundelund Nielsen, D. S., Theil, P. K., Purup, S., Hald, S., Schioldan, A. G., Marco, M. L., Gregersen, S., & Hermansen, K. (2018). Impact of Diet-Modulated Butyrate Production on Intestinal Barrier Function and Inflammation. Nutrients, 10(10), 1499. https://doi.org/10.3390/nu10101499

Binia, A., Jaeger, J., Hu, Y., Singh, A., & Zimmermann, D. (2015). Daily potassium intake and sodium-to-potassium ratio in the reduction of blood pressure: a meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of hypertension, 33(8), 1509–1520. https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000000611

Der Agopian, R. G., Soares, C. A., Purgatto, E., Cordenunsi, B. R., & Lajolo, F. M. (2008). Identification of fructooligosaccharides in different banana cultivars. Journal of agricultural and food chemistry, 56(9), 3305–3310. https://doi.org/10.1021/jf073011l

Fu, X., Cheng, S., Liao, Y., Huang, B., Du, B., Zeng, W., Jiang, Y., Duan, X., & Yang, Z. (2018). Comparative analysis of pigments in red and yellow banana fruit. Food chemistry, 239, 1009–1018. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2017.07.046

Han, H., Fang, X., Wei, X., Liu, Y., Jin, Z., Chen, Q., Fan, Z., Aaseth, J., Hiyoshi, A., He, J., & Cao, Y. (2017). Dose-response relationship between dietary magnesium intake, serum magnesium concentration and risk of hypertension: a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. Nutrition journal, 16(1), 26. https://doi.org/10.1186/s12937-017-0247-4

Kimble, R., Keane, K. M., Lodge, J. K., & Howatson, G. (2019). Dietary intake of anthocyanins and risk of cardiovascular disease: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. Critical reviews in food science and nutrition, 59(18), 3032–3043. https://doi.org/10.1080/10408398.2018.1509835

Ma, L., Dou, H. L., Wu, Y. Q., Huang, Y. M., Huang, Y. B., Xu, X. R., Zou, Z. Y., & Lin, X. M. (2012). Lutein and zeaxanthin intake and the risk of age-related macular degeneration: a systematic review and meta-analysis. The British journal of nutrition, 107(3), 350–359. https://doi.org/10.1017/S0007114511004260

Mitsou, E. K., Kougia, E., Nomikos, T., Yannakoulia, M., Mountzouris, K. C., & Kyriacou, A. (2011). Effect of banana consumption on faecal microbiota: a randomised, controlled trial. Anaerobe, 17(6), 384–387. https://doi.org/10.1016/j.anaerobe.2011.03.018

Sabater-Molina, M., Larqué, E., Torrella, F., & Zamora, S. (2009). Dietary fructooligosaccharides and potential benefits on health. Journal of physiology and biochemistry, 65(3), 315–328. https://doi.org/10.1007/BF03180584

Shankar, G., P, Jeevitha, L, Shadeesh. (2017). Nutritional Analysis of Musa Acuminata. Journal of Food and Dairy Technology.

Bananas – The Nutrition Source. (n.d.). Harvard T.H. Chan. Retrieved Novemer 24, 2022 from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/food-features/bananas/

Versi Terbaru

12/12/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Buah Pisang Baik untuk Asam Lambung, Ini Penjelasannya

10 Manfaat Pisang Tanduk, Waspadai Juga Efek Sampingnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 12/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan