Kakao merupakan asal muasal cokelat yang selama ini Anda nikmati, baik dalam bentuk batangan atau minuman. Di balik ketidakpopuleran buahnya, nyatanya ada segudang manfaat baik kakao untuk kesehatan tubuh yang mungkin tidak pernah Anda duga sebelumnya.
Apa itu kakao?
Kakao adalah bentuk cokelat paling murni dari yang biasanya Anda konsumsi. Kakao merupakan biji dari tanaman Theoboroma cacao. Tanaman ini menghasilkan buah yang cukup besar dan masing-masing mengandung 20 sampai 60 biji yang diselimuti oleh daging buah berwarna putih. Tak seperti rasa cokelat yang telah diolah, buah ini memiliki rasa yang kadang manis kadang juga asam.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kakao adalah biji dari buah coklat yang masih mentah dan belum diolah. Biji buah yang mentah ini mengandung antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan yang telah diolah.
Selain itu, biji buah ini juga menjadi sumber lemak tak jenuh tunggal yang sangat baik untuk kesehatan. Bahkan, bijinya juga mengandung vitamin, mineral, serat, karbohidrat alami, dan protein yang baik untuk kesehatan.
Kandungan nutrisi kakao
Biji kakao mentah memiliki rasa seperti dark chocolate, tetapi agak lebih pahit. Dalam 100 gram biji kakao yang telah dihaluskan ada berbagai zat gizi yang terkandung, yaitu:
- 228 gr kalori
- 14 gr lemak
- 0 mg kolesterol
- 21 mg natrium
- 58 gr karbohidrat
- 20 gr protein
- 2 gr gula
- 33 gr serat makanan
- 13 % kalsium
- 77% zat besi
Proses pengolahan biji kakao
Setelah biji tanaman yang satu ini dipanen, ada beberapa langkah pengolahan yang akan dilakukan sebelum diubah menjadi bentuk lainnya. Berikut langkah-langkah pengolahan biji buah ini, yaitu:
Fermentasi
Pertama-tama, biji yang masih menempel dengan daging buahnya akan dimasukkan ke dalam sebuah tong yang akan ditutup rapat. Setelah itu, biji-bijian ini akan dibiarkan di dalam tong selama beberapa hari sehingga mikroba bisa memakan daging buahnya dan memfermentasi bijinya. Dalam proses ini biasanya rasa dan aroma cokelat yang khas akan mulai muncul.
Pengeringan
Setelah difermentasi, semua biji akan diangkat dan dikeringkan selama beberapa hari. Setelah kering, biji mulai disortir untuk selanjutnya disalurkan ke para pembuat coklat.
Pemanggangan
Biji yang kering ini nantinya akan dipanggang dan diolah sesuai kebutuhan. Proses pemanggangan inilah yang biasanya mulai memunculkan rasa cokelat asli yang biasa Anda konsumsi, yaitu rasa pahit.
Penghancuran
Setelah dipanggang, biji akan dihancurkan dan dipisahkan dari kulit luarnya. Ketika telah terpisah dari kulitnya, biji kakao disebut dengan istilah nibs. Nibs biasanya berukuran lebih kecil dari biji aslinya.
Penggilingan
Penggilingan menjadi proses terakhir dalam proses pengolahan biji kakao. Biji yang telah digiling akan berubah menjadi bubuk yang siap diolah menjadi berbagai produk coklat pasaran. Jika sudah digiling, bubuk kakao biasanya akan dicampur dengan berbagai bahan lain, seperti vanila, gula, dan susu.
Manfaat kakao untuk kesehatan
Jika cokelat biasanya hadir dengan rasa manis berkat tambahan mentega, susu, dan gulanya, tidak demikian dengan kakao yang sudah berbentuk bubuk. Bubuk kakao sering kali diproses menjadi cokelat hitam (dark chocolate), sehingga masih memiliki cita rasa yang cukup asli karena belum mendapat tambahan bahan-bahan lainnya.
Sebelum menggunakannya sebagai bahan pembuat kue, es krim, dan berbagai sajian favorit lainnya, cermati dulu beberapa manfaat kakao bubuk berikut ini:
1. Tinggi antioksidan
Bubuk kakao adalah salah satu makanan yang kaya akan kandungan flavonoid sebagai bagian dari senyawa polifenol. Keduanya merupakan antioksidan alami. Antioksidan adalah zat yang bertugas untuk menangkal efek buruk dari radikal bebas, yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit dalam tubuh.
Senyawa polifenol ini banyak dikaitkan dengan beragam manfaat kesehatan. Mulai dari mengurangi peradangan, memperlancar aliran darah, menurunkan tekanan darah, hingga meningkatkan kadar kolesterol dan gula darah dalam tubuh.
2. Mengurangi risiko serangan jantung dan stroke
Oleh karena kandungan flavonoidnya yang tinggi, maka bubuk kakao dipercaya dapat memperkecil peluang Anda mengalami serangan jantung dan stroke. Pasalnya, flavonoid akan berperan dalam meningkatkan oksida nitrat di dalam darah yang akan melebarkan arteri dan pembuluh darah dalam tubuh, sehingga aliran darah meningkat.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh British Cardiac Society pada hampir 158.000 orang menemukan fakta bahwa banyak makan cokelat nyatanya dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Ini karena kakao diyakini mampu mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
3. Mengurangi gejala depresi
Cokelat sudah lama dikenal bisa memperbaiki suasana hati seseorang. Ternyata, bubuk kakao-lah yang punya andil besar dalam hal ini. Menurut dr. Elson Haas, seorang penulis buku Staying Healthy with Nutrition, bubuk dari biji kakao ini bisa memperbaiki suasana hati sekaligus mengatasi depresi.
Efek positif ini didapat dari kandungan senyawa flavanol yang mampu menstabilkan serotonin, yakni zat kimia dalam tubuh yang berperan mengendalikan emosi. Tidak hanya itu, para peneliti dari Michigan Medicine University of Michigan juga menuturkan bahwa bubuk kakao bisa membantu produksi hormon endorfin sebagai pembentuk mood baik dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam European Academy of Nutritional Sciences turut membuktikan hal ini. Hasilnya, kesehatan tubuh pria dewasa usia lanjut yang cukup sering makan cokelat cenderung meningkat. Hal ini juga masih diikuti dengan kondisi psikologis yang membaik.
4. Memperbaiki fungsi otak
Bubuk pembuat cokelat ini ternyata punya manfaat lain yang tak kalah unik, yaitu untuk menunjang berbagai fungsi otak. Ini karena kandungan senyawa polifenol dalam bubuk kakao bisa menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif dengan cara memperbaiki fungsi otak dan aliran darah dalam tubuh.
Senyawa polifenol mengalir bersama darah menuju ke otak. Proses ini juga melibatkan kerja biokimia sebagai penghasil neuron dan molekul penting guna menunjang fungsi otak.
Selain itu, polifenol juga dapat memengaruhi produksi nitrit oksida, yang akan melemaskan otot-otot pembuluh darah dan meningkatkan suplai darah untuk otak.
5. Menurunkan tekanan darah
Kandungan flavonoid dalam bubuk kakao dipercaya dapat memperbaiki kadar oksida nitrat dalam darah. Hal ini juga secara bersamaan akan meningkatkan fungsi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Bahkan, temuan dari sebuah studi yang dimuat dalam Cochrane Library turut mendukung pernyataan tersebut.
Menurutnya, efek baik dari flavonoid ini akan semakin terlihat bila dikonsumsi oleh orang yang telah memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan yang tidak. Efek ini juga lebih terlihat pada orang yang telah berusia lanjut daripada mereka yang masih muda.
6. Memperbaiki gejala diabetes tipe 2
Meski konsumsi cokelat secara berlebihan tidak disarankan untuk orang dengan diabetes, nyatanya kakao memiliki manfaat yang cukup menjanjikan. Kandungan flavanol sebagai antioksidan di dalam biji coklat murni ini ternyata bisa membantu memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat di dalam usus.
Selain itu, biji coklat murni ini ternyata juga mampu meningkatkan sekresi insulin, mengurangi peradangan, dan meningkatkan kendali gula darah di dalam tubuh. Namun, memang dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat biji cokelat ini pada pengidap diabetes.
7. Mengendalikan berat badan
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Nutrition & Food Research menemukan fakta bahwa kakao bermanfaat untuk mengendalikan berat badan. Biji coklat ini bisa membantu mengatur energi di dalam tubuh, mengurangi nafsu makan, mengurangi peradangan, meningkatkan pembakaran lemak tubuh, dan meningkatkan perasaan kenyang.
Selain itu, penelitian lain juga menemukan fakta bahwa orang yang lebih sering makan cokelat memiliki indeks massa tubuh yang lebih rendah dibandingkan yang tidak. Bahkan, ada sebuah penelitian yang menemukan fakta bahwa kelompok yang makan cokelat lebih banyak mengalami penurunan berat badan lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua cokelat bisa memberikan efek ini. Cokelat yang sudah banyak mengandung gula dan susu tentu saja tidak termasuk ke dalam golongan makanan sehat yang bisa membantu membuat berat badan turun.
8. Menjaga kesehatan gigi dan tulang
Beberapa penelitian menemukan fakta bahwa kakao mampu mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi. Ini karena biji coklat mengandung senyawa yang mengandung antibakteri dan senyawa yang mampu merangsang sistem imun untuk menjaga kesehatan gigi serta mulut.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus dengan bakteri di mulutnya menunjukkan perbaikan kondisi. Hal ini terutama sangat terlihat pada berkurangnya lubang di gigi dibandingkan dengan yang hanya diberikan air. Akan tetapi memang belum ada penelitian khusus yang meneliti kegunaannya pada manusia.
Selain menjaga kesehatan gigi, kandungan polifenol di dalam kakao juga memberikan efek yang tak kalah berguna. Seseorang yang makan ekstrak kokoa biasanya memiliki peredaran darah di kulit yang lebih lancar. Selain itu, biji cokelat ini juga bisa meningkatkan dan memperbaiki tekstur permukaan kulit serta menjaganya tetap terhidrasi.
9. Membantu meringankan asma
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang menyebabkan sumbatan dan peradangan di jalur napas. Penyakit pernapasan yang satu ini bahkan kerap mengancam nyawa. Nah, ternyata sebuah penelitian mengungkapkan manfat kakao untuk orang yang memiliki asma. Ini terjadi berkat kandungan senyawa antiama pada biji coklat, yaitu teobromin dan teofilin.
Teobromin merupakan senyawa yang mirip dengan kafein. Senyawa ini biasanya membantu meringankan batuk terus-menerus akibat adanya sumbatan di jalur napas.
Sementara itu, teofilin merupakan senyawa yang membantu paru-paru melebar. Ketika paru-paru melebar, otomatis jalan napas Anda pun tak lagi tersumbat. Selain itu, senyawa ini juga mampu mengurangi peradangan termasuk pada asma. Namun, memang dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat efek kakao pada orang dengan asma.
10. Melindungi tubuh dari kanker
Kandungan flavanol dalam kakao dipercaya mampu melindungi tubuh dari penyakit kanker. Sebuah penelitian yang terdapat dalam Food and Chemical Toxicology menemukan bahwa biji coklat memiliki efek antioksidan. Artinya, senyawa ini mampu melindungi sel terhadap kerusakan molekul reaktif, melawan peradangan, menghambat pertumbuhan sel kanker, dan membantu mencegah penyebarannya.
Penelitian lain yang dilakukan pada manusia juga menemukan fakta bahwa senyawa di dalam ekstrak kakao mampu mengurangi risiko kanker payudara, pankreas, prostat, hati, usus besar, dan leukimia (kanker darah). Meski sudah ada penelitian yang dibuktikan pada manusia, tetap perlu penelitian lainnya untuk memperkuatnya.
Dengan banyaknya manfaat kakao, tak ada salahnya untuk memasukkan bahan yang satu ini dalam makanan harian Anda.
Alergi akibat kakao
Sekalipun memiliki segudang manfaat, nyatanya kakao juga bisa membawa dampak berbeda pada beberapa orang. Sama seperti makanan lainnya, kakao juga bisa menyebabkan alergi.
Food and Drug Administration di Amerika Serikat menyatakan bahwa ketika biji coklat ini diubah menjadi bubuk, maka kemurniannya tak lagi terjaga. Pasalnya, saat digiling, biji akan bersentuhan dengan permukaan alat dan banyak zat lain.
Selain itu, perlu diingat bahwa olahan biji menjadi bubuk ini biasanya kerap ditambahkan dengan bahan lainnya, seperti gula, pemanis buatan, susu, dan kacang-kacangan. Oleh sebab itu, kemungkinan alergi akibat olahan biji buah ini cukup umum, bukan hanya karena protein di dalam kakao. Bahan tambahan lainnya juga dapat menyebabkan alergi.
Gejala alergi kakao
Alergi makanan biasanya ditandai dengan berbagai gejala yang cukup kentara, seperti:
- Sakit kepala
- Gatal-gatal
- Ruam kulit
- Mulas
Bahkan, dalam kasus yang cukup ekstrem seseorang bisa mengalami reaksi anafilaksik. Biasanya syok anafilaktik akan ditandai dengan berbagai gejala, seperti:
- Sesak napas
- Linglung
- Tekanan darah menurun drastis
- Nyeri dada
- Pusing
- Jantung berdebar
- Mual
- Diare
- Pingsan
Jika ada orang di sekiar Anda yang mengalami berbagai gejala gawat medis ini, segera larikan orang tersebut ke rumah sakit terdekat.
Pengobatan untuk alergi kakao
Biasanya sebelum mengambil langkah pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mendeteksi penyebab alergi yang dialami. Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat alergi Anda di masa lalu. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan tes darah atau kulit untuk melihat apakah kakao memang menjadi pemicu alergi Anda.
Setelah ditentukan penyebabnya, dokter akan meresepkan obat sesuai dengan tingkat keparahan alergi. Umumnya dokter akan meresepkan losion atau krim antihistamin untuk mengatasi ruam kulit yang Anda alami.
Selain itu, dokter juga akan memberikan antasid atau obat antidiare untuk mengatasi diare akibat alergi. Suntikan epinephrine juga mungkin akan diperlukan jika Anda mengalami alergi yang cukup parah.
Mencegah alergi kakao
Untuk mencegah alergi makanan yang satu ini tentu saja yang perlu Anda lakukan adalah menghindari berbagai produk yang mengandung kakao. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati dengan produk cola karena biasanya memiliki antigen yang serupa, sehingga bisa menimbulkan reaksi alergi yang sama.
Jangan lupa juga untuk selalu membaca label kemasan makanan sebelum membeli produk apa pun. Jangan asal membelinya karena hal ini bisa berujung pada kemunculan reaksi alergi pada tubuh.
[embed-health-tool-bmi]