backup og meta

Garam Laut vs Garam Dapur, Mana Yang Lebih Baik?

Garam Laut vs Garam Dapur, Mana Yang Lebih Baik?

Saat ini produk-produk makanan yang berhubungan dengan kesehatan sudah semakin mudah ditemukan dan banyak dijual di mana-mana. Tidak hanya makanan atau minuman, garam pun kini ada versi ‘lebih sehat’-nya. Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang sea salt, tapi tahukah Anda apa yang membedakan antara sea salt alias garam laut dengan garam yang biasa Anda pakai?

Perbedaan garam laut dan garam dapur biasa

Perbedaan utama antara sea salt dan garam dapur biasa adalah rasa, tekstur, dan proses pembuatannya. Sea salt atau garam laut diproduksi melalui proses evaporasi air laut atau dari danau air asin. Mineral dan komponen yang terdapat dalam garam laut tergantung dari jenis air apa yang digunakan. Mineral inilah yang memberi warna dan rasa pada garam laut sekaligus menentukan tekstur dan tingkat kekasaran garam.

Sementara garam dapur biasanya merupakan hasil penambangan dan mengalami pemrosesan yang lebih panjang untuk menambah daya simpannya. Garam dapur juga biasanya mengandung aditif untuk mencegah garam menggumpal. Tetapi garam dapur yang dijual di pasaran sudah ditambahkan yodium, zat gizi esensial yang membantu menjaga kesehatan fungsi tiroid.

Meskipun garam laut disebut-sebut lebih sehat jika dibandingkan dengan garam dapur, tetapi sebenarnya baik garam laut maupun garam dapur memiliki nilai gizi yang kurang lebih sama. Sebagai contoh, dalam jumlah dan berat yang sama, sea salt dan garam dapur mempunyai kadar sodium yang tidak jauh berbeda.

Mana yang lebih baik, garam laut atau garam dapur?

Meskipun banyak yang mengatakan garam laut lebih baik karena lebih alami, tetapi kenyatannya baik garam laut maupun garam dapur biasa memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sea salt misalnya, proses pembuatannya yang tidak perlu melalui banyak tahap seperti garam dapur membuat garam laut mungkin sedikit lebih banyak mengandung mineral alami. Tetapi karena proses yang pendek pula, jika dihasilkan dari laut yang kotor maka akan menyebabkan garam terkontaminasi senyawa atau komponen-komponen berbahaya seperti timbal.

Sementara pada garam dapur, pembuatannya memerlukan proses yang panjang sehingga kebanyakan mineral yang terdapat di dalamnya biasanya sudah hilang. Substansi seperti zat aditif juga ditambahkan untuk mencegah garam menggumpal. Tetapi tidak hanya anti gumpal yang ditambahkan pada garam, kebanyakan garam yang dijual di pasaran sudah ditambahkan yodium. Zat gizi penting yang berperan dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan tiroid, yang paling umum contohnya adalah penyakit gondok. Penambahan yodium dalam garam dapur menjadi salah satu langkah pencegahan defisiensi yodium yang berhasil untuk mengatasi hipotiroidisme atau kekurangan yodium. Kekurangan yodium juga dapat mengakibatkan kecacatan mental dan masalah kesehatan lainnya.

Apakah garam laut lebih sehat?

Baik garam dapur maupun garam laut sama-sama merupakan sumber sodium klorida (ini merupakan nama ilmiah untuk garam), tidak ada perbedaan komposisi yang terlalu mencolok diantara kedua jenis garam tersebut. Meskipun dikatakan sea salt mengandung mineral lebih banyak karena lebih alami, diantaranya adalah zat besi, magnesium, fosfor, kalsium, potasium, klorida, zink, hingga selenium. Tetapi jumlah mineral dalam sea salt terbilang sedikit. Anda bisa mendapatkan mineral dalam jumlah lebih banyak pada makanan yang Anda makan sehari-hari dibandingkan dari garam.

Karena baik sea salt maupun garam dapur sama-sama sumber sodium klorida, maka kelebihan konsumsi keduanya dapat mengakibatkan efek buruk pada tubuh, salah satu efek kelebihan asupan sodium adalah hipertensi. Ketika kadar sodium dalam darah meningkat, sebagai reaksi tubuh kita akan menahan air keluar dari sel-sel tubuh. Keseluruhan proses ini mengakibatkan kenaikan tekanan darah.

Meskipun begitu, berdasarkan beberapa survei, kebanyakan orang cenderung memilih sea salt atau berbagai jenis garam yang diklaim lebih sehat lainnya seperti misalnya himalayan sea salt, kosher salt, rock salt, dan lain-lain walaupun harganya bisa berkali-kali lipat daripada garam dapur biasa. Ini karena menurut mereka, jenis-jenis garam tersebut lebih bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan karena lebih alami.

Pola pikir ini dapat menyebabkan seseorang cenderung mengonsumsi garam lebih banyak daripada biasanya. Padahal konsumsi garam kita sehari-hari saja sudah bisa melebihi batas normal karena banyaknya produk makanan yang mengandung garam tersembunyi. Penambahan garam pada makanan akan meningkatkan risiko Anda menderita penyakit yang berhubungan dengan berlebihannya konsumsi garam.

Pada akhirnya, garam tidaklah berfungsi sebagai zat gizi meskipun di dalamnya mungkin mengandung banyak mineral. Fungsi utama garam adalah sebagai penyedap makanan. Jika Anda ingin mendapat manfaat kesehatan dari mineral, ada baiknya Anda mencari sumber mineral lain seperti sayur dan buah dibandingkan mengandalkan garam semata.

BACA JUGA:

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Broyd, N. (2011, November 17). Rock salt and sea salt ‘no better for you’. Retrieved August 9, 2016, from WebMD: http://www.webmd.boots.com/healthy-eating/news/20111117/rock-salt-and-sea-salt-no-better-for-you

Dannie, M. (2015, May 14). What Are the Health Benefits of Himalayan Salt? Retrieved August 9, 2016, from Livestrong: http://www.livestrong.com/article/26690-health-benefits-himalayan-salt/

Gunnars, K. (n.d.). Types of Salt: Himalayan vs Kosher vs Regular vs Sea Salt. Retrieved August 9, 2016, from Authority Nutrition: https://authoritynutrition.com/different-types-of-salt/

Mayo Clinic Staff. (2016, May 4). What’s the difference between sea salt and table salt? Retrieved August 9, 2016, from Mayo Clinic: http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/sea-salt/faq-20058512

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Monika Nanda

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Aprinda Puji


Artikel Terkait

9 Jenis Tepung Gluten Free yang Aman Dikonsumsi

10 Makanan Khas Korea dan Manfaat Kandungan Gizinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Monika Nanda · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan