backup og meta

3 Efek Samping Beras Merah, Bisakah Dicegah?

3 Efek Samping Beras Merah, Bisakah Dicegah?

Beras merah dianggap lebih baik daripada beras putih karena lebih kaya serat. Meski demikian, ternyata ada klaim yang mengatakan bahwa konsumsi beras merah bisa menimbulkan efek samping tertentu. Benarkah demikian? Simak jawabannya dalam ulasan berikut.

Apa saja efek samping beras merah?

berbagai macam efek samping beras merah

Beras merah memang mengandung lebih banyak serat daripada jenis beras putih. Tak hanya itu, beras merah juga mengandung senyawa antosianin yang berperan sebagai antioksidan bagi tubuh.

Sayangnya, ada beberapa senyawa yang berpotensi menimbulkan bahaya jika Anda mengonsumsi beras merah dalam jumlah besar. Inilah potensi efek samping nasi merah yang mungkin timbul.

1. Menghambat asupan mineral

Beras merah mengandung senyawa bernama asam fitat (phytic acid). Sebenarnya, senyawa ini juga bersifat antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan akibat paparan bebas.

Hanya saja, asam fitat ini juga mengganggu penyerapan beberapa mineral, seperti kalsium, zat besi, zink, magnesium, dan mangan.

Padahal, mineral ini penting untuk membentuk sel darah merah, menjaga kekebalan tubuh, hingga memperkuat tulang.

Tak heran, asm fitat dianggap sebagai senyawa antinutrisi. Efek asam fitat terhadap penyerapan makanan juga dipaparkan dalam studi terbitan Journal of Food Science and Technology (2015).

Jadi, konsumsi beras merah terlalu banyak memiliki efek samping menghambat zat gizi penting yang diperlukan tubuh.

2. Terkena paparan logam berat

Ternyata, beras merah rentan terpapar kontaminasi logam berat, seperti arsenik.

Penelitian yang diterbitkan Oriental Journal of Chemistry (2018) menemukan bahwa beberapa beras merah di Medan, Sumatra Utara, mengandung arsenik sebesar 3,71 mg dalam setiap 1 kg.

Jumlah arsenik pada beras merah ini ternyata melebihi ambang batas kontaminasi logam (sepuluh kali lebih tinggi) yang ditentukan WHO, yakni 0,3 mg dalam setiap 1 kg beras, 

Paparan ini berasal dari pupuk, pestisida, air untuk irigasi, serta tanah yang digunakan untuk menanam padi.

Efek samping beras merah yang ditimbulkan dari paparan arsenik adalah meningkatnya risiko kanker pada organ dalam tubuh.

3. Terkontaminasi jamur beracun

Jamur Aspergillus sering tumbuh pada jagung, beras, dan kacang tanah. Pada beras merah, jenis jamur Aspergillus yang muncul adalah Aspergillus section Flavi.

Indonesia memiliki suhu panas dengan kelembapan tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan jamur.

Kontaminasi jamur Aspergillus section Flavi ternyata memunculkan zat yang beracun bernama aflatoksin. Mengapa dianggap beracun? Aflatoksin bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker.

Selain itu, aflatoksin yang ada pada beras merah berpotensi menimbulkan efek samping lainnya, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh serta gagal liver, ginjal, reproduksi, dan saluran pencernaan.

Apakah boleh mengonsumsi beras merah setiap hari?

Setelah mengetahui risiko efek sampingnya, Anda mungkin khawatir memilih beras meras sebagai sumber makanan pokok.

Sebenarnya, Anda tetap boleh mengonsumsi nasi merah setiap hari. Beras merah masih menjadi pilihan sumber karbohidrat yang berkualitas, mudah didapat, dan serbaguna.

Beras merah aman dikonsumsi asalkan tidak berlebihan atau dimakan dalam jumlah besar sekaligus. Untuk menakar porsi yang tepat, Anda bisa mengikuti jumlah kebutuhan karbohidrat harian sesuai anjuran Kementerian Kesehatan. 

Di samping itu, penting untuk tetap mengonsumsi beras merah bersama dengan sayur-mayur dan lauk-pauk agar memenuhi juga kebutuhan protein serta vitamin dan mineral harian.

Jika ingin sepenuhnya mencegah efek samping nasi merah, Anda bisa mencoba cara pengolahan tertentu.

Cara mengurangi risiko efek samping beras merah

merendam dan mencuci untuk mengurangi efek samping beras merah

Bahaya beras merah berasal dari kontaminasi ataupun kandungan zat di dalam beras merah itu sendiri. Memang, berbagai efek samping ini membahayakan kesehatan tubuh. 

Akan tetapi, Anda bisa meminimalkan efeknya. Lantas, bagaimana cara mengurangi efek samping nasi merah?

Ya, Anda bisa merendam dan mencuci beras sebelum memasaknya. Bukan sembarang mencuci, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.

Pastikan Anda merendam beras merah setidaknya selama 24 jam. Pastikan suhu air yang digunakan sebesar 50° Celcius atau suam-suam kuku.

Proses ini membantu membuang kadar asam fitat dan arsenik yang ada pada beras merah.

Proses memasak sebenarnya juga mengurangi kadar asam fitat yang bisa memicu salah satu dari bahaya beras merah. 

Jadi, bisa disimpulkan dampak dari asam fitat dan kontaminasi arsenik berisiko tinggi muncul ketika Anda mengonsumsi beras merah yang masih mentah.

Tentu saja Anda tidak mengonsumsi beras merah mentah, maka efek samping bisa dihindari. 

Kesimpulan

  • Efek samping beras merah berasal dari senyawa yang terkandung ataupun kontaminasi zat beracun.
  • Risiko efek samping bisa dikurangi dengan pengolahan yang tepat.
  • Proses memasak beras merah bisa menghilangkan kontaminasi zat-zat berbahaya.
  • Nasi merah aman dikonsumsi setiap hari asalkan dalam jumlah wajar.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Goufo, P., & Trindade, H. (2014). Rice antioxidants: phenolic acids, flavonoids, anthocyanins, proanthocyanidins, tocopherols, tocotrienols, γ-oryzanol, and phytic acid. Food Science & Nutrition, 2(2), 75-104. doi: 10.1002/fsn3.86

Zinc and your health. (2022). Retrieved 23 May 2022, from https://www.healthdirect.gov.au/zinc

Gupta, R., Gangoliya, S., & Singh, N. (2013). Reduction of phytic acid and enhancement of bioavailable micronutrients in food grains. Journal of Food Science and Technology, 52(2), 676-684. doi: 10.1007/s13197-013-0978-y

Manganese Information | Mount Sinai – New York. (2022). Retrieved 23 May 2022, from https://www.mountsinai.org/health-library/supplement/manganese

Ginting, E., Silalahi, J., & Putra, E. (2018). Analysis of Arsenic in Rice in Medan, North Sumatera Indonesia by Atomic Absorption Spectrophotometer. Oriental Journal Of Chemistry, 34(5), 2651-2655. Retrieved from http://www.orientjchem.org/vol34no5/analysis-of-arsenic-in-rice-in-medan-north-sumatera-indonesia-by-atomic-absorption-spectrophotometer/

Jallad, K. (2015). Heavy metal exposure from ingesting rice and its related potential hazardous health risks to humans. Environmental Science and Pollution Research, 22(20), 15449-15458. doi: 10.1007/s11356-015-4753-7

Sales, A., & Yoshizawa, T. (2005). Updated profile of aflatoxin and Aspergillus section Flavi contamination in rice and its byproducts from the Philippines. Food Additives and Contaminants, 22(5), 429-436. doi: 10.1080/02652030500058387

Ali, N. (2019). Aflatoxins in rice: Worldwide occurrence and public health perspectives. Toxicology Reports, 6, 1188-1197. doi: 10.1016/j.toxrep.2019.11.007

Frisvad, J., Hubka, V., Ezekiel, C., Hong, S., Nováková, A., & Chen, A. et al. (2019). Taxonomy of Aspergillus section Flavi and their production of aflatoxins, ochratoxins and other mycotoxins. Studies in Mycology, 93(1), 1-63. doi: 10.1016/j.simyco.2018.06.001

Sipos, P., Peles, F., Brassó, D., Béri, B., Pusztahelyi, T., Pócsi, I., & Győri, Z. (2021). Physical and Chemical Methods for Reduction in Aflatoxin Content of Feed and Food. Toxins, 13(3), 204. doi: 10.3390/toxins13030204

Zhang, F., Gu, F., Yan, H., He, Z., Wang, B., & Liu, H. et al. (2020). Effects of soaking process on arsenic and other mineral elements in brown rice. Food Science and Human Wellness, 9(2), 168-175. doi: 10.1016/j.fshw.2020.01.005

Perera, I., Seneweera, S., & Hirotsu, N. (2018). Manipulating the Phytic Acid Content of Rice Grain Toward Improving Micronutrient Bioavailability. Rice, 11(1). doi: 10.1186/s12284-018-0200-y

Gupta, R., Gangoliya, S., & Singh, N. (2013). Reduction of phytic acid and enhancement of bioavailable micronutrients in food grains. Journal of Food Science and Technology, 52(2), 676-684. doi: 10.1007/s13197-013-0978-y

Fukushima, A., Uchino, G., Akabane, T., Aiseki, A., Perera, I., & Hirotsu, N. (2020). Phytic Acid in Brown Rice Can Be Reduced by Increasing Soaking Temperature. Foods, 10(1), 23. doi: 10.3390/foods10010023

Versi Terbaru

07/06/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mengulik 10 Manfaat Beras Hitam yang Tak Banyak Diketahui

Beras Merah vs Beras Shirataki, Mana yang Efektif untuk Diet?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 07/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan