Beras merah dianggap lebih baik daripada beras putih karena lebih kaya serat. Meski demikian, ternyata ada klaim yang mengatakan bahwa konsumsi beras merah bisa menimbulkan efek samping tertentu. Benarkah demikian? Simak jawabannya dalam ulasan berikut.
Apa saja efek samping beras merah?
Beras merah memang mengandung lebih banyak serat daripada jenis beras putih. Tak hanya itu, beras merah juga mengandung senyawa antosianin yang berperan sebagai antioksidan bagi tubuh.
Sayangnya, ada beberapa senyawa yang berpotensi menimbulkan bahaya jika Anda mengonsumsi beras merah dalam jumlah besar. Inilah potensi efek samping nasi merah yang mungkin timbul.
1. Menghambat asupan mineral
Beras merah mengandung senyawa bernama asam fitat (phytic acid). Sebenarnya, senyawa ini juga bersifat antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan akibat paparan bebas.
Hanya saja, asam fitat ini juga mengganggu penyerapan beberapa mineral, seperti kalsium, zat besi, zink, magnesium, dan mangan.
Padahal, mineral ini penting untuk membentuk sel darah merah, menjaga kekebalan tubuh, hingga memperkuat tulang.
Tak heran, asm fitat dianggap sebagai senyawa antinutrisi. Efek asam fitat terhadap penyerapan makanan juga dipaparkan dalam studi terbitan Journal of Food Science and Technology (2015).
Jadi, konsumsi beras merah terlalu banyak memiliki efek samping menghambat zat gizi penting yang diperlukan tubuh.
2. Terkena paparan logam berat
Ternyata, beras merah rentan terpapar kontaminasi logam berat, seperti arsenik.
Penelitian yang diterbitkan Oriental Journal of Chemistry (2018) menemukan bahwa beberapa beras merah di Medan, Sumatra Utara, mengandung arsenik sebesar 3,71 mg dalam setiap 1 kg.
Jumlah arsenik pada beras merah ini ternyata melebihi ambang batas kontaminasi logam (sepuluh kali lebih tinggi) yang ditentukan WHO, yakni 0,3 mg dalam setiap 1 kg beras,
Paparan ini berasal dari pupuk, pestisida, air untuk irigasi, serta tanah yang digunakan untuk menanam padi.
Efek samping beras merah yang ditimbulkan dari paparan arsenik adalah meningkatnya risiko kanker pada organ dalam tubuh.
3. Terkontaminasi jamur beracun
Jamur Aspergillus sering tumbuh pada jagung, beras, dan kacang tanah. Pada beras merah, jenis jamur Aspergillus yang muncul adalah Aspergillus section Flavi.
Indonesia memiliki suhu panas dengan kelembapan tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan jamur.
Kontaminasi jamur Aspergillus section Flavi ternyata memunculkan zat yang beracun bernama aflatoksin. Mengapa dianggap beracun? Aflatoksin bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker.
Selain itu, aflatoksin yang ada pada beras merah berpotensi menimbulkan efek samping lainnya, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh serta gagal liver, ginjal, reproduksi, dan saluran pencernaan.