backup og meta

Penyebab Asidosis, Ketika Cairan Tubuh Jadi Terlalu Asam

Penyebab Asidosis, Ketika Cairan Tubuh Jadi Terlalu Asam

Sebagian besar kasus asidosis umumnya berangsur membaik setelah penyebab kondisi ini diobati. Simak pembahasan berikut ini untuk mengetahui apa saja penyakit dan kondisi yang kerap menyebabkan asidosis.

Penyebab asidosis berdasarkan jenisnya

Asidosis adalah kondisi saat cairan tubuh terlalu asam. Hal ini terjadi karena ginjal dan paru-paru yang bertugas menjaga keseimbangan keasaman (pH) tubuh tidak bekerja dengan baik.

Akibatnya, produksi asam terlalu banyak atau tidak ada basa yang cukup untuk menyeimbangkan asam tersebut. 

Gangguan pada ginjal dan paru-paru tersebut bisa menimbulkan dua tipe asidosis, yakni asidosis metabolik dan asidosis respiratorik.

1. Asidosis metabolik

Asidosis respiratorik

Asidosis metabolik bermula dari gangguan fungsi ginjal. Ginjal berfungsi menyaring sisa-sisa metabolisme, termasuk zat asam dalam darah, dan membuangnya melalui urine.

Jika ginjal tidak mampu mengeluarkan asam seperti seharusnya, terjadilah asidosis metabolik. Kondisi ini juga bisa terjadi bila ginjal terlalu banyak mengeluarkan basa.

Secara lebih spesifik, penyebab asidosis metabolik dapat dibedakan dari jenisnya seperti di bawah ini. 

  • Asidosis diabetik: terjadi ketika penyakit diabetes tidak terkendali. Tubuh tidak mampu mengubah gula menjadi energi dan akhirnya terpaksa membakar lemak. Proses ini menghasilkan timbunan keton yang bersifat asam.
  • Asidosis hiperkloremik: disebabkan oleh hilangnya natrium bikarbonat, suatu zat bersifat basa yang membantu menjaga pH darah tetap normal. Ragam penyakit yang menyebabkan diare dan muntah-muntah bisa menyebabkan tipe asidosis ini.
  • Asidosis laktat: penumpukan asam laktat dari proses metabolisme sel otot dan sel darah merah. Penyebabnya antara lain konsumsi alkohol berlebihan, penyakit kronis, kekurangan oksigen dalam waktu yang lama, gula darah rendah, dan olahraga yang terlalu lama.
  • Asidosis renal tubular: terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui urine sehingga darah menjadi terlalu asam. Secara umum, tipe asidosis ini lebih sering terjadi pada seseorang yang mengidap gangguan ginjal.

2. Asidosis respiratorik

Pengobatan asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi saat terlalu banyak gas karbon dioksida (CO2). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu mengeluarkan CO2 melalui proses pernapasan.

Penyebab asidosis respiratorik terjadi jika ada peningkatan kadar CO2 dalam tubuh. Maka dari itu, kondisi ini juga dikenal sebagai asidosis hiperkapnia atau asidosis karbon dioksida.

Beberapa hal yang meningkatkan kadar gas sisa metabolisme ini antara lain sebagai berikut.

  • Gangguan saluran napas, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Penyakit pada jaringan paru-paru, seperti fibrosis paru yang menyebabkan pembentukan jaringan parut dan penebalan paru-paru.
  • Apnea tidur obstruktif (OSA), yakni kondisi henti napas sementara saat tertidur.
  • Luka atau cedera pada bagian dada.
  • Obesitas parah yang menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Kelemahan pada otot dada dan gangguan pada sistem saraf yang bertugas memberikan sinyal pada paru-paru untuk mengembang atau mengempis.
  • Penyalahgunaan obat-obatan penenang, seperti benzodiazepin dan narkotika (opioid).
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Penyebab asidosis metabolik dan respiratorik

Asidosis metabolik terjadi saat ginjal tidak mampu mengeluarkan kelebihan asam. Sementara itu, asidosis respiratorik terjadi saat paru-paru tidak mampu mengeluarkan kelebihan gas karbon dioksida (CO2).

Hal apa yang membuat cairan tubuh terlalu asam?

Berikut sejumlah faktor yang berkontribusi sebagai penyebab pH tubuh asam (berisiko asidosis).

  • Pola makan yang tinggi lemak dan terlalu rendah karbohidrat. Pembakaran lemak menjadi energi dapat menghasilkan keton yang membuat pH tubuh jadi lebih asam.
  • Penyakit kronis, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung. Penyakit tersebut dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar asam laktat dalam tubuh.
  • Kanker. Sel-sel kanker bisa menyebabkan seseorang kehilangan berat badan secara drastis. Hal ini dapat meningkatkan kadar asam laktat di dalam tubuh.
  • Penyakit infeksi. Setiap jenis infeksi virus atau bakteri yang parah dapat menyebabkan sepsis (keracunan darah) dan biasanya meningkatkan kadar asam laktat di dalam tubuh.
  • Penggunaan obat HIV. Terapi antiretroviral yang digunakan pada orang dengan HIV dapat menyebabkan kerusakan hati yang membuat tubuh lebih sulit memproses asam laktat.
  • Penggunaan paracetamol. Paracetamol termasuk obat pereda nyeri dan demam yang bisa menyebabkan asidosis laktat, bahkan ketika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Obat ini bisa menyebabkan penumpukan asam pyroglutamic dalam darah.
  • Minum alkohol berlebihan. Kebiasan minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan kadar fosfat yang akan berdampak negatif pada ginjal. Akibatnya, pH tubuh menjadi lebih asam.
  • Aktivitas fisik yang berat. Saat Anda melakukan olahraga berat, tubuh kekurangan oksigen sehingga harus menggunakan laktat untuk mendapatkan energi. Asam laktat yang menumpuk dapat menyebabkan asidosis.
  • Penggunaan obat diabetes. Metformin, salah satu obat minum untuk diabetes, dapat menyebabkan penumpukan asam laktat di dalam tubuh.
  • Faktor-faktor lainnya, seperti berat badan berlebih, obesitas, dehidrasi, serta keracunan senyawa alkohol metanol atau aspirin.

Bagaimana cara mencegah dan mengobati asidosis?

konsultasi dokter lansia

Kebanyakan orang sering menganggap tanda tubuh asam sebagai sakit ringan biasa. Kondisi ini mungkin ditandai dengan gejala ringan, seperti mudah lelah dan sering sakit kepala.

Meski begitu, pada kasus tertentu, asidosis bisa menimbulkan gejala yang parah, seperti sakit kuning (jaundice), peningkatan detak jantung, dan kulit membiru (sianosis).

Tanpa penanganan yang tepat, asidosis yang membuat darah dan cairan tubuh lainnya menjadi terlalu asam dapat berlangsung dalam jangka panjang.

Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit batu ginjal, gagal ginjal kronis, tulang yang mudah rapuh, dan keterlambatan pertumbuhan.

Pencegahan utama dari asidosis yakni dengan menjaga kesehatan organ paru-paru dan ginjal. Beberapa langkah mudah yang bisa Anda lakukan yakni sebagai berikut.

  • Menjaga berat badan sehat untuk mencegah kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Mencukupi kebutuhan cairan harian untuk menghindari dehidrasi.
  • Menggunakan obat penenang (sedatif) sesuai aturan pakai dan resep dokter.
  • Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Mengelola penyakit diabetes dan menjaga kadar gula darah dengan baik.

Sementara itu, pengobatan akan bergantung pada penyakit dan kondisi yang menyebabkan asidosis pada tubuh pengidapnya.

Asidosis respiratorik diatasi dengan cara mengembalikan fungsi paru-paru, misalnya dengan penggunaan obat bronkodilator yang melebarkan saluran pernapasan.

Terapi oksigen dengan menggunakan alat continuous positive airway pressure (CPAP) juga dilakukan bila terjadi penyumbatan atau kelemahan otot pada saluran pernapasan. 

Di sisi lain, penanganan asidosis metabolik akan bervariasi tergantung pada penyebabnya. 

Perawatan untuk tipe asidosis ini mungkin meliputi pemberian suplemen oral, obat antibiotik, cairan infus (IV), maupun terapi oksigen.

Segera konsultasikan dengan dokter bila Anda curiga mengalami gejala asidosis. Perawatan dini membantu mencegah komplikasi serius dari kondisi ini.

Kesimpulan

  • Secara umum, asidosis terdiri atas dua tipe, yakni asidosis metabolik dan respiratorik.
  • Penyebab asidosis metabolik berbeda-beda tergantung pada jenisnya, seperti asidosis diabetik, asidosis hiperkloremik, asidosis laktat, dan asidosis renal tubular.
  • Sementara itu, asidosis respiratorik disebabkan oleh penumpukan gas karbon dioksida (CO2) di dalam tubuh.
  • Kondisi tubuh terlalu asam dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan ginjal, tulang yang mudah rapuh, hingga keterlambatan pertumbuhan.
  • Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala asidosis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Acidosis. (2021). MedlinePlus. Retrieved February 28, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/001181.htm

Respiratory acidosis. (2022). MedlinePlus. Retrieved February 2287, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/000092.htm

Metabolic acidosis. (2021). MedlinePlus. Retrieved February 28, 2023, from https://medlineplus.gov/ency/article/000335.htm

Renal Tubular Acidosis. (2020). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Retrieved February 28, 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/renal-tubular-acidosis

What is DKA (Diabetic Ketoacidosis)? (2017). Diabetes UK. Retrieved February 28, 2023, from https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/complications/diabetic_ketoacidosis

Foucher CD, Tubben RE. (2022). Lactic Acidosis. StatPearls Publishing. Retrieved February 28, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470202/

Sharma S, Hashmi MF, Aggarwal S. (2022)/ Hyperchloremic Acidosis. StatPearls Publishing. Retrieved February 28, 2023, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482340/

Pizzorno, J. (2015). Acidosis: An Old Idea Validated by New Research. Integrative Medicine: A Clinician’s Journal, 14(1), 8-12. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4566456/

Versi Terbaru

20/03/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

7 Gejala Batu Ginjal yang Mudah Anda Kenali

Berbagai Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan