backup og meta

6 Hal yang Akan Terjadi Kalau Anda Kurang Makan Serat

6 Hal yang Akan Terjadi Kalau Anda Kurang Makan Serat

Seberapa sering Anda makan sayur dan buah? Jika Anda termasuk orang yang jarang makan sayur dan buah, hati-hati. Pasalnya, banyak gangguan kesehatan yang bisa terjadi bila Anda  kekurangan serat. Apa saja yang mungkin terjadi saat tubuh kekurangan makanan berserat?

6 tanda tubuh Anda kurang makanan berserat

1. Buang air besar tidak lancar

Gangguan kesehatan yang paling biasa terjadi ketika seseorang tidak cukup makan makanan berserat adalah sembelit. Ya, jadwal buang air besar Anda menjadi kacau jika asupan serat Anda kurang. Di dalam tubuh, serat berfungsi untuk membantu mencerna makanan yang masuk ke dalam perut Anda.

Serat bisa merangsang gerakan usus, sehingga sisa-sisa makanan yang telah dicerna akan cepat dikeluarkan oleh tubuh. Selain itu, kemampuannya dalam menyerap air, membuat sisa makanan lebih mudah dikeluarkan oleh tubuh. Bisa dibilang serat berperan sebagai ‘pelicin’ dalam hal ini.

2. Sering merasa lapar

Apakah Anda sering merasa cepat lapar lagi  padahal baru saja makan berat sebelumnya? Jika iya, ini tanda kalau perut Anda kurang diisi makanan berserat. Fungsi lain dari serat adalah mempertahankan rasa kenyang lebih lama.

Saat serat sudah ada di dalam perut Anda, zat gizi ini akan langsung memenuhi ruang di perut dan memberitahu otak kalau di dalam sudah penuh. Sehingga otak pun mengartikannya sebagai tanda bahwa Anda merasa kenyang.

Jadi, kalau Anda merasa lapar, perbanyak makanan berserat tinggi sehingga mencegah perut keroncongan sepanjang hari.

3. Berat badan terus naik

Nah, kalau Anda tidak suka makan makanan berserat jangan kaget kalau nanti Anda menimbang berat badan dan melihat angkanya sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Pasalnya, serat bisa membuat berat badan Anda terkendali, bahkan bisa membantu Anda untuk mendapatkan berat badan ideal.

Sama seperti yang sebelumnya, timbangan berat badan yang melonjak bisa terjadi akibat Anda merasa lapar terus, nafsu makan Anda terus tinggi dan tak terkendali. Selain itu, serat juga memiliki kemampuan untuk mengikat tumpukan lemak di dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi kadar lemak keseluruhan.

4. Kadar gula darah melonjak

Makanan berserat bisa Anda andalkan untuk membuat gula darah tetap normal. Biasanya, makanan yang mengandung serat tinggi tidak memiliki kandungan indeks glikemik yang tinggi, sehingga  aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Tak hanya itu, jika Anda memiliki diabetes, serat akan membantu mengendalikan kadar gula darah dengan menekan nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang. Jadi, tak banyak nasi atau karbohidrat lain yang dikonsumsi saat waktu makan tiba.

sayur dan buah mencegah stress

5. Infeksi saluran cerna

Kalau Anda kurang makanan berserat, bisa jadi banyak gangguan pencernaan yang Anda alami. Tak hanya sulit BAB saja, tetapi Anda juga mungkin mengalami iritasi usus, divertikulitis (radang usus besar), atau kolitis ulseratif (radang usus dan rektum)

Semua gangguan tersebut merupakan peradangan yang terjadi di dalam organ pencernaan. Jika Anda mengonsumsi serat, maka zat gizi ini akan melindungi organ pencernaan dan terhindar dari peradangan tersebut.

6. Risiko penyakit jantung meningkat

Sudah banyak penelitian yang membuktikan kalau kurang makan serat berisiko penyakit jantung. Hal ini sebenarnya dikaitkan dengan kemampuan serat yang bisa menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. Selain itu, mengonsumsi makanan berserat juga telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penelitian yang dimuat dalam jurnal Food and Function tahun 2016 lalu.

Berapa banyak makanan berserat yang harus saya konsumsi?

Menurut Kementerian Kesehatan, orang dewasa butuh sebanyak 30 gram serat dalam satu hari. Selain sayur dan buah, Anda bisa memilih makanan yang mengandung serat tinggi. Contohnya, Anda bisa mengandalkan makanan pokok yang mengandung lebih banyak serat ketimbang nasi biasa. Nasi merah, dan roti gandum adalah contoh makanan pokok yang mengandung serat yang lebih tinggi.

Lalu, Anda juga bisa mengganti camilan sehari-hari Anda dengan snack sehat yang penuh dengan serat. Pilihlah snack yang terbuat dari kedelai yang kaya akan serat dan protein sehingga dicerna perlahan oleh tubuh dan membuat kenyang lebih lama. Jadi, Anda bisa makan snack tersebut sekitar dua jam sebelum makan besar biar tidak terlalu banyak asupan karbohidrat berlebih saat waktu makan besar.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

WebMD. (2017). Is Your Diet Low In Fiber?. [online] WebMD. Available at: http://www.webmd.com/food-recipes/features/4-warning-signs-your-diet-may-lack-fiber#1  [Accessed 25 Aug. 2017].

News Center. (2017). Low-fiber diet may cause irreversible depletion of gut bacteria over generations. [online] Available at: https://med.stanford.edu/news/all-news/2016/01/low-fiber-diet-may-cause-irreversible-depletion-of-gut-bacteria.html  [Accessed 25 Aug. 2017].

The Nutrition Source. (2012). Fiber. [online] Available at: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/carbohydrates/fiber/  [Accessed 25 Aug. 2017].

Nhs.uk. (2017). Why is fibre important? – Health questions – NHS Choices. [online] Available at: http://www.nhs.uk/chq/pages/1141.aspx?categoryid=51 [Accessed 25 Aug. 2017].

Mayo Clinic. (2017). How to add more fiber to your diet. [online] Available at: http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/fiber/art-20043983  [Accessed 25 Aug. 2017].

Mayo Clinic. (2017). The simple math that helps you feel full on fewer calories. [online] Available at: http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/in-depth/weight-loss/art-20044318  [Accessed 25 Aug. 2017].

WebMD. (2017). The link between fiber and weight loss.. [online] WebMD. Available at: http://www.webmd.com/diet/features/fiber-weight-control#1  [Accessed 25 Aug. 2017].

Fujii, H., Iwase, M., Ohkuma, T., Ogata-Kaizu, S., Ide, H., Kikuchi, Y., Idewaki, Y., Joudai, T., Hirakawa, Y., Uchida, K., Sasaki, S., Nakamura, U. and Kitazono, T. (2013). Impact of dietary fiber intake on glycemic control, cardiovascular risk factors and chronic kidney disease in Japanese patients with type 2 diabetes mellitus: the Fukuoka Diabetes Registry. Nutrition Journal, 12(1).

WebMD. (2017). How Fiber Protects Your Heart. [online] WebMD. Available at: http://www.webmd.com/diet/features/fiber-heart#1  [Accessed 25 Aug. 2017].

Aleixandre, A. and Miguel, M. (2016). Dietary fiber and blood pressure control. Food Funct., 7(4), pp.1864-1871.

Medline Plus. (2017). Low-fiber diet: MedlinePlus Medical Encyclopedia. [online] Medlineplus.gov. Available at: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000200.htm  [Accessed 25 Aug. 2017].

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Nimas Mita Etika M

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Sayuran Mana yang Lebih Sehat Dimakan Mentah, dan Mana yang Lebih Sehat Dimasak?

Mengenal Jenis Serat Terbaik untuk Diet Anda


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan