backup og meta

3 Penyakit yang Membuat Penderitanya Tak Boleh Makan Gluten

3 Penyakit yang Membuat Penderitanya Tak Boleh Makan Gluten

Belakangan, semakin banyak orang yang menjalani diet gluten free, dan mulai menghindari konsumsi makanan apapun yang mengandung gluten. Tak heran jika keberadaan gluten dalam makanan kini sering dianggap memberi efek negatif bagi kesehatan.

Padahal, sebagian besar penelitian mengklaim bahwa mengonsumsi gluten aman bagi semua orang, kecuali penderita penyakit celiac. Namun di sisi lain, beberapa peneliti kesehatan percaya bahwa bahaya gluten juga dapat terjadi pada beberapa orang memiliki kondisi kesehatan tertentu lainnya.

Apa itu gluten?

Gluten adalah jenis protein yang ditemukan dalam biji-bijian terutama gandum, gandum hitam (rye), dan jali (barley). Gandum adalah sumber gluten yang paling banyak dikonsumsi. Dua protein utama dalam gluten adalah gliadin dan glutenin. Gliadin yang bertanggung jawab atas sebagian besar efek negatif bagi kesehatan.

Pada produk olahan, gluten dapat membantu proses pengembangan saat membuat roti, sekaligus memberikan tekstur kenyal pada roti. Saat tepung dicampur dengan air, gluten membentuk jaringan lengket yang memiliki konsistensi seperti lem. Sifat seperti lem ini yang membuat adonan menjadi elastis, dan membuat roti mengambang saat dipanggang. Selain itu, sifat perekat ini jugalah yang memberikan tekstur kenyal.

Tapi, penderita penyakit ini tak boleh makan gluten 

1. Penyakit celiac

Penyakit celiac adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh seseorang salah mengenali gluten sebagai bahan asing yang mengancam tubuh. Sistem imun kemudian menyerang gluten dan lapisan usus kecil, sehingga menyebabkan kerusakan pada vili usus yang akhirnya menurunkan kemampuan usus dalam menyerap nutrisi.

Kondisi ini juga yang menyebabkan kekurangan nutrisi, berbagai masalah pencernaan, serta meningkatkan berbagai risiko penyakit lain.

Gejala penyakit celiac yang paling umum adalah gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit, sakit kepala, dan penurunan berat badan. Beberapa orang juga mungkin tidak memiliki gejala penceran, namun mungkin memiliki gejala lain seperti anemia dan kelelahan.

Penyakit celiac bisa menjadi sangat sulit untuk didiagnosis. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa hingga 80 persen orang dengan penyakit celiac tidak mengetahui jika mereka memiliki penyakit ini.

2. Sensitivitas gluten non-celiac

Tidak hanya pada orang yang memiliki penyakit celiac, bahaya gluten juga bisa berlaku untuk orang yang tidak memiliki penyakit celiac namun memiliki sensitivitas gluten non-celiac. Seseorang dengan sensitivitas gluten non-celiac akan tetap bereaksi negatif terhadap gluten meski tidak mengidap penyakit celiac.

Biasanya, orang yang mengalami ini akan merasakan gejala yang hampir sama dengan penyakit celiac, seperti diare, kelelahan, serta nyeri sendi dan tulang. Namun, mereka tidak mengalami gangguan pada usus setelah konsumsi gluten. Gejala ini dapat terjadi karena kondisi sistem pencernaan yang buruk.

Tidak ada definisi yang jelas mengenai sensitivitas gluten non-celiac, namun kondisi ini didiagnosis saat pasien bereaksi negatif terhadap gluten. Umumnya, salah satu cara untuk mendiagonosisnya adalah dengan berhenti makan gluten untuk sementara, kemudian mengonsumsinya kembali. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah Anda memiliki gejala sensitivitas gluten atau tidak.

3. Irritable bowel syndrome, alergi gandum, dan lainnya

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 34 penderita irritable bowel syndrome (IBS) yang dibagi menjadi dua kelompok, yang satu menjalani diet gluten free, dan kelompok satu lagi makan gluten.

Hasilnya, kelompok yang makan gluten lebih sering merasakan sakit, perut kembung, diare, dan kelelahan dibandingkan kelompok lainnya. Dengan kata lain, penderita IBS dapat memperoleh manfaat dari diet gluten free yang dilakukan.

Gluten juga akan bereaksi negatif pada orang yang memiliki alergi gandum. Sekitar satu persen peningkatan masalah pencernaan terjadi pada orang dengan alergi gandum yang makan gluten.

Selain itu, penelitian lainnya menunjukkan bahwa diet gluten free juga dapat bermanfaat bagi penderita dengan skizofrenia, autisme, dan penyakit ataxia gluten.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is gluten, and why is it bad for some people? https://www.medicalnewstoday.com/articles/318606.php diakses 15 januari 2018.

6 Reasons Why Gluten Is Bad for Some People https://www.healthline.com/nutrition/6-shocking-reasons-why-gluten-is-bad#section1 diakses 15 januari 2018.

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Andisa Shabrina

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Mengenal Gula Alkohol, Apakah Lebih Sehat dari Gula Biasa?

10 Pilihan Makanan yang Mengandung Polifenol Tinggi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan