Pekerja kantoran adalah salah satu kelompok orang yang rentan mengeluhkan pergelangan tangan sakit akibat carpal tunnel syndrome (CTS). Pasalnya, setiap hari ia harus mengetik di laptop, komputer, ataupun di perangkat elektronik lainnya seperti handphone. Sebenarnya apa itu penyakit CTS? Ketahui info lengkapnya di bawah ini.
Apa itu carpal tunnel syndrome?
Carpal tunnel syndrome adalah gangguan yang muncul saat terjadi tekanan pada saraf median, yaitu saraf yang mengontrol indra perasa dan pergerakan di dalam pergelangan tangan dan tangan.
Saraf tersebut melintang melewati struktur pada pergelangan tangan yang berbentuk terowongan yang disebut carpal tunnel (terowongan karpal).
Saat tertekan, saraf median menyusut dan berpindah ke arah pergelangan tangan. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit hingga mati rasa pada tangan dan lengan.
Biasanya, sindrom terowongan karpal menjadi semakin parah seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, diagnosis awal dan pengobatan sangat penting untuk membantu mengatasi kondisi ini.
Pada tingkatan yang ringan, gejala dari carpal tunnel syndrome bisa diredakan dengan penggunaan belat atau splint pada pergelangan tangan atau menghindari aktivitas tertentu terlebih dahulu.
Apabila tekanan pada saraf median terus terjadi, saraf lama-kelamaan akan rusak dan gejala akan semakin parah.
Untuk mencegah hal tersebut, pasien mungkin harus menjalani operasi untuk menghilangkan tekanan pada saraf median.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Gangguan muskuloskeletal ini tergolong umum dan telah dialami oleh banyak orang.
Carpal tunnel syndrome sering kali dialami oleh pengguna komputer, kasir, tukang daging, petugas kebersihan, dan pekerja lainnya yang memungkinkan kedua tangan melakukan gerakan berulang dalam waktu yang lama.
Gejala carpal tunnel syndrome
Setelah memahami pengertian dari carpal tunnel syndrome, kini saatnya untuk mengetahui lebih lanjut tanda dan gejala yang mungkin muncul.
Melansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa gejala penyakit CTS.
1. Kesemutan atau mati rasa
Anda mungkin mengalami kesemutan atau mati rasa di jari atau tangan Anda. Biasanya ibu jari, telunjuk, jari tengah, atau jari manis terpengaruh, tetapi tidak pada jari kelingking. Anda mungkin merasakan sensasi seperti sengatan listrik.
Sensasi itu dapat menyebar dari pergelangan tangan ke lengan Anda. Gejala-gejala ini sering terjadi saat menyetir, memegang telepon atau koran. Bahkan, kondisi ini dapat membangunkan Anda dari tidur.
Banyak orang melakukan jabatan tangan untuk meredakan gejalanya. Perasaan mati rasa itu bisa menjadi konstan dari waktu ke waktu.
2. Tangan menjadi lemah
Anda mungkin merasa lemah di tangan Anda hingga tak sengaja menjatuhkan barang. Ini mungkin karena mati rasa di tangan atau pelemahan pada otot jempol ibu jari Anda.
Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Jika ingin bertanya tentang tanda ini, konsultasikanlah kepada dokter.
Selain kedua hal tersebut, ada pula gejala lain yang mungkin sering Anda jumpai saat mengalami penyakit CTS, misalnya berikut ini.
- Mati rasa pada jemari tangan.
- Berkurangnya kepekaan pada ujung jari.
- Kesulitan menggunakan tangan untuk pekerjaan ringan, seperti memegang alat kemudi, memegang buku saat hendak membaca, menulis dengan tangan, hingga mengetik.
Bahkan, jika kondisi yang dialami sudah semakin parah, otot yang terdapat di dasar jari tangan mungkin akan menyusut dan sulit digunakan lagi. Kondisi ini dikenal sebagai atrofi otot.
Kapan harus periksa ke dokter?
Jika Anda memiliki tanda atau gejala di atas atau memiliki pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter, terutama jika gejala sampai memengaruhi rutinitas harian.
Setiap tubuh bertindak berbeda satu sama lain. Selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi kondisi Anda.
Penyebab carpal tunnel syndrome
Penyebab carpal tunnel syndrome adalah penyempitan terowongan karpal karena pergelangan tangan membengkak.
Saluran yang mengecil menekan bagian saraf median, yang menyebabkan rasa nyeri dan gejala lainnya.
Selain itu, beberapa penyebab lain dari carpal tunnel syndrome adalah sebagai berikut.
- Menggerakkan tangan dan pergelangan tangan berulang kali dengan cara yang sama, misalnya mengetik, menulis, dan menggunakan mouse komputer.
- Wanita hamil sering mengalami kondisi ini karena perubahan hormon dan penumpukan cairan.
- Beberapa penyakit, misalnya gangguan muskuloskeletal, kekurangan tiroid (hipotiroid), dan diabetes.
Faktor risiko carpal tunnel syndrome
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko mengalami kondisi ini, yaitu sebagai berikut.
1. Cedera atau kondisi anatomi di pergelangan tangan
Fraktur atau patah tulang tangan, dislokasi pergelangan tangan, dan arthritis yang merusak tulang-tulang kecil di pergelangan tangan dapat mengubah ruang di dalam terowongan karpal dan memberi tekanan pada saraf median.
Orang yang memiliki carpal tunnel yang lebih kecil mungkin lebih cenderung mengalami kondisi yang satu ini.
2. Jenis kelamin wanita
Carpal tunnel syndrome lebih umum terjadi pada wanita. Ini mungkin disebabkan oleh ukuran carpal tunnel pada wanita lebih kecil daripada pria.
Wanita yang mengalami kondisi ini mungkin juga memiliki carpal tunnel yang lebih kecil daripada yang tidak mengidap kondisi itu.
3. Terjadi kerusakan saraf
Beberapa penyakit kronis, seperti diabetes, meningkatkan risiko Anda terkena kerusakan saraf, termasuk pada saraf median.
4. Kondisi peradangan
Rematik (rheumatoid arthritis) dan kondisi lain yang berhubungan dengan peradangan dapat memengaruhi lapisan di sekitar tendon di pergelangan tangan dan memberikan tekanan pada saraf median Anda.
5. Obat-obatan
Beberapa penelitian yang disebutkan Mayo Clinic menunjukkan adanya hubungan antara carpal tunnel syndrome dan penggunaan anastrozole, sebuah obat untuk menangani kanker payudara.
6. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko Anda mengalami sindrom terowongan karpal.
7. Perubahan cairan tubuh
Retensi cairan dapat meningkatkan tekanan dalam carpal tunnel dan mengiritasi saraf median.
Ini biasa terjadi selama kehamilan dan menopause. Sindrom yang berhubungan dengan kehamilan umumnya membaik dengan sendirinya setelah kehamilan.
8. Kondisi medis lainnya
Kondisi tertentu, seperti menopause, kelainan tiroid, gagal ginjal, dan limfedema dapat meningkatkan risiko Anda terkena carpal tunnel syndrome.
9. Faktor tempat kerja
Bekerja dengan alat yang bergetar atau pekerjaan lain yang mengharuskan Anda menekuk pergelangan tangan yang berulang dapat menciptakan tekanan berbahaya pada saraf median atau memperburuk kerusakan saraf yang ada.
Ini terutama jika pekerjaan dilakukan di lingkungan yang dingin.
Pengobatan carpal tunnel syndrome
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan memeriksa pergelangan tangan, memukul bagian saraf median, membengkokkan, dan menahannya selama beberapa detik.
Tes khusus yang disebut elektromiografi (EMG) untuk memeriksa saraf dan otot pergelangan tangan mungkin juga dilakukan.
Bila pasien terdiagnosis CTS, ada beberapa cara mengobati carpal tunnel syndrome yang umum dilakukan, di antaranya berikut ini.
1. Penggunaan splint untuk pergelangan tangan
Splint atau belat merupakan alat kesehatan yang digunakan pada tangan untuk menjaga agar pergelangan tangan tidak menekuk dan menopangnya.
Jika tidak menggunakan alat ini, dikhawatirkan Anda lupa dan menekuk tangan tanpa sengaja.
Pergelangan tangan yang dibiarkan menekuk akan semakin menekan saraf yang bermasalah, sehingga memperparah gejala dari sindrom yang satu ini.
2. Penggunaan obat-obatan pereda nyeri
Jika Anda sudah tidak tahan dengan kondisi yang dialami, gunakan obat pereda nyeri atau yang termasuk ke dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory disease (NSAID) seperti ibuprofen.
Obat-obatan ini dapat meredakan rasa sakit yang mungkin Anda rasakan saat mengalami carpal tunnel syndrome.
Meski begitu, lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat ini
3. Penggunaan kortikosteroid
Jika obat pereda nyeri masih tidak mampu mengatasi kondisi Anda, dokter mungkin akan memberikan kortikosteroid dengan cara disuntikkan untuk mengurangi rasa sakit.
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan, sehingga tekanan pada saraf median berkurang.
Kortikosteroid dalam bentuk obat oral dianggap tidak seefektif kortikosteroid injeksi dalam mengatasi carpal tunnel syndrome.
4. Operasi endoskopi
Operasi endoskopi merupakan prosedur pembedahan carpal tunnel syndrome yang menggunakan tabung panjang dengan sinar di salah satu ujung dan lensa kamera di ujung lainnya.
Tabung ini dimasukkan melalui sayatan kecil pada pergelangan tangan atau telapak tangan agar para ahli bedah mudah untuk melihat ligamen karpal melalui monitor selama operasi carpal tunnel syndrome ini berlangsung.
5. Operasi terbuka
Prosedur operasi terbuka diawali dengan pemberian bius lokal pada tangan atau pergelangan tangan pasien.
Operasi ini dilakukan dengan memotong urat karpal untuk mengurangi tekanan pada saraf median di pergelangan tangan.
Saraf median itu sendiri merupakan saraf yang mengendalikan indra perasa dan pergerakan pada pergelangan tangan dan tangan yang terkena CTS.
Waktu pemulihan untuk operasi terbuka biasanya sedikit lebih lama daripada waktu pemulihan operasi endoskopi. Namun, kedua metode ini terbukti sama efektifnya untuk mengobati carpal tunnel syndrome.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi Anda.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter atau dokter spesialis ortopedi untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- CTS terjadi akibat penekanan saraf median di pergelangan tangan, yang dapat menyebabkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, dan kelemahan pada tangan.
- Berjenis kelamin wanita, kerusakan saraf, cedera di pergelangan, kelebihan berat badan, hingga penggunaan obat-obatan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami CTS.
- Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi, mulai dari penggunaan splint, obat pereda nyeri hingga prosedur bedah, tergantung pada tingkat keparahan kondisi.
[embed-health-tool-bmi]