Tonus otot merupakan bagian dari sistem otot yang penting dalam tubuh manusia. Pasalnya, salah satu fungsi otot ini adalah membantu tubuh untuk tetap tegak saat berdiri. Lalu, apa sebenarnya tonus otot? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.
Apa itu tonus otot?
Tonus otot adalah tingkat ketegangan atau kekencangan otot dalam keadaan diam atau tidak sedang berkontraksi secara aktif.
Otot ini berada di seluruh bagian tubuh manusia dan memainkan peranan penting dalam menjaga postur, stabilitas sendi, sehingga tubuh dapat berdiri dengan tegak.
Tidak hanya itu, otot ini pun berfungsi untuk mengontrol kecepatan dan jumlah gerakan yang dilakukan.
Pada dasarnya, tonus otot terbagi menjadi dua jenis, seperti berikut ini.
- Tonus otot normal, yaitu kondisi saat tidak adanya kekakuan otot saat tidak digerakkan.
- Tonus otot abnormal, yaitu kondisi saat terjadi perubahan pada kekuatan otot. Misalnya hipertonia (tingkat ketegangan lebih tinggi dari normal seperti kram otot) dan hipotonia (tingkat ketegangan lebih rendah seperti atrofi otot).
Bagaimana cara memeriksa kekuatan tonus otot?
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketegangan otot atau mendeteksi ada atau tidaknya perubahan pada kekuatan otot.
Selain itu, dikutip dari penelitian yang diterbitkan oleh StatPearls tahun 2023, pemeriksaan ini pun dapat bermanfaat untuk mengevaluasi berbagai penyakit, seperti cerebral palsy, stroke, cedera medula spinalis, dan poliomielitis.
Saat menjalani pemeriksaan, pasien diharapkan untuk rileks, kooperatif, dan tenang agar hasilnya tidak rancu.
Berikut ini adalah beberapa langkah pemeriksaannya.
1. Pemeriksaan visual atau inspeksi
Langkah pertama dalam pemeriksaan adalah dokter akan melihat secara visual otot pasien.
Hal ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda ketegangan yang tidak wajar atau perubahan bentuk otot yang dapat menandakan adanya masalah.
2. Pemeriksaan sentuhan atau palpasi
Pada tahapan ini, dokter akan memeriksa dengan cara menyentuh untuk merasakan respons otot terhadap tekanan.
Cara ini dapat membantu dokter untuk mengidentifikasi perbedaan ketegangan otot pada area tubuh.
Perlu Anda Ketahui
3. Pemeriksaan pasif dan aktif
Pada langkah ini, dokter akan meminta pasien untuk meregangkan atau merentangkan tonus otot bagian atas atau bawah ke berbagai arah.
Tujuannya untuk menilai respons otot terhadap gerakan.
Untuk melakukan pemeriksaan tonus bagian atas, berikut ini adalah cara yang umumnya dilakukan oleh dokter.
- Pasien akan meletakkan sikunya pada tangan kiri pemeriksa.
- Tangan kanan pemeriksa akan memegang tangan pasien, seperti posisi berjabat tangan.
- Setelah itu, dokter akan melakukan gerakan supinasi (memutar lengan sehingga telapak tangan menghadap ke atas) dan pronasi (memutar telapak tangan sehingga mengarah ke bawah) secara cepat.
- Dokter juga akan melakukan gerakan fleksi (menekuk lengan) dan ekstensi (memanjangkan lengan) pada area siku.
- Cara ini akan dilakukan pada sisi satunya.
Sementara untuk pemeriksaan bagian bawah, dokter akan melakukan beberapa langkah di bawah ini.
- Pertama-tama dokter akan meletakkan tangan di paha pasien.
- Setelah itu, dokter akan meminta pasien untuk melakukan gerakan menjauhi dan mendekati tungkai kaki yang berlawanan.
4. Pengukuran gerakan
Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter dapat mengukur rentang gerakan sendi dan menilai sejauh apa otot dapat meregang dan berkontraksi.
Melalui hasil tersebut, dokter dapat mengevaluasi apakah ada masalah yang tentunya memengaruhi mobilitas seseorang.