Profesi konselor mungkin masih terdengar cukup asing bila dibandingkan dengan psikolog atau psikiater. Lalu, apa tugas konselor dalam menangani masalah kesehatan mental? Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini.
Apa itu konselor psikologi?
Konselor psikologi adalah seorang profesional di bidang kesehatan mental yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan khusus untuk menangani masalah psikologis.
Tugas utama dari seorang konselor yakni membantu klien atau konseli dalam memahami dan mengatasi masalah-masalah yang memengaruhi kondisi mental dan emosionalnya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sekitar 9,8% penduduk usia 15 tahun ke atas di Indonesia mengidap gangguan mental emosional.
Oleh sebab itu, bila mengidap masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD), Anda bisa menemui konselor untuk melakukan konseling.
Anda bisa menemui konselor kesehatan mental di berbagai tempat, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, klinik kesehatan mental, maupun praktik swasta.
Mereka mungkin memiliki spesialisasi tertentu, misalnya konseling anak atau konseling pernikahan.
Ketika melakukan praktik, seorang konselor kesehatan mental akan melakukan pendekatan melalui psikoterapi sesuai kebutuhan Anda.
Mereka mungkin memberikan psikoterapi dalam bentuk terapi perilaku kognitif, terapi interpersonal, atau sejenisnya.
Perlu dicatat, konselor psikologi mempunyai tugas yang berbeda dengan psikolog dan psikiater. Peran konselor psikologi hanyalah sebagai teman bercerita.
Mereka tidak dapat mendiagnosis gangguan mental atau memberikan resep obat untuk mengatasi kondisi Anda.
Latar belakang pendidikan konselor psikologi
Sebelum mampu menjalankan praktik konseling kesehatan mental, calon konselor perlu melalui tahapan pendidikan akademik dan pendidikan profesi di perguruan tinggi.
Calon konselor terlebih dahulu melalui tahapan pendidikan sarjana Strata Satu (S1) Bimbingan dan Konseling untuk memahami perilaku manusia, kesehatan mental, dan teori konseling.
Setelah menempuh pendidikan dalam empat tahun atau delapan semester, calon konselor bisa mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Kemudian, calon konselor perlu menjalani program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) selama satu tahun atau dua semester untuk mendapatkan gelar profesi Konselor (Kons.).
Perbedaan pendidikan konselor, psikolog, dan psikiater
Meski sama-sama menangani orang dengan masalah mental, seorang konselor, psikolog, dan psikiater memiliki tahapan pendidikan yang berbeda seperti berikut ini. - Konselor: S1 Bimbingan dan Konseling + Program Pendidikan Profesi Konselor.
- Psikolog: S1 Psikologi + S2 Psikologi Profesi.
- Psikiater: S1 Kedokteran + Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa.
Peran dan tanggung jawab konselor psikologi
Konselor psikologi punya tugas penting dalam membantu klien atau konseli untuk menghadapi gangguan mental yang sedang dihadapinya.
Tugas konselor hanya sebatas membantu klien mengambil keputusan. Tentu, hal ini dilakukan dengan penjelasan ilmiah sebagai bekal klien dalam menguraikan masalah.
Sejumlah peran dan tanggung jawab dari konselor psikologi akan mencakup hal-hal berikut ini.
1. Melakukan evaluasi dan penilaian
Konselor kesehatan mental akan mengevaluasi status kesehatan mental klien. Hal ini mungkin melibatkan pengumpulan informasi melalui wawancara, observasi, dan tes psikologi.
Berdasarkan temuan tersebut, konselor akan membantu klien dalam memahami kondisi yang dialaminya dan membantu merencanakan perawatan yang tepat.
2. Mengembangkan rencana perawatan
Berbekal empati dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, konselor mampu memandu klien dalam mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Konselor juga bisa melakukan pendekatan dengan terapi psikologi atau psikoterapi berikut ini.
- Terapi perilaku kognitif: mendeteksi pola pikir atau perilaku yang tidak sehat, lalu membiasakan diri untuk menerapkan sesuatu yang baru dan lebih baik.
- Terapi psikodinamik: menggunakan refleksi diri untuk mengungkap dan mengatasi pikiran, perilaku, maupun emosi yang bisa menimbulkan masalah.
- Terapi interpersonal: mengevaluasi dan memahami interaksi pribadi dengan orang lain, seperti keluarga, pasangan, teman, atau rekan kerja.
3. Memantau kemajuan klien
Selama melakukan perawatan, konselor akan meninjau kemajuan klien secara teratur. Dengan begitu, konselor bisa mengetahui efektivitas perawatan dan membuat penyesuaian sesuai kebutuhan.
Kemudian, konselor akan menyesuaikan pendekatan berdasarkan penilaian dan umpan balik dari klien untuk mendapatkan hasil perawatan yang optimal.
4. Bekerja sama dengan profesional lain
Saat menangani kasus tertentu, konselor psikologi juga bisa bekerja sama dengan profesional lain, seperti psikolog, psikiater, ahli gizi, dan kelompok pendukung (support group).
Kerja sama ini memungkinkan klien untuk memperoleh perawatan yang holistik (menyeluruh) sehingga ia dapat mencapai kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.
5. Memahami etika psikologi
Konselor mematuhi etika psikologi selama menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Etika ini mengatur standar praktik profesional dan perlindungan kesejahteraan klien.
Informasi yang diberikan oleh klien bersifat rahasia. Konselor harus menjaga kerahasiaan serta tidak membagikan informasi tersebut tanpa persetujuan klien.
Tidak perlu mengalami gejala yang parah untuk menemui konselor kesehatan mental. Beberapa orang melakukan hal ini untuk merasakan manfaat dari konseling psikologi.
Anda bisa mengungkapkan semua kesedihan, ketakutan, maupun amarah dalam diri. Konselor terlatih menjadi pendengar yang baik sehingga Anda tidak perlu takut merasa dihakimi.
Dengan mencari bantuan sedini mungkin, Anda dapat mengurangi dampak negatif dari penyakit mental terhadap kesehatan fisik, karier, maupun hubungan dengan orang lain.
Kesimpulan
- Konselor psikologi memiliki tugas signifikan dalam membantu klien mengatasi masalah kesehatan mental yang sedang dihadapinya.
- Dalam melaksanakan tugasnya, konselor bisa bekerja sama dengan psikolog, psikiater, atau ahli gizi untuk memberikan perawatan secara menyeluruh.
- Mengikuti konseling dapat membantu Anda mengatasi dan mencegah dampak negatif gangguan mental dalam kehidupan sehari-hari.