backup og meta

7 Faktor Penyebab Stres Kerja yang Harus Diperhatikan

7 Faktor Penyebab Stres Kerja yang Harus Diperhatikan

Ada banyak faktor yang dapat memicu stres dalam dunia kerja, mulai dari tekanan pekerjaan hingga lingkungan kerja yang tidak kondusif. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai faktor yang memengaruhi stres kerja agar Anda mampu mengelolanya dengan baik.

Ragam faktor yang memengaruhi stres kerja

Stres kerja atau occupational stress adalah salah satu bentuk stres yang muncul akibat tuntutan pekerjaan yang berlebihan dan kondisi lingkungan kerja yang tidak kondusif.

Kondisi ini akan membawa dampak negatif untuk kesehatan fisik dan psikologis. Jika tidak ditangani dengan baik, stres kerja bisa menyebabkan kondisi serius yang disebut burnout syndrome.

Memahami beberapa faktor penyebab stres kerja seperti di bawah ini sangat penting agar Anda mampu menemukan solusi untuk mengatasinya.

1. Beban kerja yang berlebihan

menghadapi stres lembur kerja

Beban kerja yang terlalu banyak atau terlalu berat adalah salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan stres di tempat kerja. 

Saat Anda harus menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang singkat atau bekerja dengan tekanan tinggi, kondisi tersebut akan meningkatkan level stres Anda.

Sebuah studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health (2019) menemukan bahwa risiko depresi naik hingga 1,4 kali lipat pada orang yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu.

Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, tidak hanya kondisi mental yang terganggu. Masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur dan kelelahan kronis juga bisa muncul.

2. Lingkungan kerja yang tidak nyaman

Lingkungan kerja yang tidak mendukung, misalnya kebisingan berlebihan, suhu yang ekstrem, dan fasilitas yang tidak memadai, dapat menjadi pemicu stres di dalam pekerjaan.

Di samping itu, lingkungan kerja toxic yang dipenuhi dengan persaingan kerja yang tidak sehat dan komunikasi yang buruk juga berpotensi memperburuk kondisi mental karyawan.

Pada akhirnya, keadaan lingkungan kerja yang tidak nyaman ini bisa menurunkan konsentrasi, meningkatkan rasa frustrasi, dan menghambat produktivitas kerja.

Perbedaan stres kerja dan burnout

Walaupun sama-sama menyebabkan perasaan tertekan, ada perbedaan antara stres kerja dan burnout. Occupational stress cuakup umum terjadi dan cenderung masih bisa diatasi, sedangkan burnout muncul akibat stres kerja berkepanjangan yang bisa memicu rasa tidak berdaya saat bekerja.

3. Kurangnya dukungan sosial

Dukungan sosial dari rekan kerja dan atasan memiliki peran penting dalam kesehatan mental di lingkungan kerja. 

Apabila Anda merasa terisolasi, kurang dihargai, dan tidak mendapatkan dukungan yang cukup saat menghadapi masalah pekerjaan, risiko stres bisa makin meningkat.

Hubungan kerja yang buruk juga dapat menyebabkan ketegangan emosional serta mengurangi semangat Anda dalam melakukan pekerjaan.

4. Ketidakseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan

work-life balance

Faktor lain yang dapat memicu stres kerja yaitu keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan alias work-life balance yang terganggu.

Anda akan lebih rentan terhadap stres jika harus bekerja lembur terus-menerus, membawa pekerjaan ke rumah, atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk diri sendiri. 

Ketidakseimbangan ini dapat mengakibatkan kelelahan mental, menurunnya kebahagiaan, atau bahkan berisiko menyebabkan burnout akibat pekerjaan.

5. Peran dan tanggung jawab yang tidak jelas

Karyawan yang tidak memiliki pemahaman yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawabnya sering kali mengalami stres. 

Ketidakjelasan ini mungkin terjadi akibat kurangnya komunikasi dengan atasan dan rekan kerja, perubahan tugas yang mendadak, atau target pekerjaan yang tidak realistis. 

Akibatnya, karyawan mungkin merasa bingung, kewalahan, hingga kehilangan semangat kerja.

Maka dari itu, komunikasi yang transparan serta penjelasan tentang peran dan tanggung jawab yang jelas sangat penting untuk mengurangi risiko stres pekerjaan.

6. Konflik dalam pekerjaan

Konflik dengan rekan kerja atau atasan adalah faktor lain yang dapat meningkatkan occupational stress

Perbedaan pendapat, persaingan yang tidak sehat, dan manajemen di tempat kerja yang buruk dapat menciptakan lingkungan kerja yang penuh dengan ketegangan. 

Jika konflik dalam pekerjaan tidak diselesaikan dengan baik, hal ini akan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental dan hubungan Anda dengan orang lain di tempat kerja.

7. Tidak cukup menerima apresiasi

Perasaan tidak dihargai atas usaha dan kontribusi yang diberikan juga dapat menjadi faktor lain pemicu stres dalam pekerjaan. 

Saat Anda merasa bahwa pekerjaan yang sudah dilakukan tidak mendapatkan pengakuan atau apresiasi dari atasan, Anda mungkin kehilangan motivasi dan semangat kerja. 

Penghargaan dalam bentuk pujian, bonus, atau kenaikan jabatan dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan dalam bekerja.

Stres kerja merupakan masalah yang umum terjadi. Namun, hal ini harus ditangani dengan baik karena bisa memicu efek negatif, seperti kelelahan dan berkurangnya motivasi kerja.

Untuk mengatasi stres dan burnout di tempat kerja, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, memberikan dukungan sosial, serta menjaga work-life balance.

Dengan memahami faktor pemicu stres pekerjaan, Anda akan lebih bisa mengambil langkah-langkah yang efektif dan diperlukan dalam mengelolanya.

Kesimpulan

  • Stres kerja atau occupational stres adalah kondisi stres yang disebabkan oleh tekanan emosional berlebihan akibat tuntutan pekerjaan.
  • Faktor-faktor yang menjadi pemicu stres kerja yakni beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja yang tidak nyaman, dan kurangnya dukungan sosial.
  • Apabila tidak ditangani dengan baik, stres kerja bisa berubah menjadi burnout syndrome yang menyebabkan hilangnya motivasi serta perasaan tidak berdaya dalam bekerja.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Work-related stress. (2023). healthdirect. Retrieved February 14, 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/work-related-stress

Work-related stress. (2023). NHS UK. Retrieved February 14, 2025, from https://www.nhs.uk/every-mind-matters/lifes-challenges/work-related-stress/

Work and stress. (2020). Mind. Retrieved February 14, 2025, from https://www.mind.org.uk/information-support/tips-for-everyday-living/how-to-be-mentally-healthy-at-work/work-and-stress/

Work-life balance. (2021). Mental Health Foundation. Retrieved February 14, 2025, from https://www.mentalhealth.org.uk/explore-mental-health/a-z-topics/work-life-balance

Abramson, A. (2022). Burnout and stress are everywhere. American Psychological Association. Retrieved February 14, 2025, from https://www.apa.org/monitor/2022/01/special-burnout-stress

Li, Z., Dai, J., Wu, N., Jia, Y., Gao, J., & Fu, H. (2019). Effect of long working hours on depression and mental well-being among employees in Shanghai: The role of having leisure hobbies. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(24), 4980. https://doi.org/10.3390/ijerph16244980

Quick, J., & Henderson, D. (2016). Occupational stress: Preventing suffering, enhancing wellbeing. International Journal of Environmental Research and Public Health, 13(5), 459. https://doi.org/10.3390/ijerph13050459

Versi Terbaru

24/02/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Tak Perlu Resign, Hadapi Rekan Kerja Toxic dengan Cara Ini

7 Tips untuk Ayah yang Bekerja di Rumah agar Tetap Produktif


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 6 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan