backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pentingnya Skrining Kesehatan Mental dan Cara Melakukannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 15/05/2024

Pentingnya Skrining Kesehatan Mental dan Cara Melakukannya

Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa skrining kesehatan mental cukup dilakukan ketika seseorang mulai mengalami gejala gangguan mental.

Padahal, sama halnya seperti pemeriksaan fisik secara rutin, skrining kesehatan jiwa sebaiknya dilakukan tanpa perlu menunggu kemunculan gejala.

Lantas, bagaimana cara melakukan skrining kesehatan mental? Perlukah Anda mendatangi psikolog atau psikiater? Simak ulasan berikut untuk jawabannya.

Manfaat skrining awal kesehatan mental

Tujuan utama dari skrining awal kesehatan mental adalah mendeteksi sedini mungkin sekaligus mengetahui risiko Anda untuk mengalami gangguan mental.

Hasil uji kesehatan jiwa dapat menunjukkan risiko Anda terhadap depresi, gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan masih banyak lagi.

Seperti masalah kesehatan pada umumnya, semakin dini gangguan mental dideteksi, semakin baik pula penanganan yang bisa diberikan oleh penyedia layanan kesehatan.

Dengan begitu, risiko komplikasi gangguan kesehatan mental, seperti penyalahgunaan obat-obatan, tindak kekerasan, hingga keinginan bunuh diri juga dapat diminimalkan.

Manfaat ini tentu saja tidak hanya dirasakan oleh pasien atau seseorang yang berisiko mengalami gangguan jiwa, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.

Siapa yang perlu melakukan skrining kesehatan mental?

emotional baggage

Setiap orang berhak menjalani skrining kesehatan jiwa sedini mungkin. Terlebih, beberapa gejala gangguan mental pada tahap awal sering kali tidak spesifik.

Namun, menurut laman MedlinePlus, berikut adalah beberapa kondisi yang membuat Anda perlu melakukan skrining kesehatan jiwa.

  • Makan atau tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Menarik diri dari orang-orang terdekat Anda dan aktivitas sehari-hari.
  • Mudah lelah, bahkan saat tidak melakukan apa-apa.
  • Punya riwayat keluarga dengan gangguan mental.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Timbul perasaan putus asa atau tidak berdaya.
  • Mudah bingung, lupa, gugup, marah, cemas, atau takut.
  • Timbul pikiran atau kenangan buruk yang tidak bisa disingkirkan.
  • Mendengar suara yang tidak didengar oleh orang lain.
  • Berpikir untuk menyakiti atau membunuh diri sendiri atau orang lain.

Selain itu, uji kesehatan mental sebaiknya juga dilakukan oleh seseorang yang mengalami ketergantungan rokok, obat-obatan, minuman beralkohol, dan judi.

Pelaksanaan skrining awal kesehatan jiwa

Tahap awal pemeriksaan kesehatan mental biasanya dilakukan dengan tanya-jawab seputar kondisi emosional Anda, termasuk nafsu makan, pola tidur, dan pengalaman buruk dalam hidup.

Selain itu, dokter atau psikolog biasanya juga bertanya tentang riwayat penggunaan obat-obatan dan kebiasaan Anda sehari-hari.

Berbagai pertanyaan tersebut bisa ditanyakan secara langsung maupun melalui pertanyaan tertulis.

Pastikan untuk menjawab semua pertanyaan dengan jujur, sebab jawaban Anda akan sangat berpengaruh dengan hasil diagnosis.

Setiap orang bisa menerima tes skrining yang berbeda, sesuai dengan gejala yang dirasakannya.

Selain itu, metode skrining yang dilakukan pada anak-anak tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Pada anak-anak, orang tua biasanya juga diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan.

Jika hasil skrining menunjukkan bahwa pasien berisiko tinggi atau sudah menunjukkan gejala gangguan mental, psikolog atau psikiater akan meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

Tujuan dari uji kesehatan jiwa lanjutan adalah mengetahui jenis gangguan mental yang dialami pasien dan menentukan perawatan terbaik.

Apakah skrining kesehatan mental secara mandiri valid?

Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini Anda bisa mencoba skrining kesehatan mental secara mandiri dan gratis melalui berbagai website.

Dalam skrining online, Anda akan diminta menjawab sejumlah pertanyaan. Setelah menjawab seluruh pertanyaan, Anda akan mendapatkan hasil seputar kondisi mental Anda.

Skrining kesehatan mental secara mandiri sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan. Namun, cara ini tidak bisa digunakan sebagai metode diagnosis.

Artinya, Anda tetap perlu pergi ke dokter atau psikolog untuk mengonfirmasi hasil skrining, terutama jika hasil skrining menunjukkan bahwa Anda berisiko mengalami gangguan mental tertentu.

Kesimpulan

  • Manfaat skrining awal kesehatan mental adalah mendeteksi gangguan jiwa sedini mungkin sekaligus mencari tahu seberapa besar risiko yang Anda miliki.
  • Semua orang berhak menjalani skrining gangguan jiwa. Namun, seseorang yang punya riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, mudah marah-marah, dan “dihantui” kenangan buruk sebaiknya segera melakukannya.
  • Skrining kesehatan mental tahap awal bisa dilakukan secara mandiri melalui berbagai website penyedia. Akan tetapi, Anda tetap harus memastikan hasil diagnosis ke psikolog atau psikiater.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 15/05/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan