backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Perbedaan Yoga dan Meditasi yang Perlu Anda Tahu

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Perbedaan Yoga dan Meditasi yang Perlu Anda Tahu

    Yoga dan meditasi sering disarankan sebagai salah satu cara melepas stres dan merilekskan tubuh. Selain memberi ketenangan, yoga dan meditasi juga dapat meningkatkan kebugaran. Keduanya kerap dilakukan sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Nah, banyak yang menganggap bahwa yoga dan meditasi sama, padahal terdapat perbedaan di antara keduanya.  

    Apa perbedaan yoga dan meditasi?

    Yoga merupakan olah tubuh yang berfokus pada kekuatan, fleksibilitas, dan teknik pernapasan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Praktik yoga berasal dari India dan sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. 

    Secara filosofi, yoga dianggap sebagai cara hidup yang bertujuan untuk menghilangkan rintangan dan penderitaan hidup demi mencapai tujuan spiritual tertinggi atau realisasi diri. Dengan melakukan yoga, diharapkan seseorang bisa lebih mawas diri dengan kondisi tubuhnya dan benar-benar sadar terhadap apa yang sedang terjadi pada momen tersebut.

    Komponen utama yoga adalah postur yang meliputi serangkaian gerakan yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas serta teknik pernapasan.

    Di sisi lain, meditasi tidak melibatkan latihan gerakan tubuh. Meditasi sendiri sebenarnya merupakan bagian dari yoga yang biasanya dilakukan setelah Anda selesai memperagakan serangkaian pose yoga.

    Sepanjang menjalani yoga, sistem saraf pusat melepaskan sinyal ke bagian motorik tubuh untuk mengkontraksikan otot. Dampaknya, beberapa orang merasakan tubuhnya bergetar usai olahraga. Meditasi pun dilakukan guna membuat tubuh stabil kembali.

    Selaras dengan yoga, meditasi akan meningkatkan proses realisasi diri serta membantu Anda melatih teknik pernapasan.

    Meditasi juga telah dipraktekkan sejak ribuan tahun lamanya. Awalnya, meditasi dimaksudkan untuk membantu memperdalam pemahaman tentang kehidupan. Saat ini, meditasi lebih banyak dilakukan untuk relaksasi dan mengurangi stres. 

    Yoga bisa menimbulkan risiko kesehatan untuk beberapa orang

    child pose

    Umumnya, yoga sangatlah aman bila dilakukan dengan benar di bawah bimbingan instruktur yang berkualifikasi. Meski demikian, yoga bisa menimbulkan risiko berupa cedera fisik pada orang-orang dengan kondisi tertentu, misalnya mereka yang sudah lanjut usia atau pasien yang memiliki penyakit tulang. 

    Lansia perlu berhati-hati ketika berlatih yoga. Sebab, menurut data dari National Institute of Health, tingkat cedera terkait yoga yang dirawat di UGD lebih tinggi pada orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas daripada orang-orang dewasa muda.

    Biasanya anggota tubuh yang terkena cedera adalah leher, bahu, tulang belakang, kaki, dan lutut. Cedera bisa disebabkan oleh peregangan berulang yang berlebihan.

    Sedangkan, pasien dengan osteoporosis mungkin berisiko mengalami cedera bila melakukan pose yang menekan fleksi tulang belakang. Pasien dengan penyakit spondylolisthesis juga tidak kalah berisiko.

    Selain itu, dari survei nasional besar peserta yoga di Australia, sekitar 20% di antaranya melaporkan pernah mengalami cedera. Biasanya cedera yang timbul setelah yoga adalah keseleo dan tegang. Bagian tubuh yang paling sering cedera dapat meliputi lutut atau kaki bagian bawah. 

    Memang, sebagian besar cedera yoga cenderung ringan dan pasien bisa pulih dengan baik setelahnya. Namun, ada pula beberapa orang yang mengalami cedera yang lebih signifikan dan mungkin belum pulih sepenuhnya. 

    Beberapa kondisi yang dilaporkan antara lain robekan tendon achilles, supraspinatus, dan peroneus brevis. Ada pula yang mengalami cedera fibrocartilaginous, termasuk tobelan pada bagian labrum pinggul dan bahu.

    Berbagai pose yoga juga belum tentu bisa dan boleh dilakukan oleh semua orang. Pose yoga yang berisiko tinggi mencakup headstand, shoulder stand, dan half lotus. Hal ini mungkin membuat pilihan pose yang dilakukan dalam yoga jadi terbatas, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi khusus.

    Aspek ini dapat menjadi perbedaan lain yang cukup mencolok di antara yoga dan meditasi. Lain dari yoga, meditasi dianggap lebih fleksibel dan bisa dilakukan oleh semua orang dengan aman.

    Untuk melakukan meditasi, Anda cukup duduk bersila selama beberapa menit dan mencoba memfokuskan energi dalam tubuh pada objek di sekitar Anda. 

    Meditasi tidak memerlukan gerakan badan atau pose seperti yang harus dilakukan pada latihan yoga. 

    Mana yang lebih baik untuk mengatasi stres, yoga atau meditasi?

    meditasi kundalini

    Terlepas dari perbedaan yang ada, yoga dan meditasi sama-sama bermanfaat dan saling terhubung satu sama lain. Melakukan kombinasi keduanya mungkin dapat memberikan efek yang optimal untuk kondisi Anda.

    Namun, bila Anda ingin mengatasi stres, cemas, atau beban mental lainnya, mungkin bermeditasi dapat memberikan solusi yang Anda cari. Meditasi dapat mengembalikan tubuh ke keadaan tenang setelah Anda mengalami respons fight-or-flight akibat stres. Teknik ini membantu mencegah efek negatif yang timbul pada tubuh. 

    Meski demikian, terkadang memang tak mudah memusatkan pikiran dan fokus saat bermeditasi. Oleh karena itu, bila Anda merasa sulit berkonsentrasi, Anda bisa melakukan yoga terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani meditasi.

    Bagi Anda yang baru mencoba yoga, Anda bisa mempraktekkan pose-pose yang lebih sederhana dan mudah untuk diikuti. Jika perlu, daftarkan diri Anda dalam kelas yoga bersama instruktur yang sudah berlisensi. 

    Tak perlu terburu-buru, mulailah yoga dengan perlahan. Bila nantinya keseimbangan dan kekuatan tubuh Anda telah meningkat, Anda bisa mulai mencoba melakukan pose yang lebih sulit.

    Untuk Anda yang memiliki kondisi khusus, misalnya sedang hamil, berusia lebih tua, atau penyakit yang berhubungan dengan tulang dan otot, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter guna memastikan keamanannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan