Solusi: Untuk Anda yang suka menunda pekerjaan karena terlalu sibuk merencanakan saja, cobalah tuangkan rencana itu jadi aksi yang nyata.
Sedikit demi sedikit ubahlah rencana Anda jadi kenyataan. Tetapkan tujuan dan target harian yang bisa Anda cicil selesaikan. Jangan terus terbawa imajinasi hingga ujungnya tak ada satu pun yang terealisasi dan hanya berujung wacana.
3. Si penghindar
Orang yang masuk tipe ini cenderung menunda pekerjaannya karena takut tidak bisa mengerjakannya. Di otaknya selalu ada pikiran “Bagaimana jika saya gagal?” atau “Bagaimana jika hasilnya jelek?”.
Akibatnya, mereka lebih memilih untuk menunda dengan menghindari pekerjaan tersebut ketimbang harus berhadapan dengan konsekuensi jika hasil tugasnya ternyata tidak maksimal.
Solusi: Jangan terfokus pada ketakutan dan hal-hal buruk yang bahkan belum tentu terjadi. Hal ini hanya akan membuat Anda semakin stres dan semakin menunda pekerjaan yang sudah menanti.
Jangan sekali-kali membiarkan pikiran negatif masuk ke otak. Anda harus percaya akan kemampuan diri sendiri. Kemudian, buatlah komitmen untuk mengerjakan apa pun tugas yang diberikan dengan maksimal.
Cari tahu bagaimana cara mengerjakan tugas yang ada di hadapan Anda ini, misalnya dengan membagi pekerjaan dari yang paling sulit dulu hingga ke paling mudah, atau sebaliknya. Kemudian, kerjakan perlahan-lahan hingga selesai.
Ingat saja bahwa pekerjaan tidak akan selesai jika Anda menghindarinya. Lebih baik salah daripada Anda mangkir dari tanggung jawab dan membuat orang lain jadi tak lagi percaya pada Anda. Jika bingung, minta bantuan orang lain untuk mengarahkan Anda.
4. Si pembuat masalah
Orang-orang di kategori ini biasaya suka menunda memulai pekerjaansampai mendekati batas tenggat waktunya (deadline), alias memegang teguh prinsip Sistem Kebut Semalam (SKS).
Mereka cenderung menikmati sensasi adrenalin ini di menit-menit terakhir. Bahkan, orang-orang tipe ini biasanya menyatakan bahwa dirinya lebih bergairah dan kreatif saat berada di bawah tekanan deadline yang semakin dekat.
Solusi: Bekerja terburu-buru tidak membuat hasilnya jadi lebih baik. Justru Anda jadi tidak akan punya waktu yang cukup untuk memeriksa hasilnya, atau memperbaikinya ketika salah.
Jika Anda memang hanya merasa terpacu di menit-menit terakhir, cobalah bagi waktu dengan lebih efisien. Selama fokus mengerjakan tugas tersebut, jauhkan semua benda yang bisa mengganggu Anda mulai dari gawai, televisi, dan lainnya.
Saat waktunya istirahat, tinggalkan semua pekerjaan secara total. Setelah itu, mulailah bekerja saat waktu menunjukkan bahwa Anda perlu kembali.
5. Si penentang
Si penentang adalah orang yang suka menunda pekerjaan karena tidak mau mematuhi tenggat waktu dan ketentuan yang seharusnya. Dengan kata lain, Anda justru cenderung membangkang dan bekerja semaunya sendiri.
Solusi: Belajarlah untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan pada Anda. Ingat-ingat bagaimana awalnya Anda bisa dipercaya oleh orang lain untuk mengerjakan tugas ini.
Pertimbangkan konsekuensinya jika Anda mau terus menentang si pemberi pekerjaan. Jangan abaikan efek melakukan hal ini pada hubungan jangka pendek dan panjang Anda dengan si pemberi pekerjaan.
6. Si multitasker
Orang yang termasuk multitasker cenderung menunda pekerjaan karena memang tugas yang harus dikerjakan terlalu banyak. Ia tidak tahu dan kebingungan mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang sungkan menolak pekerjaan ekstra, padahal yang ia punya pun masih belum terselesaikan.
Solusi: Anda wajib tahu prioritas Anda sendiri, dan jangan mau jadi orang yang tidak enakan. Belajarlah untuk mengatakan tidak jika Anda sekiranya memang tidak mampu menyelesaikannya. Jangan memforsir diri sendiri untuk bekerja di luar batas toleransi tubuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar