backup og meta

Spotlight Effect

Spotlight Effect

Apakah Anda sering merasa cemas karena beranggapan bahwa orang-orang di sekitar Anda sangat memperhatikan Anda? Jika ya, ini bisa menjadi pertanda dari fenomena psikologis yang disebut spotlight effect atau efek sorotan.

Apa yang menyebabkan efek sorotan? Adakah cara untuk mengatasinya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.

Apa itu spotlight effect?

Spotlight effect adalah kecenderungan seseorang untuk berpikir bahwa orang lain memperhatikannya lebih daripada kenyataannya.

Disebut juga sebagai efek sorotan, kecenderungan ini membuat Anda melebih-lebihkan sejauh mana orang lain memperhatikan Anda.

Mungkin memang ada beberapa orang yang benar-benar memperhatikan penampilan, tingkah laku, atau gerak-gerik Anda.

Akan tetapi, jumlahnya tidak sebanyak yang Anda pikirkan karena setiap orang memiliki kesibukan dan pikiran masing-masing.

Efek sorotan memang tidak termasuk sebagai gangguan mental. Akan tetapi, kondisi ini bisa memengaruhi kondisi mental atau terjadi secara bersamaan dengan gangguan mental tertentu.

Pasalnya, Anda mungkin menghabiskan waktu untuk mencari-cari kesalahan pada diri sendiri yang mungkin sebenarnya tidak ada karena khawatir orang lain akan melihatnya.

Penyebab spotlight effect

kecerdasan emosional di tempat kerja

Spotlight effect kerap dikaitkan dengan egocentric bias (bias egosentris). Ini adalah kondisi saat seseorang berpikir bahwa pemikirannya adalah yang paling benar.

Beberapa orang bahkan bisa merasa paling benar sendiri sehingga beranggapan bahwa orang lain akan memiliki sudut pandang yang sama.

Nyatanya, sudut pandang cenderung terbentuk dari pengalaman hidup setiap orang. Artinya, setiap orang bisa memiliki sudut pandang yang berbeda-beda.

Maraknya penggunaan media sosial juga dinilai mendukung kemunculan spotlight effect pada diri seseorang.

Contohnya, sebagian dari Anda mungkin menganggap bahwa tanda likes adalah gambaran bahwa seseorang benar-benar memperhatikan Anda.

Padahal, orang lain mungkin hanya sedang menggulirkan layarnya dengan santai dan meninggalkan tanda hati pada setiap unggahan tanpa benar-benar memperhatikan konten tersebut.

Dampak egocentric bias dan spotlight effect

Menaruh perhatian lebih pada penampilan dan perilaku demi mendapatkan penilaian yang baik dari orang lain sebenarnya bukanlah hal yang salah.

Akan tetapi, berikut adalah sejumlah dampak yang mungkin muncul jika Anda terjebak di dalam egocentric bias dan spotlight effect.

1. Penurunan produktivitas

Karena terlalu fokus dengan hal-hal yang mungkin dipikirkan orang lain, Anda mungkin menjadi kurang fokus pada hal yang lebih penting.

Sebagai contoh, Anda mungkin berpikir bahwa seseorang menilai buruk pakaian yang Anda kenakan ke kantor.

Alhasil, Anda akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperhatikan penampilan alih-alih fokus dengan pekerjaan di kantor.

2. Peningkatan risiko gangguan mental

Dalam jangka panjang, spotlight effect dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko gangguan mental, seperti gangguan kecemasan atau isolasi sosial.

Laman Houston Methodist pun menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami gangguan kecemasan bisa mengalami masalah fisik, seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan penurunan nafsu makan.

Dampak dari spotlight effect mungkin menjadi lebih buruk ketika seseorang yang mengalaminya juga memiliki gangguan kecemasan atau kondisi mental lainnya.

Bagaimana cara menyembuhkan efek sorotan?

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi spotlight effect dan menghindari risiko yang menyertainya.

1. Ingatkan diri sendiri bahwa setiap orang punya kesibukan

Seperti diri Anda, orang lain mungkin lebih sibuk dengan dirinya sendiri. Artinya, mereka mungkin tidak memberikan perhatian pada diri Anda sebanyak yang Anda pikirkan.

Ketika Anda membuat kesalahan atau tampil berbeda, orang lain mungkin memang memperhatikannya. Akan tetapi, mereka akan segera melupakannya karena sibuk dengan pikirannya sendiri.

2. Minta pendapat orang lain

tanda people pleaser

Daripada menerka-nerka tentang apa yang orang lain pikirkan tentang Anda, cobalah menanyakannya secara langsung.

Meski beberapa pendapat mungkin terdengar pedas, Anda bisa merasa lebih tenang karena sudah mendengarnya.

Sebagai contoh, jika Anda merasa salah kostum saat datang ke pesta, tanyakan pada teman Anda apakah pakaian tersebut berlebihan. Bisa jadi hanya kekhawatiran pribadi saja.

3. Belajar untuk lebih santai

Ketika melakukan kesalahan atau hal yang memalukan, cobalah untuk bersikap lebih santai. Ingatlah bahwa kesalahan itu wajar dan menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, bukan hanya Anda.

Terkadang, Anda juga perlu menerima kritikan sebagai pendapat pribadi orang lain yang tidak harus selalu Anda turuti. Dengan begitu, spotlight effect bisa perlahan berkurang.

4. Lebih fokus pada diri sendiri

Alih-alih memikirkan penilaian orang lain yang setiap harinya bisa berbeda, cobalah fokus pada diri sendiri.

Cobalah memahami diri sendiri dengan cara mendalami minat Anda, gaya berpakaian yang membuat Anda percaya diri, dan hal lainnya yang Anda rasa perlu.

Selain itu, jangan lupa menerima kekurangan pada diri Anda. Cara ini akan membantu Anda menghilangkan kecemasan berlebih karena penilaian orang lain.

Bagaimana jika berbagai cara tersebut tidak mengatasi efek sorotan yang Anda lami? Jika semua ini membuat Anda kewalahan, jangan ragu untuk meminta bantuan dari tenaga mental profesional seperti psikolog.

Psikolog dapat membantu Anda mengurai akar masalah yang menimbulkan spotlight effect tersebut sehingga Anda bisa menemukan jalan untuk mengatasinya.

Kesimpulan

  • Spotlight effect syndrome adalah kecenderungan seseorang untuk berpikir bahwa orang lain memperhatikannya lebih daripada kenyataannya.
  • Efek sorotan erat kaitannya dengan egocentric bias. Kondisi ini juga dinilai lebih mudah dialami oleh seseorang yang aktif menggunakan media sosial.
  • Spotlight effect dapat menurunkan produktivitas dan berdampak buruk terhadap kesehatan mental.
  • Beberapa cara untuk mengatasinya adalah mengingatkan diri sendiri bahwa setiap orang punya kesibukan, meminta pendapat orang lain, belajar lebih santai terhadap kritikan, dan lebih fokus pada diri sendiri.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to stop worrying and end anxious thoughts. (2024, August 2). HelpGuide.org. Retrieved 26 November 2024, from https://www.helpguide.org/mental-health/anxiety/how-to-stop-worrying

When Overthinking becomes a problem & what you can do about it. (n.d.). Retrieved 26 November 2024, from https://www.houstonmethodist.org/blog/articles/2021/apr/when-overthinking-becomes-a-problem-and-what-you-can-do-about-it/

Samuel, S., Frohnwieser, A., Lurz, R., & Clayton, N. S. (2020). Reduced egocentric bias when perspective-taking compared with working from rules. Quarterly Journal of Experimental Psychology73(9), 1368-1381. Retrieved 26 November 2024, from https://doi.org/10.1177/1747021820916707

Siagian, R., A., V. (2022). Pengaruh spotlight effect terhadap pengguna media sosial. Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara. Retrieved 26 November 2024, from https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1066-pengaruh-spotlight-effect-terhadap-pengguna-media-sosial

Versi Terbaru

05/12/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Gloria Permata Usodo

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Menertawakan Diri Sendiri Ternyata Banyak Manfaatnya, Lho! Apa Saja?

7 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Lebih Bahagia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Gloria Permata Usodo

General Practitioner · Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie Wijaya


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 7 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan